Dengan teaser trailer Lion King yang baru dirilis, banyak penggemar Disney yang kegirangan karena salah satu animasi favorit masa kecil mereka akan kembali ke layar lebar. Namun, tidak seperti film aslinya pada tahun 1994, The Lion King yang akan dirilis tahun depan adalah film komputer animasi yang akan menggunakan teknologi sama seperti The Jungle Book (2016). Dengan kesuksesan film tersebut, sutradara John Favreau juga kembali diembankan oleh Disney untuk mengurus remake dari film animasi favorit dari Disney ini.

Dengan jajaran bintang-bintang ternama seperti Donald Glover (Simba), Chiwetel Ejiofor (Scar), Seth Rogen (Pumbaa), Billy Eichner (Timon), John Oliver (Zazu), Beyonce Knowles-Carter (Nala), dan James Earl Jones (Mufasa), Disney tampak sangat serius dengan remake The Lion King ini. Lebih jauh remake ini juga akan menggunakan teknologi “virtual-reality tools.” Tidak hanya itu, film ini juga menggunakan teknologi motion capture beserta VR (virtual reality) dan AR (augmented reality). Nah, sebelum menonton film ini di bioskop pada bulan Juli tahun depan, ada baiknya kita melihat ke belakang untuk mengingat The Lion King yang asli dengan 10 hal yang belum tentu kamu tahu. Baca terus artikel ini untuk mengetahuinya.


Winnie the Pooh Mengisi Suara Scar


Scar adalah salah satu tokoh antagonis Disney yang ikonik. Semua itu harus diakui berkat kinerja Jeremy Irons, dalam mengisi suara saudara jahat Mufasa ini, dan berkat lagu “Be Prepared”. Namun, ternyata ada satu nama aktor yang bertanggung jawab dalam membuat adegan “Be Prepared” menjadi ikonik. Geeks mungkin mengenalnya melalui penampilannya di Hundred Acre Wood.

Dalam sesi terakhir darin rekaman lagi “Be Prepared,” Jeremy Irons kehilangan suaranya. Untuk menyelesaikan lagu, pengisi suara dari Disney, Jim Cummings, menggantikan aktor Inggris tersebut. Ia berusaha sebaiknya untuk meniru suara Jeremy Irons, namun ia sendiri memainkan salah satu karakter lainnya di dalam film: Ed sang Hyena. Sulit dipercaya suara Pooh yang lembut bisa menjadi gelap seperti itu.


Skandal Teks SFX


Beberapa animator sangat suka untuk meninggalkan Easter Eggs di dalam adegan film animasi mereka. Nah, para staff Disney adalah ahlinya dalam memberikan harta tersembunyi ini. Easter Eggs tersebut kadang terdiri dari Hidden Mickey di gelembung busa, atau truk Pizza Planet di tumpukan sampah. Namun, Easter Eggs ini sayangnya justru malah menimbulkan kontroversi.

Para penggemar teori konspirasi mengatakan kalau Disney memberikan pesan yang membuat banyak pihak marah. Pesan tersebut harusnya berbunyi SFX, di adegan di mana dedaunan tertiup angin ketika Simba termenung di tebing, untuk menghormati tim efek khusus yang bertanggung jawab dalam hal tersebut. Namun, bukannya kata SFX malah tertulis SEX, sehingga banyak pihak orangtua yang marah. Meski hal ini lantas di edit di beberapa perilisan selanjutnya (home video), versi VHS masih menunjukkan bukti pesan tersembunyi tersebut.


Sebelum Namanya Menjadi “The Lion King”


Sebelum memiliki nama mewah seperti The Lion King, Disney pada awalnya memberikan judul dari film ini dengan nama “King of the Jungle.” Judul yang sangat umum ini kemudian diubah oleh Disney. Meski begitu alasannya juga bukan karena sesuatu yang wah.

Hal ini dikarenakan Disney yang menyadari kalau singa tidak hidup di hutan, namun di padang rumput savannah. Mengingat “King of the Savannah” juga tidak terdengar mewah, maka Disney kemudian menggantinya dengan The Lion King yang kita kenal selama ini.


Film 2D Tradisional Terlaris


Semenjak dirilis pada tahun 1994, The Lion King adalah film animasi tersukses pada masanya. Karena besar, berwarna-warni, dan dibuat dengan baik, film ini mampu meraih pendapatan sebesar $300,000,000 ketika dirilis. Tidak hanya itu, film ini juga mendapat pendapatan seumur hidup sebesar $968,483,777 di seluruh dunia.

Dengan perkembangan teknologi, film animasi menjadi lebih besar bila dibandingkan dengan animasi tradisional 2D. Namun, hingga kini The Lion King masih bertahan diantara rekan-rekannya seperti The Incredibles, Zootopia, Finding Nemo, dan bahkan Frozen. Meski harus diakui kalau film lainnya memiliki pendapatan yang lebih besar, The Lion King adalah film animasi 2D terlaris yang masih bertahan hingga kini.


Primata Jenis Apakah Rafiki?


Harus diakui kalau Rafiki adalah salah satu karakter yang membuat para penonton jatuh cinta dengan The Lion King. Tanpa kehadirannya, jalan cerita The Lion King sendiri tidak akan berjalan semestinya. Meski Rafiki sendiri menyebut dirinya sebagai Baboon, bagi para penggemar binatang dapat menyadari kalau ia memiliki wajah yang mirip dengan primata lain.

BACA JUGA : Berbagai Hal Penting Dari Trailer Captain Marvel!

Desain dari Rafiki mengambil inspirasi dari Baboon dan Mandrill, jenis Baboon dari Afrika Barat dengan wajah merah dan biru. Satu-satunya yang membuat ia terlihat seperti Baboon adalah tubuh panjang, bulu berwarna biru, dan rambut putih di kepalanya. Meski ia adalah jenis Baboon/Mandrill yang dibuat khusus untuk film, desain dan karakterisasinya tetap menarik hari para penggemar.


Auman Para Singa


Seringkali para penonton berpikir kalau efek suara para binatang yang ada di dalam film berasal dari suara binatangnya asli. Hal tersebut memang benar, namun untuk The Lion King ada perbedaan. Ketika Simba, Mufasa, Nala, dan Scar mengaum pastinya kita berpikir kalau semua auman mereka berasal dari singa asli. Sayangnya, semua tebakan tersebut salah.

The Lion King tidak menggunakan suara singa asli sebagai efek auman dari para karakter. Hal ini dikarenakan auman singa asli tidak cocok, sehingga Disney harus kreatif dengan menggabungkan beberapa suara untuk menjadi auman yang diinginkan. Suara gabungan ini adalah harimau, dan aktor Frank Welker, yang mengaum ke tong sampah kosong. Fakta ini sangat mengagumkan sekaligus mengherankan.


Kontroversi Para Hyena


Ada banyak teori konspirasi dan kontroversi yang menyelimuti The Lion King. Salah satunya adalah mengenai representasi tiga karakter Hyena, yakni Shenzi, Banzai, dan Ed. Satu kelompok orang meyakini kalau ketiga karakter tersebut adalah karikatur yang rasis dari “anggota geng” di lingkungan yang liar.

BACA JUGA : Kenali 6 Spider-Man Yang Hadir di Spider-Man: Into the Spider-verse

Sementara kelompok lainnya marah bukan karena karikatur rasis, melainkan representasi yang tidak akurat dari spesies Hyena. Mereka memprotes karena Hyena adalah hewan pemakan bangkai, atau pemulung, bukan pemburu yang mengejar mangsa. Ukuran mereka juga terlalu besar untuk spesies asli mereka. Meski kontroversi ini minor dibandingkan dengan isu lainnya, namun menarik untuk melihat bagaimana orang bereaksi kepada The Lion King.


Rating di atas PG?


Di dalam sebuah adegan yang dihapus, ada momen dimana karakter Scar menjadi lebih gelap dari yang ada di dalam film. Di dalam adegan tersebut ia dan kawanan Hyena yang dipimpinnya mengambil alih Pridelands sembari menyanyikan kembali “Be Prepared.” Namun, bukan hal tersebut yang membuatnya menjadi lebih gelap, tetapi ketika ia merayu Nala.

Scar mencoba merayu Nala untuk menjadi ratunya. Ketika Nala menolaknya, ia kemudian mengusirnya dan memerintahkan pasukan Hyenanya untuk mengatur dan menyerang para singa betina lainnya. Selain ide yang gilaeng, studio juga berencana untuk tetap mendapat rating PG (bimbingan orangtua), Disney akhirnya memutuskan untuk menghapus adegan ini. Namun, adegan ini kembali di dalam pertunjukkan theater Broadway untuk lagu “The Madness of King Scar.”


Inspirasi Untuk Karakter Scar


Beberapa poin di atas sudah menjelaskan hal-hal mengenai Scar. Nah, di poin ini kita akan menjelaskan kembali mengenai salah satu antagonis favorit di dalam animasi Disney ini. Kali ini kiita akan membahas mengenai inspirasi dari penampilan Scar. Menurut Geeks dari mana sumber inspirasi mata gelap, alis yang ekspresif, dan janggutnya? Uniknya, semua berasal dari sumber yang sama: aktor Jeremy Irons.

Aktor yang mengisi suara antagonis utama The Lion King ini memberikan efek yang hebat kepada penampilan terakhir Scar. Pada awalnya, Scar dikonsepkan sebagai singa yang besar dan kejam, namun setelah melihat Jeremy Irons, para animator lantas mengubahnya menjadi singa yang lebih kecil, langsing, dan kejam. Animator Disney memang seringkali mengambil inspirasi dari aktor mereka, namun dengan Scar inspirasi ini mengambil selangkah lebih jauh lagi.


Kimba vs Simba


Mungkin tidak ada kontroversi yang paling besar dari The Lion King selain kemiripannya dengan animasi lain. Animasi tersebut adalah Kimba: The White Lion, sebuah anime yang dibuat pada tahun 50-an yang memiliki banyak kemiripan dengan The Lion King. Dari lokasi, desain karakter, dan karakter komedi dalam bentuk Hyena, tentu bagi yang pernah melihat film ini akan memiliki rasa curiga.

Disney sendiri mengaku tidak mengetahui Kimba pada masa produksi, namun bagi para penggemar dan penonton serial anime ini mungkin tidak menyetujui pernyataan ini. Untuk menepis kontroversi ini, Disney mengatakan bahwa Lion King terinspirasi oleh drama Shakespear, yakni Hamlet. Meski begitu kontroversi ini masih menjadi gelombang hebat bagi The Lion King, terutama mengingat Kimba adalah karya dari “Walt Disney Jepang”, yakni Osamu Tezuka. Kedua ikon sendiri pernah bertemu pada tahun 1964 di New York World’s Fair. Disney mengatakan bahwa ia ingin membuat sesuatu seperti Astro Boy karya Tezuka.