Director’s cut sering kali berhasil selamatkan film yang dianggap gagal dalam versi theatrical dan ada beberapa contoh dari hal ini. Film versi director’s cut memang bisa jadi pisau bermata dua. Selain bisa menghancurkan filmnya, tetapi di sisi lain ada juga berbagai film yang berhasil selamat karena kualitas film versi sang sutradara dianggap lebih baik dari versi theatrical. Berikut adalah contoh director’s cut yang berhasil selamatkan filmnya.
1. Blade Runner
Meskipun film Blade Runner dianggap sebagai salah satu film fiksi ilmiah klasik yang sangat berpengaruh, namun pada kenyataanya reaksi yang muncul dari para penonton justru terbagi. Hal ini karena director’s cut dari film ini memberikan tujuh akhir yang berbeda. Menurut informasinya, alasan Ridley Scott menghadirkan tujuh versi ending yang berbeda adalah karena perselisihannya dengan pihak studio.
Dari tujuh ending yang ada, banyak pihak yang sepakat jika versi Final Cut dari film Blade Runner adalah yang terbaik dan otentik. Ini karena Final Cut merupakan ending yang memang mendekati ide awal dari sang sutradara di mana diperlihatkan lebih banyak hal-hal dan adegan kekerasan yang intens. Sebenarnya, Final Cut ini pun diperlihatkan dalam film Blade Runner versi internasional.
2. The Godfather Coda: The Death of Michael Corleone
Film The Godfather III banyak diakui kurang begitu menarik jika dibandingkan dengan dua film Godfather sebelumnya. Banyak elemen dari film The Godfather III yang dianggap berbeda dari dua film sebelumnya. Francis Ford Coppola, sebagai sutradara film The Godfather, menyadari reaksi dari para fans tersebut dan memberikan solusi atas hal tersebut.
Dalam perayaan 30 tahun film The Godfather, sang sutradara melakukan pengeditan ulang untuk film The Godfather III yang kemudian diberi judul The Godfather Coda. Mayoritas peristiwa yang muncul dalam film tersebut kemudian dirubah dan Coppolla juga memberikan cerita akhir yang lebih kelam dari versi aslinya. Momen kematian sang putri di depan mata Michael Corleone disambung dengan berbagai adegan yang memperlihatkan semua wanita yang pernah menjalin kisah asmara dengan Michael. Adegan ini dianggap memberikan dampak yang jauh lebih besar dari sebelumnya.
3. Superman II
Richard Donner merupakan sosok sutradara dari sekuel film Superman. Dia sempat mengajukan ide untuk membagi cerita tersebut dalam dua bagian, yang mana hal itu ditolak mentah-mentah oleh para produser. Akibat dari hal itu, Donner kemudian dipecat dan posisinya diganti oleh Richard Lester. Kejutan kemudian muncul di tahun 2006, di mana Donner merilis film Superman II versinya.
Richard Donner menggunakan berbagai stok gambar yang ada dan tidak terpakai untuk kemudian dia edit ulang. Donner juga menambahkan efek visual untuk mengisi bagian-bagian yang tidak sempurna atau belum selesai. Hasilnya, Superman II versi director’s cut ini berhasil selamatkan filmnya dengan menghadirkan perubahan besar termasuk perubahan tone cerita yang lebih gelap. Para fans sendiri bahkan lebih senang versi ini dibandingkan versi theatrical.
4. Daredevil
Daredevil merupakan film superhero yang rilis di tahun 2003 dan dibintangi oleh Ben Affleck. Film ini yang kemudian membuka kesempatan bagi Affleck untuk berperan di film superhero lainnya, seperti film Batman v Superman dan Justice League. Sayangnya, film Daredevil ini kurang mendapatkan tanggapan yang positif dari para fans karena ceritanya yang dianggap kurang menarik.
Namun, versi director’s cut dari film Daredevil bisa memberikan hal yang berbeda dari filmnya. Dalam versi ini, rasa bersalah dari Matt Murdock berhasil dieksplor lebih jauh. Cerita tentang interaksi antara Daredevil dan Kingpin juga menjadi salah satu hal yang menarik yang muncul dalam film Daredevil versi director’s cut ini. Mungkin, Geeks bisa coba menyaksikan film Daredevil versi director’s cut untuk melihat cerita yang berbeda.
5. Watchmen
Film superhero garapan Zack Snyder ini memang benar-benar menyajikan apa yang juga dihadirkan dalam versi komiknya, sambil juga kita melihat bagaimana filmnya menghadirkan visi dari sosok Zack. Sayangnya, banyak tanggapan negatif dari para penonton. Mulai dari alur cerita yang membingungkan sampai tone cerita yang dianggap terlalu kelam.
Namun, bagi para pecinta komiknya mungkin akan jauh lebih senang ketika menyaksikan versi Ultimate Cut dari film Watchmen. Pasalnya, dalam versi tersebut Zack Snyder lebih menghadirkan cerita yang mendekati sumber aslinya. Watchmen versi Ultimate Cut dianggap jauh lebih styish dan juga ekspasif dibandingkan versi theatricalnya.
6. Payback Straight Up
Director’s cut yang selamatkan kualitas filmnya yang selanjutnya adalah Payback Straight Up. Dalam film Payback, aktor kawakan Mel Gibson berperan sebagai Porter. Dia adalah seorang pencuri yang berusaha membalas dendam terhdap orang-orang yang sudah mengkhianatinya. Film Payback mendapatkan tanggapan yang beragam dari para fans, namun hal berbeda diperlihatkan versi director’s cut.
Film Payback versi director’s cut ini berjudul Payback Straight Up. Brian Helgeland menghadirkan cerita film yang lebih terstruktur di mana durasi filmnya kemudian terpotong selama kurang lebih 10 menit. Dalam versi director’s cut, salah satu adegan yang dirubah adalah karakter Bronson yang diperankan oleh Kris Kristofferson diganti oleh villain wanita yang tidak terlihat yang diisi suaranya oleh Sally Kellerman. Nasib akhir Porter di akhir cerita juga dibiarkan menggantung.
7. Brazil
Brazil merupakan salah satu film yang unik karena menghadirkan komedi gelap yang jarang muncul di film produksi Hollywood. Yang menarik adalah film ini sempat hampir gagal tayang karena pihak studio menginginkan sebuah cerita akhir yang bahagia. Hal ini bertentangan dengan apa yang sang sutradara, Terry Gillam, inginkan dan berbeda dari ide awal yang dia miliki.
Mereka sengaja melakukan proses shooting ulang hanya untuk menghadirkan cerita yang sesuai dengan pihak studio. Terry Gillam kemudian melakukan kampanye di berbagai media untuk mendukungnya dalam merilis film Brazil versinya sendiri. Dan akhirnya, Terry Gillam pun mendapatkan kesempatan tersebut di mana dia bukan hanya berhasil menghadirkan tone cerita yang lebih gelap melainkan durasinya pun bertambah dari 94 menit menjadi 142 menit.
8. Once Upon A Time In America
Sergio Leone memang sedari awal menginginkan film Once Upon a Time in America menjadi film yang monumental dan bersejarah, sambil juga memperlihatkan kisah dari protagonisnya yang memiliki nilai moral yang abu-abu atau tidak jelas. David Aaronson, karakter yang diperankan oleh Robert De Niro, adalah pria yang tumbuh di New York dan kemudian menjadi sosok gangster berpengaruh.
Leone sendiri sebenarnya setuju untuk berpacu pada kesepakatan durasi yaitu 3 jam 49 menit. Namun, dalam versi theatrical durasi filmnya hanya 2 jam 19 menit dengan berbagai perubahan kronologi kejadian yang ada. Sergio Leone kemudian merilis Extended Director’s Cut dengan durasi yang lebih panjang dan cerita tentang David Aaronson yang memang sesuai dengan keinginan dari Leone. Perbedaan nampak jelas antara versi theatrical cut dan Extended Director’s Cut.
9. Kingdom Of Heaven
Setelah sukses dengan film Gladiator, Ridley Scott kembali menjadi sutradara bagi film epik bertema perang salib yaitu Kingdom of Heaven. Film ini berkisah tentang perang yang terjadi antara raja Baldwin IV dengan Saladin alias Salahuddin demi memperebutkan kota Yerusalem. Ketika filmnya rilis, banyak tanggapan negatif kemudian muncul terutama yang mengkritisi kurangnya referensi sejarah dan kurang akuratnya adegan sejarah di film tersebut.
Ridley Scott sendiri kemudian mengakui bahwa dia pun kecewa dengan film itu dan berharap ada tambahan 45 menit dari versi theatrical. Dan keinginan tersebut terwujud di mana dalam versi director’s cut ini filmnya lebih banyak menghadirkan subplot dan lebih bisa menjelaskan motivasi dari para karakternya dengan baik. Banyak fans yang juga mengatakan jika versi ini jauh lebih baik dari versi theatrical.
10. Zack Snyder’s Justice League
Director’s cut yang selamatkan filmnya terakhir adalah Zack Snyder’s Justice League. Ini adalah film versi director’s cut yang paling populer dalam sejarah perfilman. Seperti yang Geeks ketahui, film Justice League versi theatrical dianggap sebagai film yang gagal. Sedari awal filmnya diproduksi, sudah banyak masalah yang muncul yang berakibat Zack Snyder mengundurkan diri dan diganti oleh Joss Whedon.
Melihat kegagalan filmnya banyak fans yang kemudian mengampanyekan pihak WB untuk merilis Justice League versi Zack Snyder. Setelah kampanye yang berlangsung selama beberapa tahun tersebut akhirnya membuat pihak WB setuju merilis Justice League versi Zack Snyder. Durasi filmnya sendiri mampu mencapai 4 jam yang terbagi ke dalam beberapa chapter. Dan banyak perbedaan yang dihadirkan antara versi Zack dan Whedon. Salah satu detail yang berbeda adalah bagaimana Barry Allen tidak menghadirkan lelucon tentang ‘Brunch’ serta gambar di tempat persembunyiannya bukan girlband idola seperti yang dihadirkan dalam versi Whedon.
Sebuah film memang harus mengalami berbagai tahapan sebelum kemudian berhasil tayang di bioskop. Meskipun sebagian besar sukses di pasaran, namun tidak sedikit juga yang justru gagal. Salah satu alasannya adalah karena apa yang dihadirkan di filmnya tidak sesuai keinginan dari sang sutradara. Inilah yang kemudian membuat mereka menghadirkan director’s cut.