Dalam sebuah pengumuman yang mengejutkan dan menyentuh hati para penggemarnya, pencipta manga Hunter x Hunter, Yoshihiro Togashi, telah mengungkapkan detail tentang penutupan cerita epiknya. Togashi saat ini mengalami sakit dibagian pinggang, yang membuatnya kesakitan bahkan sulit untuk duduk. Menyadari bahwa masalah kesehatannya tidak bisa diprediksi, Togashi lalu membuat sebuah pengumuman yang berisi ending dari Hunter x Hunter, yang saat ini ceritanya memang masih menggantung. Ternyata, Togashi telah mempersiapkan tiga skenario berbeda untuk mengakhiri kisah Gon dan kawan-kawan.

Togashi menjelaskan bahwa ketiga skenario tersebut, yang diberi label A, B, dan C, ia bahkan telah melakukan survey pada sebagian kecil pembaca untuk mendapat tolak ukur kepuasan untuk setiap opsi ending. Skenario A menurutnya mendapatkan respon yang terbagi rata antara puas dan ketidakpuasan, sementara skenario B menghasilkan pembagian tingkat kepuasan yang serupa dengan Skenario A. Namun, skenario C mendapat tingkat ketidakpuasan hingga 90%, namun Togashi merasa bahwa opsi C adalah pilihan terbaik bagi idealisme dirinya.

Lebih lanjut, Togashi menyebutkan bahwa ia telah membuat skenario D, yang merupakan gambaran jika takdir menghalangi dirinya untuk menyelesaikan manga tersebut. Skenario ini akan dianggap sebagai penutup resmi bagi manga Hunter x Hunter jika Togashi tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya karena kesehatannya.

ending hunter x hunter

Di tepi danau, seorang gadis bernama Jin yang memegang joran pancing, berdiri tanpa bergerak. Tiba-tiba, jorannya bergetar keras, dan Jin, terkejut, berseru, “Aku berhasil! Aku menangkap sang penguasa danau!” Dia dengan mahir mengangkat sang penguasa danau ke bahunya dan berdiri di depan seorang wanita, berkata, “seperti yang telah aku janjikan, aku menangkap sang penguasa danau, Bu!” Jin mendekat ke wanita tersebut dan dengan penuh semangat menyatakan, “kamu tidak bisa bicara apa-apa lagi. Kamu harus menjadi seorang pemburu.”

Wanita itu mengangguk. Lalu Jin, yang masih membawa sang penguasa danau di bahunya, berjalan pergi. Ibunya berkomentar kepada suaminya bahwa mimpi Jin adalah untuk tidak pernah meninggalkan pulau itu dan mewarisi tempat mereka. Ayahnya setuju sambil tertawa, dan ibunya mengekspresikan ketidakpuasannya, berkata, “mungkin keinginannya akan berubah nanti. Tapi aku ingin tahu, kamu dan Jin, mengapa kalian seperti ini? Pasti karena darah nenek Mito dan nenek Noko.”

Wanita itu tampaknya tidak menyadari bahwa nenek Mito dan nenek Noko tidak memiliki keterkaitan darah dengan sang ayah, dan ayahnya tersenyum seolah mengetahui. Wanita itu lalu mengekspresikan keengganannya, menambahkan, “tapi kakek Gon adalah pemburu terkenal… dan gadis ini suatu hari akan meninggalkan pulau itu.”

Jin lalu bersikeras, “Aku tidak akan pernah pergi!” dengan tegas ia menaggapi padahal dirinya berada di tengah hutan. Ayahnya, terhibur, berkata, “kamu memiliki pandangan yang tajam.”

Pemandangan berganti ke toko yang sedang melakukan pekerjaannya dari Mito. Sang penguasa danau telah dipotong dengan rapi, dan bagian dalamnya telah disortir. Sambil bekerja, Jin berpikir dalam hati, “Ibu tidak pernah mengerti. Ketika kakek berbicara dengan gembira tentang kenangannya menjadi hunter, nenek Noko diam-diam pindah dari tempat duduknya. Setiap kali kakek Gon menegaskannya, keyakinannya terdengar dari seseorang.” Dia memukul talenan dengan keras menggunakan pisau: “Aku lelah menunggu ini!! Menunggu kepulangan seseorang setelah berbulan-bulan dan bertahun-tahun kesedihan yang menghancurkan hatiku… Aku membuat seseorang menungguku!” Lalu pintu terbuka, dan suara yang hangat terdengar. Seorang anak kecil yang gemuk masuk, sambil membawa sebuah tanaman.

Anak itu berteriak, “Aku benar-benar menangkap sang penguasa danau! Ayo, kita hormati seluruh pulau untuk ini!” Jin menjawab, “Aku selalu… selalu ingin bersama dengan orang yang aku inginkan. Bersama, selalu!” Anak itu setuju, “ya!” keduanya, dengan senyum lebar di wajah mereka, memasak makanan. Seekor burung terbang meninggalkan pulau, melewati kota dan orang-orang didalamnya. Dimana anak-anak dari mereka dan cucu dari orang lainnya hidup di tempat yang berbeda, saling bertukar senyum. Mereka mungkin adalah anak-anak dari karakter tersebut dan cucu-cucu dari karakter itu. Lalu Burung itu terbang menjauh.

Di latar belakang, muncul sosok mengamati pemandangan tersebut.

Dalam pesan tersebut juga Togashi meminta maaf jika dia tidak dapat menyelesaikan manga tersebut dan meminta penggemar memaafkannya. Ini adalah momen yang menyentuh bagi komunitas manga, karena mereka menyaksikan salah satu pencipta terbesar dalam genre ini berjuang dengan kesehatannya sambil berusaha menutup karyanya dengan cara yang memuaskan.

Namun akhir dari skenario ending Hunter x Hunter ini, gambaran sosok misterius yang mengamati adegan tersebut dari kejauhan membuat pembaca penasaran dan berspekulasi dengan apa yang Togashi gambarkan. Tentunya jika kemungkinan terburuk skenario D tersebut menjadi ending dari Hunter x Hunter, jawaban tersebut baru akan terkuak. Namun mari kita berharap agar kesehatan Togashi membaik dan memberi kita opsi ending lainnya yang menurutnya lebih ideal.

Oky Handiman
Oky merupakan salah satu founder dari Greenscene, ia juga turut berperan sebagai Operational Director. Passionnya terhadap topik seputar pop culture membuat ia terkadang ikut coverage untuk beberapa pembahasan yang tengah hangat.