Penny Fleck dan Thomas Wayne

Berkat catatan medis Arthur yang ada di berkas rumah sakit Arkham, kita mengetahui dua hal. Arthur adalah bukan anak kandung dari Penny Fleck alias Arthur merupakan anak adopsi, yang dibuktikan dengan adanya surat pengajuan adopsi. Kedua adalah Penny Fleck ternyata memiliki penyakit mental yang sama dengan Arthur, yang membuatnya menyiksa Arthur dan mengikatnya ketika masih kecil.

Namun, kita tidak mengetahuiu catatan medis dari orang tua asli Arthur Fleck atau Joker yang mana hal ini sesuai dengan versi komiknya dimana orang tua Joker masih menjadi misteri sampai saat ini. Sebelum dibuktikan sendiri olehnya, Penny selalu menegaskan kepada Arthur jika dia adalah anaknya dan juga anak dari Thomas Wayne.

Penny sendiri memang pernah bekerja di Wayne Manor, 30 tahun yang lalu. Pada awalnya, kita pun pasti menyangka bahwa apa yang diungkapkan Penny adalah sebuah kebenaran sampai semua fakta yang sebenarnya muncul. Jika memang Thomas Wayne, dalam versi film ini, memiliki hubungan dengan Penny tentunya dia akan melakukan apapun untuk melindungi reputasinya dan mencegah anaknya yang tidak sah mengambil alih harta keluarganya.

Alternatif lainnya adalah Arthur memang anak dari Thomas Wayne bersama wanita lainnya, sebelum akhirnya bertemu dengan Martha. Ketika anaknya lahir, dia kemudian memberikan anak tersebut kepada Penny, yang memang diketahui memiliki penyakit mental. Sehingga tidak ada yang percaya terhadap ceritanya.

Mungkin inilah alasan mengapa Penny begitu ngotot mengatakan bahwa Thomas Wayne adalah ayahnya. Dan foto yang dibelakangnya terdapat tulisan dari Thomas Wayne, bisa jadi merupakan ibu kandung dari Arthur yang kemudian fotonya diberikan kepada Penny. Juga foto Arthur ketika masih kecil diberikan agar cerita rahasia ini semakin meyakinkan Arthur.

Seluruh Cerita

Mungkin terdengar gila, tapi ada kemungkinan seluruh cerita yang ditampilkan di filmnya adalah sebuah ilusi belaka dari seorang Arthur Fleck. Apa yang diperlihatkan di akhir filmnya, memang memiliki interpretasi yang berbeda bagi setiap penonton. Tapi, banyak yang berpendapat bahwa satu-satunya adegan yang “nyata” dan benar-benar terjadi di dunia tersebut hanyalah ketika Arthur berada di Arkham dan berada di dalam sel.

Beberapa petunjuk tentang pendapat ini adalah jam yang ada di Arkham dan sel Arthur menunjukan angka 11.11. Angka tersebut sama dengan angka pada jam di setiap adegan halusinasi Arthur Fleck. Kemudian cerita yang dimunculkan di filmnya pun, hanya berdasarkan dari satu sudut pandang saja yaitu Arthur Fleck tanpa ada sosok Arthur yang nyata di masa sekarang.

Selain hanya sebuah halusinasi, kemungkinan lainnya adalah semua adegan tersebut merupakan flashback dari beberapa waktu yang lalu sebelum Arthur akhirnya dikurung di Arkham. Tapi ada beberapa pertanyaan dari dua dugaan tersebut. Pertama adalah jika memang semuanya ilusi, mengapa hubungan Arthur dan Sophie digambarkan sebagai dua sisi yang berbeda?

Bisa jadi hal itu dikarenakan Arthur atau Joker secara mental kembali menulis apa yang menjadi fantasinya, menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Dibandingkan menjadi kekasihnya, dia lebih baik membunuh Sophie yang dianggap lebih “menyenangkan”. Lalu, pertanyaan lainnya adalah jika para pengunjuk rasa merupakan bagian dari ilusi Arthur mengapa dia membayangkan cerita yang sama dengan origin story dari Batman (dengan tingkat keakuratan diputarnya film Zorro)?

Jika Arthur masih berada di Arkham dan menulis kembali fantasinya seperti yang dia lakukan terhadap Sophie, maka logisnya adegan dia berada di Arkham berada di tahun setelah 1980an. Jika memang hal itu benar terjadi, tentunya Arthur sendiri akan mendengar cerita tersebut mengingat Thomas adalah sosok yang sangat dikenal publik. Kematiannya pasti akan tersebar sampai ke dalam sel di Arkham.

Mengingat apa yang terjadi antara Arthur dan Thomas, rasanya bisa dipahami bahwa Arthur mungkin memang merencanakan untuk membunuh Thomas, setidaknya dalam ilusi atau angan-angannya saja.

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.