Sebenarnya, banyak fans yang tidak setuju bagaimana kemudian novel The Hobbit dihadirkan dalam sebuah trilogi film. Namun, yang terjadi hal tersebut tetap muncul di mana triloginya sendiri hadir sejak 2012 hingga 2014. Karena dalam ceritanya sendiri tidak banyak hal yang bisa digali, Peter Jackson kemudian memutuskan untuk menghadirkan berbagai karakter lain seperti Legolas.

Karakter yang diperankan oleh Orlando Bloom ini muncul dalam seluruh trilogi filmnya. Kemunculan sosok Legolas ini menjadi salah satu hal orisinal yang Peter Jackson munculkan di filmnya. Pasalnya, Legolas sama sekali tidak muncul di novelnya. Namun, karena Orlando Bloom bertambah usianya, sedangkan para elf tidak bertambah tua, akhirnya mereka menggunakan bantuan digital.

Teknologi de-aging pun akhirnya digunakan untuk membuat Legolas nampak muda. Meskipun penggunaan teknologi de-aging ini tidak buruk, namun tidak sedikit para fans yang merasa bahwa efek visual yang digunakan tersebut terasa aneh. Akibatnya, penampilan dari karakter Legoas sendiri kurang begitu apik jika dibandingkan dengan kemunculannya di trilogi Lord of the Rings.

Film ini disutradarai oleh Mel Gibson, yang juga dikenal atas karyanya dalam film-film seperti Braveheart dan Apocalypto. Sementara itu, Andrew Garfield memerankan peran utama sebagai Desmond Doss, dan juga menampilkan aktor-aktor terkenal lainnya seperti Vince Vaughn, Sam Worthington, dan Teresa Palmer. Hacksaw Ridge mengisahkan kisah nyata Desmond Doss, seorang Adventis Hari Ketujuh yang menjadi petugas medis selama Perang Dunia II.

Tetapi menariknya, Desmond Doss sama sekali tidak ingin membawa senjata ke medan tempur. Meskipun diterpa dengan tekanan dari rekan-rekannya dan atasan militer, Doss menolak untuk melanggar keyakinan agamanya yang melarang membunuh. Film ini mengikuti perjalanan Desmond Doss dari masa kecilnya di pedesaan Virginia hingga menjadi petugas medis di medan perang.

Doss menghadapi banyak hambatan dalam pelatihan militer dan di medan pertempuran, termasuk ketidakpercayaan dari sesama tentara dan pengawasan ketat dari atasan militernya. Film yang dirilis pada tahun 2016 ini memang mendapatkan ulasan yang positif dengan durasi filmnya yang mencapai 2 jam 19 menit, tidak terlalu lama untuk sebuah film perang. Film perang ini memiliki rating 8.1 di IMDB.

Film aksi yang rilis pada era 1980an selain Cobra. Film Commando menceritakan tentang seorang prajurit pasukan khusus yang berusaha menyelamatkan putrinya yang diculik. Diperankan oleh Vernon Wells, sosok villain bernama Bennett merupakan mantan rekan dari John Matrix yang diperankan oleh Arnold Schwarzengger sekaligus menjadi sosok yang menculik putri dari Matrix.

Hal tersebut membuat Matrix marah besar karena sudah menculik putrinya dan dia pun kemudian membalas dendam kepada semua mantan rekan-rekannya. Film Commando pun berhasil membuktikan jika Schwarzenegger dapat memerankan karakter “umum” dan tidak harus memerankan karakter yang pendiam layaknya sebuah robot seperti kebanyakan peran yang dimilikinya.

Film Commando sendiri bahkan sukses besar di tahun 80an dan menjadi batu loncatan bagi Schwarzenegger di industri film. Selama 90 menit filmnya para penonton akan disuguhkan adegan menegangkan dan penuh aksi mulai momen John Maitrix mengetahui anaknya diculik, persiapan untuk menyelamatkan anaknya, hingga momen puncak di mana Matrix bertempur sendirian menghadapi pasukan Bennet.

Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Lisa Genova, yang diterbitkan pada tahun 2007. Novel tersebut menggambarkan pengalaman seorang profesor linguistik. Julianne Moore memerankan peran utama sebagai Alice Howland. Still Alice mengisahkan tentang Alice Howland, seorang profesor linguistik yang sukses dan terhormat di universitas terkemuka.

Hidup Alice tampaknya sempurna dengan karier yang cemerlang, suami yang setia (diperankan oleh Alec Baldwin), dan tiga anak yang mapan. Namun kehidupan Alice berubah secara drastis ketika dia mulai mengalami gejala yang mengkhawatirkannya, seperti kehilangan ingatan yang tiba-tiba dan kebingungan. Setelah menjalani serangkaian tes medis, Alice didiagnosis menderita penyakit Alzheimer, sebuah penyakit neurodegeneratif yang mengancam kehidupannya dan mengubah segalanya.

Film ini menggambarkan perjuangan Alice dalam menghadapi penyakitnya yang semakin memburuk, sementara dia juga berusaha menjaga keseimbangan antara hidup pribadi, karier, dan hubungannya dengan keluarga yang semakin rumit. Alih-alih menyerah pada penyakitnya, Alice mencoba untuk memahami dan menerima kondisinya, sambil berjuang untuk membuat kenangan-kenangan pentingnya tetap hidup meskipun ingatannya memudar. Film ini juga bernasib sama dengan Annie dan Fury.

Furiosa: A Mad Max Saga masih berada di semesta yang sama dengan Mad Max. Karena itulah filmnya diberi judul “Mad Max Saga”. Namun kali ini, kita akan disuguhkan dengan cerita yang berfokus kepada seorang karakter Imperator Furiosa. Buat Geeks yang belum tahu, Furiosa sebelumnya muncul di Mad Max: Fury Road, dan menjadi sekutu bagi sang karakter utama, Max Rockatansky. Tetapi filmnya justru akan menghadirkan Furiosa versi muda, dan kita disuguhkan dengan cerita asal-usulnya.

Furiosa: A Mad Max Saga akan membintangi beberapa nama seperti Anya Taylor-Joy. Selain membintangi Anya Taylor-Joy, filmnya juga membintangi beberapa nama lain seperti Chris Hemsworth, Tom Burke, dan Daniel Webber. Khusus untuk Hemsworth, dia akan berperan sebagai villain bernama Warlord Dementus. Karakternya tampil mencolok di mana dia tampak mengenakan jubah putih panjang yang mengayun di atas bahunya.

Filmnya pun bakal mengambil latar 45 tahun setelah peradaban manusia runtuh, dan Furiosa muda kemudian diculik dari rumahnya. Tentunya Furiosa akan berusaha sekuat tenaga untuk dapat kembali ke rumahnya, namun itu bukan perkara mudah. Karena menjadi prekuel dari Mad Max: Fury Road, maka film ini tidak akan menampilkan Tom Hardy maupun Charlize Theron sebagai pemeran utama.