Akhir pekan kemarin pengembang game populer, Rockstar, harus mengalami nasib yang kurang menguntungkan. Mereka menjadi korban peretasan pihak ketiga, di mana ada banyak kebocoran data mengenai proyek game Grand Theft Auto 6 yang harus tersebar ke jagat internet. Dalam informasi resmi dari pihak Rockstar, seorang peretas sudah melakukan “aksi ilegal dengan mengakses dan mengunduh informasi rahasia dari sistem (Rockstar).”

Masalah kebocoran data merupakan salah satu hal yang paling ditakutkan dalam sejarah game. Grand Theft Auto 6 merupakan salah satu contoh nyata dari aktivitas ilegal ini. Gamenya sendiri menjadi target peretasan diakibatkan karena tingkat popularitas yang sangat tinggi. Bagi sebagian orang, kebocoran ini mungkin adalah sesuatu yang menyenangkan.

Namun, bagi pihak Rockstar, kebocoran data bisa berarti kehilangan investor mereka untuk proyek game tersebut. Dan hal itu tentunya akan memiliki dampak beruntun kedepannya, misalnya ada kemungkinan terhentinya proyek game tersebut karena kerugian besar. Selain GTA 6, ada beberapa game lainnya yang sempat menajadi keganasan para peretas. Apa saja?

Half-Life 2

Pada September 2003 kemarin, game Half-Life 2 menjadi salah satu game yang paling banyak orang nantikan. Game besutan Valve ini ternyata mengalami masalah, di mana source code dari gamenya tercuri dari sistem internal mereka. Sosok peretasnya sendiri berasal dari Jerman yang bernama Axel Gembe. Dia sengaja mencuri source code tersebut untuk kemudian dia bagikan kepada teman-temannya dan dia sebarkan secara daring.

That Time A German Hacker Leaked Half-Life 2's Source Code

Menurut laporannya, motivasi Gembe melakukan peretasan adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana proses pengembangan sekuelnya. Dan bukan perkara finansial. Terlepas dari hal itu, Gembe tetap mendapatkan proses hukum di mana dia harus mendekam selama 2 tahun dan membayar denda kerusakan sebesar 250 juta Dolar Amerika. Game Half-Life 2 sendiri kemudian resmi dirilis pada akhir 2004 dan meraih kesuksesan besar.

The Witcher 3 dan Cyberpunk 2077

Selain Half-Life 2, game The Witcher 3 dan Cyberpunk 2077 pun sempat mengalami hal yang sama di mana source code mereka tercuri oleh pihak peretas. Pada 2021 kemarin, CD Projekt mendapatkan serangan ransomware. Peretas sendiri berhasil mengakses server internal dan juga berhasil mencuri source code untuk game The Witcher 3, Cyberpunk 2077, Gwent, dan sebuah “versi Witcher 3 yang tidak dirilis.”

CD Projekt Red Has Been Hacked, Cyberpunk 2077 & Witcher 3 Source Codes Stolen - Wtf Gallery

Pihak CD Projekt sendiri sempat membagikan isi ransomwarenya, di mana mereka diminta untuk melindungi datanya dalam 48 jam. Mereka menolak untuk bernegosiasi dengan para peretas, yang mana akhirnya beberapa hari kemudian source code gamenya sendiri berhasil mereka jual. Menurut laporan GamesIndustry, para peretas tersebut menawarkan source code di angka 1 juta Dolar Amerika dan angka tertingginya ada di angka 7 juta Dolar Amerika. Sayangnya, tidak ada laporan lanjutan mengenai kejadian ini.

Berbagai Game Capcom Yang Akan Datang

Pada November 2020 kemarin, Capcom juga menjadi korban dari serangan ransom yang mengakibatkan data-data mereka hancur dan terenkripsi. Salah satu informasi yang berhasil diretas adalah jadwal perilisan beberapa game, seperti Street Fighter 6, Dragon’s Dogma 2, dan Resident Evil 4 Remake. Menurut laporan VGC, Capcom harus kehilangan sebesar 1TB data mereka.

Hitung mundur misterius telah muncul di situs resmi Capcom - - Gamereactor

Peretas juga sempat meminta tebusan sebesar 11 juta Dolar Amerika dalam bentuk Bitcoin. Capcom pun kemudian menjalin kerja sama dengan pihak berwenang di Amerika dan Jepang. Meskipun investigasi menyeluruh masih belum selesai, mereka sudah menutup investigasi internal pada April 2021. Ada sekitar 15.000 akun yang sudah diketahui, dan dampak dari peretasan tersebut bisa berpengaruh terhadap 390.000 orang.

Nintendo

Tidak kalah mengerikan dari Capcom, Nintendo juga menjadi korban peretasan masif yang jauh lebih dahsyat pada 2020. Lebih dari 2TB data dilaporkan tercuri oleh pihak peretas. Kebocoran data ini kemudian terkenal dengan sebutan “Nintendo Gigaleak.” Ada berbagai hal yang berhasil peretas curi mulai dari berbagai data tentang game yang batal, purwarupa, source code, alat pengembangan, komunikasi internal, dan sebagainya.

Reggie Fils-Aime Stopped Nintendo From Changing Its Logo

Kebocoran ini benar-benar dahsyat, di mana peretas benar-benar mencuri seluruh “isi dapur” dari pihak Nintendo. Bahkan, data yang tercuri pun terdapat informasi mengenai berbagai game SNES juga 3DS. Karena berbagai data yang tercuri bukan berasal dari proyek yang akan datang, sulit untuk mengukur kerugian pihak Nintendo. Namun, dalam pertemuan para investor 2022 kemarin pihak Nintendo mengaku bahwa kebocoran data itu sudah meningkatkan level keamanan mereka.

Frostbite Engine dan FIFA 21

Pada Juni 2021, pihak peretas berhasil menjebol sistem keamanan milik EA dan mencuri 780GB data mereka. Data tersebut termasuk source code untuk game FIFA 21 dan Frostbite Engine milik DICE. Menurut laporan Vice, para peretas berhasil masuk ke sistem tersebut setelah berhasil membeli cookies curian sebesar 10 Dolar Amerika. Setelahnya, mereka kemudian masuk ke saluran komunikasi internal EA yang bernama Slack.

Hybrid.co.id | Source Code FIFA 21 dan Frostbite Engine Punya EA Dicuri Hacker

Setelah gagal untuk memeras pihak EA, mereka pun kemudian mulai membocorkan berbagai data yang berhasil mereka curi. Tercurinya source code untuk Frostbite Engine memunculkan banyak beredarnya cheat untuk game Battlefield. Dan sampai saat ini, masih belum ada kabar lanjutan mengenai kejadian tersebut.

Industri game saat ini sudah menjadi sesuatu yang sangat menjanjikan. Keuntungan dan popularitas dari seluruh dunia membuat banyak orang tergiur dengan hal tersebut, yang mana akhirnya memancing pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan hal ilegal. Dan dengan kemajuan teknologi yang ada, sepertinya ancaman serangan peretasan ini masih belum akan berhenti sampai beberapa dekade kedepan.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.