Platform streaming Netflix pernah beberapa kali melakukan adaptasi live-action terhadap beberapa judul anime, yang sayangnya hal tersebut gagal total. Sudah tidak asing jika Netflix banyak menghadirkan berbagai film dan series yang orisinal. Series dan film tersebut mereka hadirkan hanya untuk para pelanggan mereka. Salah satu hal yang juga mereka lakukan adalah melakukan adaptasi live-action anime.

Beberapa tahun lalu, Netflix menyadari jika potensi para penggemar anime sangat luar biasa. Dan hal inilah yang coba mereka gali dan eksplor lebih lanjut, salah satunya adalah dengan melakukan adaptasi judul anime untuk dihadirkan dalam versi live-action. Meskipun ada sebagian yang sukses, namun ada juga adaptasi live-action anime tersebut yang justru gagal.

Kakegurui

Series anime Kakegurui sendiri pertama kali rilis pada 2017. Para fans banyak yang memberikan tanggapan positif dengan anime tersebut karena coba menghadirkan sebuah ide yang baru. Kakegurui sendiri berkisah tentang sebuah sekolah yang di dalamnya terdapat sebuah kasino. Para muridnya memang diajarkan untuk berjudi. Meskipun judi jadi tema utamanya, namun ada hal lain yang dihadirkan animenya.

Contohnya adalah bagaimana sang protagonis, Yumeko, adalah sosok yang sadis di mana tidak jarang dia membuat orang lain berhutang dan kehilangan anggota tubuhnya. Popularitas anime ini membuat Netflix kemudian mengadaptasi series tersebut dalam versi live-action di tahun 2019. Sayangnya, live-action kakegurui ini kurang begitu bisa diterima para fans. Banyak fans yang mengkritik bagaimana karakternya digambarkan.

Fullmetal Alchemist

Bagi para penggemar anime, tentunya Fullmetal Alchemist bukan sebuah nama yang asing. Pasalnya, ini merupakan salah satu anime yang ikonik hingga saat ini. Namun, situasi yang sama tidak berlaku dalam versi adaptasi live-action. Film ini rilis pada 2017 dan banyak kritik negatif muncul ditujukan terhadap filmnya. Filmnya sendiri mengangkat cerita dari empat volume manganya, yang dimulai di negara Amesteris.

adaptasi live-action netflix gagal

Para penonton kemudian diperkenalkan dengan dua karakter utama, yaitu kakak beradik Edward Elric dan Alphonse. Mereka berdua mempelajari sebuah teknik yang disebut alchemy. Banyak kekurangan yang muncul dari filmnya, seperti kualitas filmnya yang tidak terlalu tinggi. Hal tersebut membuat para fans menyayangkan ketika kualitas dari animenya sangat luar biasa.

Fullmetal Alchemist: The Revenge of Scar

Tanggapan yang kurang baik dari film pertama, nyatanya tidak membuat Netflix berhenti untuk menghadirkan sekuel dari film pertama Fullmetal Alchemist yaitu The Revenge of Scar. Bila dibandingkan dengan film pertama, memang film sekuel ini menerima respon yang cukup baik meskipun tidak menutup fakta jika kritik tetap membanjiri filmnya dari para fans.

Para penonton dan fans menganggap jika Fullmetal Alchemist: The Revenge of Scar terlalu banyak menghadirkan kisah yang sedih dan juga tidak mau menghadirkan dana lebih demi menunjukan efek spesial yang ciamik. Namun, beberapa poin positif yang muncul dari The Revenge of Scar adalah desain karakter dan juga setting yang tetap sama dengan orisinalnya dengan ada peningkatan visual.

Cowboy Bebop

Cowboy Bebop adalah contoh paling baru dari adaptasi anime live-action Netflix yang gagal. Seperti halnya Fullmetal Alchemist, Cowboy Bebop adalah salah satu anime ikonik dan legendaris terutama untuk para fans di wilayah Amerika. Ceritanya sendiri berfokus pada elompok Bebop, yang dipimpin oleh Spike Spiegel, yang memburu para kriminal di luar angkasa.

adaptasi live-action netflix gagal

Pasca penayangan selama satu musim, Netflix memutuskan untuk membatalkan seriesnya. Alasan utama dari pembatalan tersebut adalah kurangnya sambutan dan tanggapan positif dari para fans. Sebagian menganggap jika ini tidak berbeda dari sebuah series pada umumnya, yang tentunya sangat disayangkan. Namun, nilai positif dari seriensy adalah pemilihan cast yang tepat dan sesuai dengan aslinya.

Death Note

Adaptasi live-action anime Netflix yang dianggap paling gagal, Death Note. Anime Death Note sendiri merupakan salah satu anime yang populer di Jepang, bahkan adaptai dari versi live-action di Jepangnya pun sukses besar. Namun, hal ini berbeda ketika Netflix berusaha untuk melakukan adaptasi serupa. Series ini disutradarai oleh Adam Wingard pada 2017.

adaptasi live-action netflix gagal

Ironisnya adalah series ini hampir tidak memiliki ulasan yang positif dari berbagai pihak dan justru kritik yang banyak membanjiri kolom ulasan. Para fans sendiri banyak menyoroti perubahan signifikan yang sang sutradara hadirkan terhadap karakternya, contohnya adalah Light Yagami dan L. Dalam versi anime atau manga, L adalah sosok yang pendiam dan dingin. Sebaliknya, dalam versi live-action ini justru dia banyak mengungkapkan emosinya.

Adaptasi anime dalam versi live-action yang Netflix lakukan selama ini memang bukanlah sesuatu yang salah. Namun, jika kemudian mereka melakukan eksekusi yang kurang sempurna dalam proses produksinya yang terjadi justru mereka akan mendapatkan tanggapan negatif dari orang-orang. Dan di atas adalah contoh nyata dari hal tersebut.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.