Vivi adalah putri dari kerajaan Alabasta. Dia menjadi pemimpin kerajaan tersebut menggantikan ayahnya. Dalam arc Alabasta, Vivi jadi salah satu karakter penting yang membantu Luffy mengalahkan Crocodile dan mengembalikan kedamaian di kerajaan tersebut. Vivi sendiri sebenarnya sangat ingin bergabung dengan Luffy untuk berpetualang, namun pada akhirnya dia menolak dengan alasan dia lebih memilih mengembalikan kerajaannya ke situasi semula.

Meskipun begitu, sebenarnya dia sendiri sudah dianggap sebagai kru Topi Jerami. Berdasarkan Vivre Card, Vivi adalah anggota yang spesial. Karena, Vivi dan Luffy serta yang lainnya masih tetap berhubungan meskipun mereka sudah lama tidak bertemu. Vivi bahkan sudah paham setiap apa yang dilakukan oleh Luffy. Banyak teori yang kemudian menyebutkan bahwa Vivi akan kembali bergabung dengan Luffy pasca Wano.

Ada beberapa poin penting yang mendukung spekulasinya, pertama adalah kabar/berita. Kelompok Topi Jerami di Wano tidak memiliki cara untuk bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Kabar mengenai apa yang terjadi di momen Reverie pun sepertinya belum dia ketahui. Hanya ada beberapa orang yang mungkin sudah mengetahui kabarnya, yaitu Nekomamushi, Izo, Marco, Kaido, dan Big Mom serta X Drake.

Besar kemungkinan setelah pertempuran selesai, barulah Marco, Izo, atau Nekomamushi akan memberi tahu apa yang terjadi di luar kepada Luffy dan kelompoknya. Kabar apa yang akan disampaikan? Seperti yang disampaikan oleh surat kabar Morgan, ada 3 momen besar yang terjadi saat Reverie terjadi. Pertama, terdapat kabar mengenai kematian seseorang yang penting.

Kedua, terdapat keputusan di mana sistem Shichibukai dihancurkan. Dan terakhir adalah kematian yang terjadi diakibatkan oleh sebuah kejadian pembunuhan. Kemunculan salah satu agen Pemerintah Dunia di kantor surat kabar Morgan, memberikan petunjuk mengenai adanya upaya untuk menutupi sebuah cerita atau peristiwa yang terjadi – dari salah satu momen tersebut.

https://www.opfanpage.com/wp-content/uploads/2020/08/397706fcb6a4a60ab0cfb44faea991d1fec27975r1-906-1300v2_hq.jpgYang menarik juga adalah terdapat sebuah berita besar yang memiliki kaitan dengan Sabo. Seluruh Pasukan Revolusi panik dan khawatir dengan kondisi Sabo. Terdapat 2 kemungkinan yang terjadi dengan Sabo. Pertama, Sabo berhasil ditangkap dan kemudian ditahan di Mary Geoise. Kedua Sabo menghilang di tengah peristiwa dan kemudian mendapatkan kabar miring.

Para fans sendiri kemudian muncul dengan kemungkinan lainnya tentang Sabo, yaitu kemungkinan dia difitnah atas sebuah kasus yang terjadi. Jika diperhatikan, para pasukan Revolusi sebenarnya lebih khawatir terhadap apa yang terjadi atau apa yang diberitakan mengenai Sabo. Hal inilah yang membuat Dragon panik, karena mungkin menurutnya fitnah tersebut bisa merusak citra Pasukan Revolusi.

Upaya Pembunuhan Yang Gagal

Menurut Garp, sebelumnya telah terjadi sesuatu di kerajaan Alabasta, rumah dari Nefertari Vivi. Ada kemungkinan bahwa pihak Pemerintah Dunia mencoba untuk membuat sebuah skenario besar. Seperti yang diperlihatkan di chapter 908, Gorosei memang mengakui keluarga Nefertari sebagai salah satu dari 20 kerajaan yang membangun Pemerintah Dunia. Namun, mereka menganggap keluarga Nefertari sebagai pengkhianat.

Kita masih belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, apa yang membuat Gorosei kemudian berpikir bahwa keluarga Nefertari adalah pengkhianat. Bisa jadi, sebenarnya rasa tidak percaya tersebut sudah muncul selama ratusan tahun. Salah satu Gorosei sempat menyinggung tentang pembersihan besar-besaran (great cleansing) yang bisa diartikan sebagai pembunuhan massal.

Ini menjadi petunjuk bahwa Pemerintah Dunia merencanakan untuk menghabisi sekelompok orang – atau negara – dari sejarah. Pertanyaanya, siapa targetnya? Di chapter 908 tersebut kita melihat bagaimana Im merusak foto dari Blackbeard, Luffy, Shirahoshi, dan satu foto yang masih utuh adalah foto Nefertari Vivi. Bisa jadi, dari keempat “target” tersebut Vivi adalah incaran yang pertama.

Hal ini bisa jadi ada kaitannya dengan apa yang terjadi dengan peristiwa penyerangan di Alabasta saat Reverie. Jadi, penyerangan di Alabasta tersebut kemungkinan adalah upaya untuk menghancurkan kerajaan Alabasta, dan membunuh Nefertari Cobra dan Vivi. Upaya tersebut kemungkinan gagal, yang mana justru menimbulkan kematian dari Cobra.

Mereka berusaha untuk membunuh Cobra dan kemudian mengkambing hitamkan Sabo untuk hal tersebut. Namun, Sabo justru kabur bersama dengan Vivi. Pihak Pemerintah Dunia tidak mau kabar ini tersebar ke seluruh dunia, karena itulah kemungkinan mereka mengirim agen mereka untuk membungkam kabar yang diungkapkan oleh surat kabar Morgan.

Jika memang Sabo tewas atau tertangkap, rasanya Pemerintah Dunia tidak akan repot-repot menyuruh orang untuk meminta Morgan menghapus ceritanya. Setelah apa yang terjadi, Vivi mungkin akan melepas statusnya sebagai pemimpin atau putri dari kerajaan Alabasta. Dan ketika hal itu terjadi, dia akan mengumumkan dirinya sebagai bajak laut. Dan tentunya dia akan juga memiliki nilai buruan.

Dan dari sana, fakta mengenai apa yang terjadi pada kejadian di Alabasta mungkin akan terungkap. Pasukan Revolusi mungkin juga akan merekrut Vivi dan kemudian melatihny, seperti yang dilakukan terhadap Nico Robin. Namun, semuanya hanya sebentar saja sampai kemudian dia kembali bergabung dengan Luffy setelah Wano selesai.

Peran Vivi

Jika kemudian Vivi kembali bergabung dengan kelompok Topi Jerami, apa kemungkinan peran yang akan dia ambil atau apa perannya di kelompok tersebut? Kemungkinan Vivi akan menjadi ahli strategi/ pembuat strategi/ negosiator/ atau penasehat politik. Seperti yang selama ini diperlihatkan di ceritanya, para bajak laut di seri One Piece berbeda dengan apa yang diperlihatkan di dunia nyata.

Mereka memiliki pasukan, wilayah kekuasaan, pengaruh politik, pengaruh terhadap pasukan lain, dan masih banyak lainnya. Vivi adalah sosok yang pengalaman dengan semua hal itu, dan dengan kemampuan yang dia miliki bukan tidak mungkin kelompok Topi Jerami akan mampu melampaui apa yang diraih atau di capai oleh kelompok Gol D. Roger.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.