Menyambut perilisan film terbaru One Piece Film: Red pada 6 Agustus mendatang, kanal resmi One Piece merilis video dengan judul UTA Diary. Micro-series ini menghadirkan sebuah cerita tentang sosok Uta yang dibungkus secara menarik. Uta seolah-olah berbicara kepada para fansnya melalui Denden Mushi. Dia menceritakan sedikit tentang sosoknya dan juga rencananya mengenai konser yang akan datang.

Sekilas tidak ada yang aneh dari apa yang Uta ceritakan, di mana justru semuanya terdengar menyenangkan. Namun, jika Geeks perhatikan ada sesuatu yang mengerikan. Uta mengalami kesedihan dan masalah serta rasa sakit akibat para bajak laut. Karena itulah, Uta kemudian berusaha untuk menolong orang-orang untuk keluar dari rasa frustasi tersebut melalui nyanyiannya.

BACA JUGA: Mengejutkan, Kru Crocodile Punya Koneksi dengan Wano?

Harapan Uta untuk bisa keluar dari realita yang mengerikan tersebut awalnya terdengar tidak buruk. Namun, kembali, jika kita perhatian apa yang Uta harapkan tersebut seolah terdengar jahat karena dia ingin membangun sebuah utopia yang mungkin tidak akan pernah terwujud. Faktor utama yang membuat Uta melakukan hal tersebut adalah masa lalunya.

Dalam video tersebut, Uta tidak memberikan gambaran spesifik apa pun mengenai masa lalu tersebut. Namun, secara garis besarnya dia menyampaikan apa yang dia rasakan ketika harus tumbuh dewasa. Uta menggambarkan masa kecilnya sebagai masa di mana dia mendapatkan perlindungan dan tidak tahu banyak tentang masalah yang bajak laut bawa ke seluruh dunia.

BACA JUGA: One Piece: Berbagai Misteri Gantung Gol D. Roger!

Ketika Uta kemudian mengetahui fakta yang sesungguhnya, tidak ada yang mampu untuk menenangkannya. Baginya, bajak laut adalah sumber dari semua masalah, kesedihan, dan penderitaan yang dia alami. Semua hal tersebut bisa jadi ada kaitannya dengan tragedi di Elegia, tempat yang menjadi lokasi konser Uta. Dia benar-benar tertekan,dan menyanyi adalah satu-satunya cara agar dia bisa tenang.

KE HALAMAN 2

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.