Film dengan genre sci-fi sudah pasti disuguhkan dengan menampilkan teknologi CGI untuk mewujudkan skenario dan imajinasi para kreator tampil lebih nyata. Tentunya, saat ini film sci-fi telah menjadi salah satu genre favorit. Tidak hanya tentang sutradara, para cast, cerita yang menarik, namun salah satu yang paling ditunggu aalah adegan final yang memukau menjadi faktor kenapa genre ini begitu digandrungi.

Nah, kali ini kita akan mengulas 8 adegan final yang ‘epic’ dari 8 film bergenre sci-fi. Yuk kita simak pembahasannya dibawah ini Geeks. 


Wikus vs Koobus Venter (District 9 – 2009)


Pertama datang dari film berjudul ‘Dictrict 9’, yang disutradarai oleh Neill Blomkamp diproduseri oleh Peter Jackson. Cerita film ini diadaptasi dari sebuah film pendek yang dirilis taun 2005,  disutradarai juga oleh Blomkamp, berjudul ‘alive in Joburg’. Distric 9 merupakan sebuah film sci-fi (2009) yang dibintangi oleh Shartlo Copley (Wikus Van De Merwe), Jason Cope (Christopher Jonshon), David James (Koobus Venter) dan Nathalie Boltt (Sarah Livingstone).

District 9 ini bercerita pada tahun 1982, ketika sebuah pesawat ruang angkasa melayang di atas Kota Johannesburg, Afrika Selatan. Pesawat tersebut ternyata membawa lebih dari satu juta alien yang berwujud seperti udang raksasa. Karena hal tersebut para penduduk menyebut alien itu dengan nama ‘prawn’. Para alien datang dalam keadaan sakit, sehingga dibentuk sebuah tim penyelamat yang disebut Multi National United (MNU) yang kemudian merelokasikan para alien tersebut ke sebuah kamp di wilayah kota Johannesburg, kamp ini disebut District 9.

Dalam sebuah adegan, Wikus terlibat dalam pertempuran yang sangat hebat dengan anggota dari kelompok Koobus Venter, untuk melindungi salah satu alien (Prawn) yang bernama Christopher Jonshon. Wikus berusaha dengan menggunakan robot mesin alien melawan kelompok tersebut hingga hanya menyisakan Venter seorang diri. Ketika itu, Venter mampu melumpuhkan Wikus dan mengeluarkan Wikus dari robot tersebut dengan tubuh yang dipenuhi luka akibat serangan dari Venter. Venter yang berniat untuk membunuh Wikus harus tewas saat diserang oleh kelompok Prawn lainnya. Adegan ini semakin dramatis karena didukung dengan efek digital yang baik.


Kaiju vs Jaegers (Pacific Rim – 2013)


Salah satu adegan ini mungkin mengingatkan kalian pada beberapa film sci-fi tentang robot dan monster dari Jepang? Pacific Rim yang dirilis pada 12 Juli 2013 (USA) ini bergenre action sci-fi adventure, disutradarai oleh Guillermo del Toro. Film ini menyajikan sebuah adegan battle yang epik antara Kaiju (monster raksasa) melawan Jaeger (robot raksasa). Mengambil set dimasa depan, ketika Bumi mendapatkan ancaman dari alien berwujud monster raksasa yaitu ‘Kaiju’. Untuk melawan Kaiju, maka dibuatlah sebuah senjata berupa robot raksasa bernama ‘Jaeger’. Jaeger ini dikendalikan oleh masing-masing pilot dan para tim. Dibintangi oleh Charlie Hunnam (Raleigh Becket), Diego Klattenhoff (Yancy Becket), Idris Elba (Stacker Pentecost), Rinko Kikuchi (Mako Mori) dan Charlie Day (Dr. Newton Geiszler).

Beberapa Robot yang tingginya sama dengan gedung pencakar langit, sekaligus bertarung melawan dua Kaiju, disebuah lautan kota. Mereka saling beradu kekuatan, namun terlihat Jaeger, pilot dan para tim sedikit kewalahan menghadapi Kaiju yang semakin kuat seiring perkembangan waktu, ia menyemprotkan cairan berwarna biru yang dari mulutnya, mengakibatkan robot tidak berfungsi bahkan hancur. Bukan hanya itu Kaiju pun mengeluarkan energinya sehingga membuat seluruh kota hancur berantakan dan gelap gulita. Oleh karena itu, Kaiju dapat bebas melarikan diri ke luar dari kota. Dengan bantuan efek digital, visual dari Kaiju dan Jaeger terlihat nyata, ditambah dengan memperlihatkan detail kerusakan pada keduanya akibat pertarungan hebat.


Aerial Battle (Independence Day – 1996)


Dalam film Independece Day (1996), dikisahkan pada tanggal 2 Juli bahwa Bumi dalam keadaan bahaya mendapat serangan dari makhluk luar angkasa (alien), hal tersebut segera ditangani oleh militer negara. Setelah melakukan komunikasi dengan alien, David Levinson (Jeff Goldblum) mantan ilmuwan MIT, mengungkapkan bahwa alien akan menyerang Bumi dalam waktu kurang dari satu hari. Pada tanggal 3 Juli, para alien tersebut menyerang habis kota New York, Los Angeles, Washington, Paris, London serta Moskow. Namun, manusia akhirnya berhasil menang setelah Captain Steven Hiller (Will Smith) menyerang pesawat besar induk milik alien, dibantu dengan meretas sistem komputer alien dengan virus yang diciptakan oleh David Levinson, itu semua terjadi pada tanggal 4 Juli 1996, tepat dengan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat.

Pada adegan tersebut, pesawat anggota militer dan pesawat alien saling menyerang dengan melancarkan tembakan mereka. Selain menyerang lewat udara, pemerintahan pun berfokus untuk mengacaukan sistem kontrol pesawat induk alien dengan menggunakan virus komputer. Setelah membobardir pesawat induk alien, akhinya umat manusia berhasil menghancurkan UFO beserta para aliennya. Untuk ukuran film tahun 90-an, Indepedence Day sudah menyajikan efek digital yang bagus, menampilkan efek ledakan dan duel pesawat yang terlihat nyata.


Neo vs Smith (The Matrix Revolution – 2003)


Disutradarai oleh Lana Wachowski dan Lilly Wachowski, The Matrix Revolution ini menampilkan adegan final battle epik antara Neo dan Agent Smith. Mereka bertarung diatas guyuran hujan, dengan memperlihatkan koreografi gerakan pertarungan yang indah dan rapih. Tidak hanya begitu, mereka pun sempat melakukan battle sambil terbang dan kemudian berpidah tempat kesebuah gedung, disini memperlihatkan juga efek digital gedung dan aspal jalanan yang hancur disebabkan oleh kekuatan neo dan smith ketika bertarung. Ditambah dengan teknik slow-motion terlihat menambah detail dan dramatis dari gerakan pertarungan epik keduanya.

The Matrix Revolution ini merupakan trilogi dari The Matrix dan The Matrix Reloaded. Namun, film ini tidak terlalu sukses dibandingkan dengan dua film sebelumnya. Dibintangi oleh Keanu Reeves, Laurence Fishburne, Carrie-Anne Moss, Hugo Weaving, Nathaniel Lees, Jada Pinkett Smith, Harry J. Lennix dan Harold Perrineau.


Battle for Pandora (Avatar – 2009)


Kalian tentunya mengetahui jika, sutradara James Cameron telah sukses membawa Titanic (1997) menjadi film yang banyak mendapatkan penghargaan dan dinobatkan menjadi film terlaris sepanjang masa selama 12 tahun. Namun, pada awal tahun 2010 Titanic dikalahkan oleh film James Cameron lainnya yatu ‘Avatar’. Avatar dibintangi oleh Sam Worthington (Jake Sully), Zoe Saldana (Neytiri) dan Sigourney Weaver (Dr. Grace Augustine). Film ini berkisah mengenai konflik di dunia yang bernama Pandora, ketika manusia dan penduduk asli Pandora (suku Na’vi) terlibat dalam sebuah peperangan. Penduduk asli Pandora digambarkan dengan sosok besar berwarna biru, berbuntut dan bermata kuning.

Adegan final battle didunia Pandora ini memperlihatkan suku Na’vi diserang oleh kelompok manusia dengan pesawat dan persenjataan yang canggih, sedangakan suku Na’vi hanya menggunakan kendaraan hewan Direhorse dan hewan terbang berukuran besar bernama Toruk, disertai panah yang mereka bawa. Dunia mereka sekejap hancur terbakar, tak ada lagi keindahan, banyak anggota sukunya yang tewas. Namun, mereka tidak menyerah begitu saja dan mampu melawan kelompok manusia.


Snowy Mountain Battle (Inception – 2010)


Sudah terbukti jika film yang digarap Christopher Nolan akan menghasilkan sebuah film yang berkualitas dan sukses, seperti film yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio (Cobb), Ellen Page (Aridne), Joseph Gordon-Levitt (Arthur) dan Tom Hardy (Eames), berjudul ‘Inception’ (2010). Inception mengisahkan tentang Dom Cobb yang berusaha mengambil informasi dari korbannya dengan cara masuk kedalam mimpi mereka dan meng-insepsi pikiran para korbannya. Dimana mimpi tersebut menjadi ruang bagi keseluruhan tin untuk membuat sebuah pemikiran tertentu kedalam otak para korbannya.

Selain menyajikan cerita yang menarik, Inception ini juga menampilkan final battle dengan epik. Para pemeran utama dari film ini terlibat sebuah perang yang mereka ciptakan lewat alam bawah sadar. Ber setting disebuah markas, dan sedang dalam musim salju yang lebat. Mereka terlibat baku tembak dan saling mengejar menggunakan kendaraan salju, dengan dipadukan pengambilan gambar yang baik, itu semua menambah suasana yang menonton menjadi semakin tegang dan dibawa merasakan masuk kedalam cerita yang sebenarnya.


Fury Road Chase (Mad Max: Fury Road – 2015)


Film sci-fi yang satu ini disutradarai oleh Goerge Miller, dibintangi oleh Tom Hardy (Max Rockatansky), Charlize Theron (Imperator Furiosa), Nicholas Hoult (Nux), Hugh Keays-Byrne (Immortan Joe), Rosie Huntington-Whiteley (The Splendid Angharad), Riley Keough (Capable), Zoë Kravitz (Toas the Knowing), Abbey Lee (The Dag) dan Courtney Eaton (Cheedo the Fragile). Dirilis 15 Mei 2015, Mad Max: Fury Road mendapatkan ulasan yang positif dari para kritikus, dan berdasarkan Rotten Tomatoes, film ini memiliki rating hingga 97%.

Mad Max: Fury Road ini menggambarkan kerusakan yang dialami Bumi dimasa depan, akibat bencana nuklir. Dalam dunia apokaliptik, seorang pemimpin kejam menguasai sebuah padang gurun dan mengontrol setiap tetes air. Dua pemberontak yaitu Max dan Furiosa dengan masa lalu suram, kini menjadi harapan terakhir para penduduk.

Menampilkan set disebuah gurun yang gersang dan panas, dalam perjalanan, mereka diserang oleh tentara Joe dan Furiosa terluka parah akibat pertarungan. Joe menempatkan mobilnya di depan War Rig (truk lapis baja) untuk memperlambat mereka, sementara Max bertarung dengan anak raksasa Joe, Rictus Erectus (Nathan Jones). Joe menangkap Toast, yang berhasil mengalihkan perhatiannya cukup lama agar Furiosa membunuhnya. Nux mengorbankan dirinya sendiri dengan menghancurkan War Rig, membunuh Rictus dan menghalangi ngarai, membiarkan Max, Furiosa, para istri dan Vuvalini yang masih hidup untuk melarikan diri menggunakan mobil Joe. Max mendonor darahnya ke Furiosa dan menyelamatkan nyawanya.


The Battle of Endor (Star Wars: Episode VI – Return of the Jedi – 1983)


Geeks, mungkin Star Wars adalah film sci-fi yang sudah menjadi favorit kalian mulai dari tahun 80-an, kisahnya ditulis oleh Goerge Lucas. Salah satunya Star Wars: Episode VI – Return of the Jedi yang dirilis 25 Mei 1983 (USA). Disutradarai oleh Richard Marquand dan dibintangi oleh Mark Hamill (Luke Skywalker), Harrison Ford (Han Solo), Carrie Fisher (Princess Leia Organa), David Prowse (Darth Vader) dan Billy Dee Williams (Lando Calrissian).

Pertama kita diperlihatkan adegan lucu karakter wicket mencuri kendaraan milik stormtrooper, melesat dengan kencang, untuk memancing agar Han Solo (Harrison Ford) bisa masuk ke sebuah markas Galactic Republic untuk menyelamatkan Princess Leia Organa yang dijaga oleh stormtrooper. Tidak hanya dibantu oleh satu Wicket, Han Solo pun dibantu oleh Chewbacca, para tentara, dan banyak wicket, tidak ketinggalan C-3PO. Secara tiba-tiba wicket langsung menyerang para stormtrooper dengan bersembunyi dipepohonan dan telah siap dengan panah mereka. Perang pun berlangsung, melibatkan beberapa robot. Geeks, kita dapat melihat efek digital ala tahun 80-an yang merupakan sebuah moment nostalgia.

Itulah beberapa adegan final battle epic dalam film sci-fi versi kita. Kamu juga boleh menambahkan adegan film sci-fi lainnya yang menjadi favorit kamu dikolom komentar dibawah ini Geeks.