Baru-baru ini, terungkap tentang budget film Ant-Man 3 yang ternyata membengkak. Ant-Man and the Wasp: Quantumania alias Ant-Man 3 menjadi salah satu film tergagal MCU, setelah film tersebut kurang laku dan mendapat ulasan buruk saat perilisannya di tahun 2023. Nah, sebuah laporan terbaru mengungkapkan bahwa ternyata film Ant-Man 3 mengalami kerugian yang jauh lebih besar lagi dari yang sebelumnya diperkirakan.

Laporan terbaru dari Forbes menyebutkan bahwa film Ant-Man 3 menghabiskan banyak uang untuk pasca-produksinya di Inggris, dengan total $131,9 juta saat berada di sana. Dengan begitu, total budget film Ant-Man 3 menjadi $326,6 juta, menjadikan film ini salah satu yang paling mahal dalam sejarah Marvel. Biaya pasca-produksi tambahan membuat anggaran menjadi 63,3% lebih besar dari yang awalnya dilaporkan. Dan yang harus dicatat bahwa budget di atas belum termasuk biaya marketing filmnya.

Ant-Man 3 menjadi film pertama dari Phase 5 MCU. Film ini hanya menghasilkan pendapatan sebesar $476 juta di seluruh dunia setelah dirilis pada bulan Februari yang lalu. Ant-Man 3 mengalami penurunan paling buruk dari minggu ke minggu dalam sejarah box-office MCU pada saat itu. Keterpurukan MCU juga berlanjut dalam film The Marvels yang rilis akhir tahun 2023 kemarin. Film tersebut menjadi film MCU dengan pendapatan terburuk karena hanya meraup $200 juta saja.

Ant-Man 3 sendiri mendapatkan ulasan yang negatif, dengan skor 46% di Rotten Tomatoes, salah satu yang terburuk untuk film MCU, dan menerima beberapa nominasi Golden Raspberry Award. Salah satu hal yang sedikit dipuji adalah penampilan Jonathan Majors sebagai supervillain Kang the Conqueror, dengan karakter Majors yang diposisikan sebagai Thanos baru di MCU.

Namun, relevansi Quantumania dipertanyakan setelah Marvel memecat Majors pada Desember lalu setelah dihukum atas kasus penyerangan dan pelecehan. Sebelum Quantumania tayang perdana, film ini juga sempat mengalami masalah di proses produksinya, dengan bintang Katy O’Brian mengungkapkan perubahan naskah yang terjadi secara mendadak menjelang akhir, dan mengeluhkan lingkungan di lokasi syuting. Namun, O’Brian bersikeras rekan kerjanya luar biasa untuk bekerja sama, membuat pengalaman itu agak berharga. Film ini memang melakukan syuting di tengah-tengah pandemi di Inggris.

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/