Untuk menghadirkan sebuah film adaptasi live action anime tentu perlu izin agar film tersebut resmi, namun ternyata ada juga yang unofficial atau tidak resmi. Adaptasi live action dari anime sedang menjadi salah satu tren dalam satu dekade terakhir. Platform streaming biasanya banyak mengadaptasi berbagai anime populer untuk kemudian diadaptasi dalam versi live action.

Contoh paling baru dalam hal ini adalah live action One Piece yang tayang di platform Netflix. Series tersebut bekerja sama dengan pengarang atau kreator dari seriesnya, Eiichiro Oda, untuk menghadirkan sebuah series live action tersebut. Namun, yang menarik adalah ternyata ada juga series live action anime yang ternyata tidak resmi atau unofficial. Apa saja? Berikut adalah live action anime unofficial yang dianggap terbaik.

Siapa Takut Jatuh Cinta

Geeks mungkin tidak menyangka jika salah satu sinetron populer di era awal 2000an ini merupakan adaptasi tidak resmi dari sebuah series anime. Sinetron ini memang adaptasi dari cerita Meteor Garden yang populer di Taiwan. Namun, Meteor Garden sendiri merupakan adaptasi dari series karya Yoko Kamio yaitu Hana Yori Dango. Jadi, secara teknis sinetron ini pun masuk dalam adaptasi anime live action unofficial.

Secara premis, sinetron ini tidak ada bedanya dengan Hana Yori Dango atau pun Meteor Garden di mana seorang gadis bertemu dengan empat orang lelaki kaya. Pada awalnya, alur cerita sinetron ini mirip dengan sumber aslinya. Namun, karena jumlah episodenya kemudian melebihi versi Taiwan yang berakibat pada pengembangan cerita dari alur aslinya.

Ninja Kids

Geeks mungkin sudah tidak asing dengan film klasik Ninja Kids yang dibintangi oleh Steven Hao alias Boboho. Film ini berkisah tentang empat orang anak-anak yang kemudian masuk ke sekolah ninja. Di sana mereka mengalami banyak petualangan seru sambil belajar berbagai hal untuk menjadi seorang ninja. Namun, jika Geeks sadar ini sebenarnya merupakan adaptasi tidak resmi dan juga parodi dari Nintama Rantarou.

Nintama Rantarou merupakan sebuah series anime klasik yang sangat populer. Bahkan, anime ini sempat juga tayang di Indonesia. Karakter Boboho sendiri sangat mirip dengan salah satu karakter utamanya, yaitu Shinbei Fukutomi. Yang unik adalah meskipun bertema ninja, mereka tetap memperlihatkan teknik kungfu dalam bertarung. Dan juga di tahun 2011 akhirnya ada versi resmi dari anime tersebut dengan judul Ninja Kids!!

Dragon Ball: The Magic Begins

Mungkin, banyak yang mengira jika Dragonball Evolution adalah adaptasi live action pertama dari anime Dragon Ball. Faktanya, sejak era 1990an ada dua studio film yang mencoba menghadirkan adaptasi live action seriesnya secara unofficial. Salah satunya adalah film produksi negara Taiwan yaitu Dragon Ball: The Magic Begins yang rilis pada tahun 1991.

Film ini mengadaptasi film pertama dari Dragon Ball, namun mereka melakukan banyak perubahan besar dalam ceritanya. Bahkan, nama-nama para karakter pun semuanya dirubah. Yang menarik adalah film adaptasi live action anime tidak resmi ini benar-benar menghadirkan banyak karakter utama di ceritanya, seperti Goku, Chi Chi, Master Roshi, dan sebagainya. Mereka juga tetap menghadirkan detail kecil seperti unsur komedi atau hal-hal konyol lainnya.

Dragon Ball: Ssawora Son Goku, Igyeora Son Goku

Seperti disebutkan di atas bahwa ada dua studio yang membuat film Dragon Ball live action dalam versi yang tidak resmi di era 90an. Film adaptasi lain Dragon Ball ini merupakan produksi rumah produksi di Korea Selatan. Arti dari judul filmnya sendiri adalah “Dragon Ball: Son Goku Fight, Son Goku Win.” Film ini rilis satu tahun lebih awal dari The Magic Begins. Ini adalah film live-action Dragon Ball pertama di dunia.

live action anime unofficial

Berbeda dengan film produksi Taiwan, yang membedakan cerita dan juga para karakternya terlepas dari desain yang sama, film live-action produksi Korea Selatan ini justru benar-benar menirukan semua hal dari animenya. Mulai dari gaya para karakter, cerita, dan bahkan detail lainnya. Namun, dapat diakui bahwa kualitas akting para pemain dan kostum yang mereka gunakan pun kurang begitu menarik.

Gundaman Fight

live action anime unofficial

Selain membuat film Dragon Ball: Ssawora Son Goku, Igyeora Son Goku studio di Korea Selatan tersebut ternyata membuat film live action anime unofficial lainnya yaitu Gundaman Fight. Alur cerita dari filmnya sendiri kurang begitu jelas. Namun, satu hal yang pasti, film ini banyak memasukan elemen budaya populer terutama robot Gundam. Contoh nyata dari hal ini adalah bagaimana salah satu karakter utama dalam filmnya adalah sebuah robot yang mirip Gundam dengan ukuran manusia. Robot tersebut merupakan perwujudan dari seorang detektif yang memiliki kemampuan untuk bisa berubah menjadi robot, yang mana aktornya sama dengan pemeran Goku.

Fist of the North Star

Masih dari rumah produksi yang sama, mereka ternyata menghadirkan film live action anime tidak resmi lainnya yaitu Fist of the North Star. Seperti halnya film Dragon Ball, live action Fist of the North Star benar-benar mengadaptasi hampir seluruh elemen yang ada di cerita aslinya. Misalnya, judul yang sama, alur cerita yang sama, bahkan nuansa atau atmosfer ceritanya pun dibuat mirip dengan cerita asli.

live action anime unofficial

Namun, ada beberapa elemen yang cukup mengundang perhatian seperti gaya bertarung dan penampilan sang aktor yang dianggap tidak sesuai dengan penampilan Kenshiro. Tetsuo Hara sendiri sebenarnya tahu tentang film ini, namun tidak ada informasi apakah dia mengambil jalur hukum terkait hal ini. Dan yang menarik juga adalah ternyata Fist of the North Star ada adaptasi live action dalam versi Hollywood, meskipun dianggap gagal.

Super Mario vs Son Goku

Mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika dua karakter populer ini saling bertemu dalam satu cerita. Namun, inilah yang terjadi dalam film Super Mario vs Son Goku yang diproduksi oleh salah satu rumah produksi di Filipina. Sebenarnya, jika melihat film Super Mario vs Son Goku rasanya sulit untuk menganggap filmnya sebagai sebuah adaptasi live action.

live action anime unofficial

Pasalnya, sama sekali tidak ada unsur cerita di filmnya yang merupakan adaptasi atau rubahan dari cerita aslinya. Super Mario vs Son Goku sebenarnya lebih cocok dianggap sebagai film parodi dari kedua karakter tersebut. Hal ini karena para aktor yang memerankan karakternya sama sekali tidak memiliki kemiripan dengan karakter tersebut. Bahkan, lebih banyak unsur “komedi” yang kemudian muncul di filmnya.

Melakukan adaptasi versi live action dari sebuah judul anime memang bukan sebuah hal yang salah. Bahkan, ini bisa jadi salah satu cara untuk memberikan warna tersendiri bagi industri perfilman dunia. Namun, tentunya semua hal tersebut perlu dilakukan dengan cara legal dan seizin pengarang atau kreatornya. Karena, bukan tidak mungkin film-film ini harus berurusan dengan hukum.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.