Rasanya tidak perlu diragukan lagi jika seri One Piece merupakan salah satu seri anime yang paling hebat sepanjang masa. Hal ini diperlihatkan dengan serinya yang sudah berjalan selama lebih dari 1.000 episode dan juga berjalan lebih dari 20 tahun. Rasanya sulit ada seri lain yang mampu mendekati pencapaian seri One Piece sejauh ini.

Meskipun menjadi salah satu seri terbaik sepanjang masa, tetapi perlu juga diakui bahwa seri One Piece bukanlah sebuah seri yang sempurna. Ada berbagai permasalahan yang harus dihadapi oleh serinya sejak awal kemunculannya sampai saat ini. Lalu, apa saja berbagai kesalahan yang dilakukan oleh Oda dalam seri anime One Piece?

Alur yang Tidak Menentu

Dengan seri One Piece menjadi salah satu seri terpanjang dalam sejarah, masalah alur atau pace menjadi salah satu masalah yang sering dihadirkan dalam serinya. Tidak jarang versi animenya harus mengalami masalah ketika alur cerita yang disuguhkan dalam versi anime terlalu dekat dengan versi manganya. Untuk mengatasi hal tersebut, akhirnya jawaban yang dihadirkan adalah dengan memperlambat alur cerita.

Menghadirkan lebih banyak filler yang berisi kilas balik, recap, dan sebagainya menjadi jalan untuk mencegah adanya “tabrakan” cerita antara manga dan anime. Dengan alur yang tidak menentu ini sering kali membuat para fans memilih untuk melewatkan arc filler dalam serinya, dan menunggu sampai arc baru kembali muncul.

Cerita yang Repetitif

Dengan serinya yang sudah berjalan lebih dari 20 tahun, para fans pun sudah jelas bisa membaca pola tentang cerita yang akan disuguhkan dalam serinya. Oda Sensei sering kali dikenal sebagai mangaka yang menghadirkan kejutan, di mana dia akan menyuguhkan cerita yang tidak sesuai dengan apa yang diprediksi para fans.

Namun, meskipun begitu, Oda Sensei juga sering kali menggunakan elemen dan pola yang sama dalam sebuah arc, tempat, atau sebagainya, yang membuat para fans bisa memperkirakan atau menduga apa yang akan terjadi selanjutnya. Cerita yang terlalu bisa ditebak dan repetitif ini sering dikomplain oleh para fans dan dianggap membosankan.

Penggunaan Plot Armor

Dalam cerita One Piece, Geeks mungkin tidak asing ketika melihat sebuah karakter yang seharusnya tewas justru kembali muncul dalam keadaan terluka saja. Plot armor seperti ini sering kali dihadirkan oleh Oda Sensei dalam ceritanya, yang mana tidak jarang memunculkan kegaduhan di kalangan fans. Bahkan, para fans sering kali mengkritik hal ini.

Mereka beranggapan bahwa Oda Sensei terlalu takut untuk “membunuh” sebuah karakter, meskipun Oda Sensei sendiri memiliki alasan tersendiri mengapa dia melakukan hal tersebut. Contoh dari hal ini adalah Pell di arc Alabasta. Untuk menyelamatkan wilayah Alabasta dari ledakan bom, dia pun mengorbankan dirinya sendiri dengan terbang sambil membawa bomnya. Namun, kemudian kita melihat bagaimana Pell kembali dan masih hidup.

Villain yang Kurang Berkembang

Banyak dari karakter antagonis dalam seri One Piece merupakan karakter yang memiliki motivasi dan masa lalu yang kompleks. Contoh dari hal ini adalah Donquixote Doflamingo atau Sakazuki. Keduanya dianggap sebagai karakter villain yang luar biasa, dengan pengembangan karakter yang dahsyat, membuat sosoknya ditakuti.

Sayangnya, beberapa karakter villain dalam serinya yang pernah berhadapan dengan para kru Topi Jerami justru kurang berkembang. Misalnya, karakter seperti Vander Decken dan Spandam. Vander Decken diketahui mengincar nyawa Shirahoshi. Spandam dikenal sebagai sosok yang lemah, namun sangat kejam. Kedua karakter ini dianggap kurang begitu memperlihatkan sisi jahatnya, yang mana tidak heran keduanya mudah dilupakan oleh para fans.

BERSAMBUNG KE HALAMAN 2

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.