Chapter 1044 dari seri manga One Piece benar-benar menjadi topik perbincangan hangat di kalangan fans selama satu pekan kemarin. Bahkan, chapter tersebut pun menjadi perbincangan hangat bukan hanya di kalangan para fans One Piece melainkan juga di luar pecinta serinya. Di media sosial, chapter ini bertengger menjadi salah satu topik yang banyak dibahas.

Hal tersebut rasanya wajar mengingat Eiichiro Oda menghadirkan sesuatu yang sangat luar biasa, yang menggemparkan seluruh penggemar One Piece. Seperti yang dihadirkan dalam chapternya, kita dihadirkan dengan berbagai fakta mengejutkan yang sangat luar biasa. Misalnya, ternyata nama asli buah iblis Luffy bukanlah Gomu Gomu melainkan Hito Hito no Mi, Model: Nika.

Kemudian, buah iblis Luffy ternyata menjadi target dari Pemerintah Dunia selama 800 tahun terakhir. Mereka mengincar buah iblis tersebut sejak lama, namun upaya yang mereka lakukan selalu gagal. Menurut mereka, buah iblis tersebut seolah berusaha kabur saat berusaha untuk diambil, yang mana hal tersebut ternyata mungkin terjadi karena buah iblis Zoan memiliki pikirannya sendiri.

Dengan disuguhkannya dua fakta di atas, rasanya memang wajar jika kemudian chapter 1044 menjadi perbincangan panas para fans. Karena, ini artinya selama 25 tahun terakhir Oda Sensei berhasil “mengelabui” para fansnya dengan menghadirkan informasi yang berbeda. Tetapi, di sisi lain, hal ini pun memunculkan perdebatan di kalangan para fans.

Sebagian fans berpendapat bahwa pihak Pemerintah Dunia sebenarnya tidak mengincar nyawa Luffy karena buah iblisnya. Mereka hanya ingin menangkap Luffy, dan mungkin melakukan berbagai percobaan dan hal mengerikan lainnya seperti yang pernah mereka lakukan terhadap Kaido atau pun King. Namun, meskipun pendapat tersebut tidaklah salah, ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan.

Pertama, seri One Piece sudah berjalan kurang lebih 25 tahun dalam waktu dunia nyata dan baru 2,5 tahun dalam ceritanya. Kemungkinan, 80% waktu dari 2,5 tahun tersebut (kurang lebih 2 tahun) dihabiskan saat time-skip. Pemerintah Dunia tidak mengetahui informasi pasti mengenai keberadaan Luffy, atau bahkan mereka tidak tahu apakah Luffy sudah mati atau masih hidup.

Sebagian besar waktu yang berjalan (kurang lebih 6 bulan) dihabiskan di lautan, dan tanpa vivre card. Luffy bisa saja berada di mana pun saat itu, dan akan sangat sulit untuk mengetahui keberadaan seseorang di laut tanpa keberadaan vivre card. Poin kedua adalah Gorosei mungkin tidak atau belum mengetahui sosok Luffy sampai apa yang terjadi di Alabasta.

Setelah arc Alabasta, kita kemudian disuguhkan arc Skypiea, yang mana dengan keberadaan pulau langit yang misterius, lagi-lagi Gorosei tidak tahu di mana keberadaan Luffy dan krunya saat itu. Cerita kemudian bergeser ke Water 7 Saga. Saat itu, kita melihat bahwa target Pemerintah Dunia adalah Nico Robin dan bukan Luffy.

Mereka pun sebenarnya tidak memerintahkan Aokiji untuk menangkap Robin. Aokiji hanya sedang berjalan-jalan dan mungkin tahu keberadaan Robin. Intinya, hal tersebut hanyalah sebuah ketidak sengajaan. CP-9 yang memiliki tugas untuk menangkap Robin, dan juga mendapatkan cetak biru dari salah satu senjata kuno, Pluton.

Setelah Enies Lobby, Pemerintah Dunia menghadapi sesuatu yang besar dengan Blackbeard yang berhasil menangkap Ace. Jadi, mulai pada momen itu, ada banyak kejadian yang jauh lebih besar dari Luffy muncul yang menyita perhatian Pemerintah Dunia. Semua itu terus berlanjut sampai sebelum time-skip terjadi. Arc Marineford sendiri kemungkinan hanya terjadi 1-2 hari di cerita one Piece, atau mungkin kurang dari satu hari.

Hal tersebut menjadi salah satu poin penting, karena pihak Pemerintah Dunia sebelumnya tidak pernah tahu bahwa buah iblis Gomu Gomu merupakan buah iblis yang dimiliki oleh Luffy sampai kemudian peristiwa di Marineford terjadi. Selama ini, Pemerintah Dunia berusaha menyembunyikan informasi dan keberadaan buah iblis Nika sejak ratusan tahun,

Dan dari apa yang dihadirkan dalam ceritanya, Gomu Gomu sering dianggap sebagai buah iblis yang underrated meskipun kekuatannya luar biasa. Selain itu, pihak Gorosei pun sebelumnya sama sekali belum pernah menyebut atau mereferensikan buah iblis Gomu Gomu sampai di chapter 1028 kemarin.

Berdasarkan hal tersebut, wajar jika kemudian pihak angkatan laut tidak tahu bahwa buah iblis tersebut penting dan mereka yang pernah bertemu Luffy hanya beranggapan bahwa Luffy adalah sosok yang kuat dan berbahaya karena dia merupakan cucu Garp dan anak dari Dragon. Hal ini diperlihatkan ketika Sakazuki hendak menghentikan Luffy yang dibawa pergi oleh Jinbe. Alasan Sakazuki saat itu adalah dia adalah anak Dragon, dan bukan karena dia tahu Luffy memiliki buah iblis penting.

Lagipula, jika kemudian Gorosei selama ini berusaha untuk menutupi jejak tentang dahsyatnya buah iblis Luffy, untuk apa mereka memerintahkan angkatan laut untuk mengejar buah iblis yang saat itu dianggap sebagai buah iblis yang biasa saja. Logikanya, upaya Gorosei selama 800 tahun untuk menutupi fakta tersebut akan sirna.

Selama 800 tahun, belum ada yang berhasil membangkitkan kekuatan Gomu Gomu no Mi. Sehingga, wajar jika kemudian Gorosei meremehkan atau tidak terlalu memperhitungkan kemampuan Luffy sampai kemudian berbagai hal epik terjadi yang membuat mereka akhirnya tersadar bahwa Luffy bisa menjadi ancaman besar.

Banyak juga fans yang mengkritik bahwa Luffy menjadi seperti sekarang karena buah iblis yang dia konsumsi adalah buah iblis dewa, buah iblis yang spesial. Seperti yang disebutkan di artikel sebelumnya, buah iblis Luffy memang buah iblis yang spesial dan hal tersebut memang harus diakui. Tetapi, bukan buah iblisnya yang membuat Luffy kuat.

Semua itu berkat kerja keras dan latihan yang dilakukan oleh Luffy. Semua peningkatan kekuatan yang dialami oleh Luffy terjadi karena memang kreativitas dari Luffy. Dengan buah iblis yang nampak biasa dan kurang begitu diperhitungkan, Luffy berhasil menghadirkan sesuatu yang luar biasa seperti Gear 4. Jadi, Luffy yang membuat buah iblisnya luar biasa, bukan buah iblisnya.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.