Ketika para fans pertama kali melihat sosok Monkey D. Luffy, dia menusuk pelipis matanya sendiri untuk membuktikan kepada sekelompok bajak laut bahwa dia sudah dewasa dan cocok untuk menjadi bagian dari kru mereka. Ini merupakan adegan pembuka dalam series One Piece, pasca eksekusi yang dilakukan oleh angkatan laut terhadap sang raja bajak laut, Gol D. Roger.

Luffy bukanlah bocah biasa yang hanya sekedar muncul, melainkan sosok yang akan akan terus muncul menjadi tokoh utama dalam series selama 23 tahun kemudian. Secara garis besar dan dilihat dari berbagai sudut pandang, Luffy adalah sosok protagonis tradisional dalam setiap genre Shonen atau remaja. Dia bukanlah sosok yang cerdas, tapi dia sangat rakus seperti Goku. Dia juga selalu mengedepankan teman-temannya dibandingkan dirinya sendiri.

Cerita Asal Usul Luffy

Luffy tumbuh di sebuah desa kecil di wilayah East Blue bernama Foosha. Disana, dia untuk pertama kalinya bertemu dengan seorang bajak laut yang akan mengubah hidupnya yaitu Shanks si rambut merah. Shank mencoba untuk “mempengaruhi” Luffy dengan petualangan yang luar biasa dan kebebasan. Namun, Shanks juga tidak lupa untuk mengajari Luffy agar dia selalu ada untuk teman-temannya, dan bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya.

Mendengar hal itu, Luffy kemudian ingin bergabung dengan mereka tapi tentunya Shanks menolak permintaan itu. Tidak berapa lama Luffy kemudian di culik oleh seorang bandit, dan dia pun dilemparkan ke tengah laut. Tanpa sadar Luffy berada dalam ancaman serangan monster laut, Sea Kings. Shanks pun kemudian menyelamatkan nyawa Luffy.

Tindakan heroik ini harus dibayar mahal, dengan hilangnya lengan kiri Shanks. Tapi, hal ini sama sekali tidak dipermasalahkan oleh Shanks. Yang paling penting adalah Luffy bisa selamat dari serangan monster tersebut. Tindakan Shanks ini benar-benar mempengaruhi Luffy untuk selalu menolong orang lain – terlepas dari upayanya tersebut sering kali juga membahayakan nyawanya.

Sebelum Shanks dan krunya pergi dari dari desa Foosha, Luffy berjanji kepada Shanks bahwa dia akan menjadi seorang raja bajak laut. Ucapan Luffy tentang mimpinya sebagai raja bajak laut, mengingatkan Shanks kepada sang kapten, Gol D. Roger. Sebagai kenang-kenangan, Shanks memberikan topi jeraminya kepada Luffy. Topi jerami tersebut merupakan harta beharga bagi Shanks, dan dia meminta Luffy mengembalikannya ketika dia sudah menjadi seorang bajak laut hebat.

“Kebebasan” menjadi alasan utama yang mendefinisikan karakter Luffy. Luffy ingin bebas melakukan apapun yang dia suka, entah apakah membentuk sebuah kru bajak laut untuk membantunya mencari One Piece atau memakan semuanya, sekenyangnya. Luffy sangat suka mengeksplor hal baru. Tidak ada yang bisa menghentikannya, ketika dia sudah berkata sesuatu.

Bagi Luffy, menjadi seorang raja bajak laut adalah pembuktian bahwa kita memiliki kebebasan untuk menjadi apapun. Dia tidak tertarik menjadi bajak laut untuk menaklukan seluruh Grand Line atau menjadi kaya. Yang membuatnya tertarik dan selalu menjadi motivasinya adalah menjelajahi setiap jengkal dan sudut wilayah yang yang ada di dunia One Piece, bersama dengan teman-temannya.

Hal tersebut membuat Luffy terdengar seperti sosok yang egois, meskipun terkadang faktanya memang begitu, tapi menariknya, Luffy juga menghormati kebebasan orang lain sama seperti dia menghormati kebebasannya sendiri. Ketika Luffy mengetahui bahwa ada bahaya yang mengancam teman-temannya, dia akan sepenuh hati melakukan yang terbaik untuk menolong mereka.

Ketika Luffy mengetahui bahwa bayangan Brook dicuri oleh Gecko Moria, dia berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkannya kembali di Thriller Bark. Ketika Luffy melihat para penduduk pulau langit merasa terintimidasi dengan kehadiran God Enel, Luffy akhirnya berusaha untuk mengalahkannya. Dan ketika Luffy mengetahui bahwa Nami menangis dan tidak berdaya, Luffy tanpa ragu menolongnya.

Bagi Luffy, orang-orang juga harus bisa merasakan kebebasan untuk melakukan apapun yang mereka suka. Tapi, memanfaatkan kebebasan tersebut untuk merenggut kebebasan orang lain adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh Luffy. Ketika Robin meninggalkan kelompok Topi Jerami, terlepas bahwa dia sudah berulang kali mengatakan bahwa dia bukan teman mereka lagi, Luffy dan kru yang lain tetap berusaha untuk menyelamatkannya.

Mereka sudah menganggap Robin adalah teman mereka dan jika harus menantang Pemerintah Dunia hanya untuk menyelamatkan Robin atau teman mereka, tidak ada alasan bagi Luffy dan kru Topi Jerami untuk menolak. Semuanya rela Luffy lakukan demi temannya, dan dia juga tidak percaya dengan ucapan Robin sepenuhnya.

Salah satu aspek yang banyak dikritik dari karakter Luffy adalah kurangnya progres atau perkembangan karakternya selama One Piece berjalan. Sejak dimulainya arc Water 7, Luffy mulai serius dalam perannya sebagai kapten. Karena dia bertanggung jawab atas seluruh krunya, Luffy sudah memikirkan matang-matang terhadap semua hal yang terjadi.

Ketika Luffy mengatakan bahwa Going Merry sudah tidak lagi layak untuk berlayar, dia sadar bahwa dia tidak bisa menghilangkan perasaan dan hubungan yang sangat dekat dengan Merry. Keputusan tersebut merupakan sebuah keputusan yang berat bagi Luffy, yang kemudian ditambah dengan masalah lain dimana Usopp tidak bisa menerima hal itu. Keduanya kemudian bertarung untuk menentukan siapa yang berhak menjadi kapten di kelompok mereka.

Momen-momen seperti inilah yang menjadikan Luffy sebagai kandidat raja bajak laut yang pas. Karakternya terus ditimpa oleh berbagai kesedihan dan masalah serta Luffy harus menghadapi berbagai keputusan yang sulit, untuk semakin meneguhkan posisinya sebagai seorang calon raja bajak laut. Luffy juga sadar bahwa dia memiliki batasan dan kelemahan, dan itulah alasan mengapa kemudian dia membutuhkan teman-temannya.

Contohnya adalah ketika dia bertarung melawan Arlong, Luffy mengakui bahwa dia tidak memiliki kemampuan untuk berenang di laut. Dia sadar bahwa dia tidak akan bisa pergi ke pulau terakhir tanpa bantuan Nami sebagai Navigator. Dia tidak akan bisa makan selama di laut tanpa kehadiran Sanji. Dan begitu seterusnya. Dia sadar bahwa seluruh teman-temannya berharga, dan itulah alasan mengapa kemudian pasca perang besar Marineford Luffy berusaha untuk menjadi lebih kuat. Agar bisa melindungi teman-temannya.

Satu hal lagi yang unik dari Luffy adalah dia tidak pernah menyembunyikan perasaannya. Dia akan selalu jujur apa adanya mengatakan yang sebenarnya. Dia juga termasuk sosok yang bodoh, karena Luffy lebih sering menggunakan ototnya dibandingkan otaknya. Tapi, hal itu justru membawan Luffy pada keuntungan dimana dia tidak pernah memainkan emosi dalam setiap petualangannya – misalnya jatuh cinta. Petualangan Luffy masih panjang, dan masih akan ada banyak rintangan yang akan datang. Kita nantikan saja ya Geeks bagaimana kelanjutan petualangan Luffy di series One Piece ini.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.