Ada beberapa trend yang sangat menarik yang muncul di banyak seri anime, salah satunya adalah munculnya time-skip. Seperti yang kita ketahui, dalam sebuah cerita time-skip adalah lompatan waktu dari sebuah peristiwa ke peristiwa lainnya. Selain untuk mempersingkat cerita, adanya time-skip juga memberikan beberapa keuntungan lainnya dari segi struktur narasi yang ada.

Melalui time-skip, serinya bisa memperkenalkan sosok karakter baru, memperlihatkan bagaimana perkembangan sebuah karakter, dan bagaimana apa yang akan terjadi selanjutnya teradap karakter tersebut pasca time-skip terjadi. Meskipun begitu, tidak selamanya time-skip menghadirkan keuntungan bagi seri anime. Beberapa diantaranya justru dianggap gagal.

Fairy Tail: Time-Skip Yang Menghancurkan

Salah satu hal yang dianggap cukup mengecewakan dari time-skip dalam seri Fairy Tail terjadi sebelum Grand magic Games. Natsu dan teman-temannya harus membeku selama tujuh tahun. Ketika dia kembali, bukannya tetap atau meningkat kemampuannya, mereka justru melemah dibandingkan sebelum membeku. Namun, tidak butuh waktu lama bagi Natsu dan yang lain untuk kembali berlatih dan mengembalikan kekuatan mereka. Hal tersebut membuat kesan seolah apa yang terjadi terasa percuma.

Tokyo: Ghoul: Time-Skip Gagal Mengubah Semuanya

Seri Tokyo: Ghoul menghadirkan sesuatu yang baru dalam industri anime, yang mana membuat serinya sangat populer bukan hanya di Jepang, melainkan juga di luar Jepang. Tokyo Ghoul Root A adalah seri penerus dari seri sebelumnya dan menghadirkan pendekatan yang kontroversial terhadap sosok Ken Kaneki dan karakter lainnya. Root A berakhir dengan banyaknya korban jiwa di kedua belah pihak dan Kaneki sendiri berada di momen terendahnya.

Tokyou Ghoul: Re menghadirkan cerita tiga tahun setelah apa yang terjadi di Root A dan berusaha untuk “membersihkan” apa yang terjadi sebelumnya dan melanjutkan ceritanya sesuai dengan cerita di manganya. Status Kaneki yang mengalami amnesia dan menyadari dirinya sebagai Haise, merasa bahwa dirinya adalah produk dari masa lalu dan hanya kehadirannya dianggap tidak penting.

Sword Art Online: Time-Skip Justru Menghancurkan Perkembangan Karakter Utama

Sword Art Online adalah salah satu seri isekai yang sangat populer dalam beberapa tahun belakangan, dan serinya sendiri menghadirkan sebuah time-skip yang justru merubah jalannya cerita. Ada lompatan waktu kurang lebih sekitar satu bulan antara episode pertama dan kedua, tapi pada masa tersebut, sudah ada ribuan korban jiwa dan Kirito diperlihatkan sudah mendapatkan statusnya sebagai Black Swordman. Meskipun kita bisa melihat langsung bagaimana aksi dari kirito, namun para fans tidak mengetahui bagaimana dia mendapatkan statusnya tersebut dan bagaimana dia berlatih untuk menjadi lebih kuat.

Boruto: Time-Skip Menghadirkan Cerita Yang Berulang

Seri Naruto dikenal sebagai seri shounen yang mampu membuat time-skip berjalan dengan efektif, sebagai batu loncatan bagi para karakternya untuk bisa meningkatkan kekuatan mereka. Di akhir seri Naruto: Shippuden, Uzumaki Naruto dan para shinobi Konoha serta yang lainnya diperlihatkan sudah berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan, menjadi akhir yang sempurna bagi serinya.

Serinya kemudian dilanjutkan dengan seri Boruto: Naruto Next Generation. Seri Boruto bersetting lebih dari satu dekade setelah seri Shippuden dan berfokus pada generasi baru shinobi. Namun, ceritanya sendiri justru dianggap repetitif dari apa yang terjadi sebelumnya dan membuat para karakter orisinal kehilangan perannya. Dan hal tersebut dianggap tidak melanjutkan cerita dari seri sebelumnya.

Dragon Ball Z: Time-Skip Jadi Halangan

Dragon Ball sudah menghiasi industri anime sejak beberapa dekade lalu, dengan menghadirkan berbagai seri animenya. Dan bukan hal aneh jika time-skip dimunculkan dalam ceritanya, karena selain untuk mempersingkat waktu dan cerita, time-skip juga dijadikan jembatan antara satu seri dan seri lainnya. Sebagian time-skip dianggap sempurna, seperti yang terjadi antara Dragon Ball dan Dragon Ball Z.

Namun, Dragon Ball Z kemudian melakukan sebuah time-skip yang dianggap tidak perlu dengan maju sekitar sepuluh tahun setelah kekalahan Buu. Pada periode tersebut, kedamaian bukanlah hal yang menyenangkan dan Dragon Ball Super harus kemudian melanjutkan hal tersebut. Ini seolah time-skip memnjadi sebuah halangan bagi serinya untuk bisa terus berkembang.

Death Note: Time-Skip Membuat Ceritanya Tidak Lagi Menarik

Death Note adalah sebuah seri anime yang sangat ahli dalam mengeksplor tentang rasa tidak bersalah dan bagaimana berbahayanya kekuatan jika jatuh ke tangan orang salah. Episode ke 26 dari seri animenya memulai sebuah cerita baru yang bersetting lima tahun setelah peristiwa sebelumnya yang berkaitan dengan L mengetahui tentang Death Note. Light sendiri usianya 23 tahun dan menjadi sosok L yang baru. Kontinuitas ini sebenarnya tidak terlalu buruk, hanya saja hal tersebut dianggap tidak bisa menerus apa yang dianggap sempurna di musim perdana. Banyak fans yang bahkan berpikir bahwa time-skip tersebut dianggap tidak perlu.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.