Kelompok teroris Akatsuki dalam cerita Naruto merupakan salah satu kelompok villain yang paling populer, baik dalam versi anime atau pun manga. Meskipun mereka menggunakan jubah yang sama yang menjadi identitas mereka, namun kemampuan merekalah yang membuat Akatsuki luar biasa. Masing-masing anggota memiliki kemampuan yang unik dan berbeda satu sama lain.

Salah satu contohnya adalah Hidan. Meskipun Hidan tidak memiliki teknik yang mencolok seperti anggota Akatsuki lainnya, Hidan tetap dianggap sebagai salah satu sosok yang mengerikan di kelompok ini. Kemampuan taijutsu miliknya merupakan sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh. Hidan mampu bergerak dengan cepat, dan mampu memanfaatkan sekitarnya juga senjata yang dia gunakan untuk membuat posisinya menguntungkan.

Contoh nyatanya adalah Hidan pernah diperlihatkan mampu menghindari serangan Asuma dengan sangat mudah. Hidan juga bahkan bisa menghindari teknik bayangan milik Shikamaru. Yang lebih luar biasanya lagi adalah Hidan pun mampu menandingi kemampuan Sharingan yang digunakan oleh Kakashi. Dia mampu memprediksi setiap gerakan yang dibuat Kakashi, yang mana Kakashi sendiri tidak mampu melakukan hal sebaliknya.

Hidan sendiri menggunakan sebuah senjata yang tidak biasa. Sebuah sabit dengan tiga mata pisau yang terikat dengan rantai, yang bisa dia kendalikan sesuka hati. Namun, sebenarnya, selain digunakan untuk bertarung senjata tersebut juga merupakan instrumen dari ritual yang biasa dia lakukan. Dan yang menarik adalah Hidan sering kali tidak menyerang musuh sampai tewas.

Dia hanya menyerang musuhnya sampai musuhnya terluka dan mengeluarkan darah. Namun, inilah yang menjadi awal ritual tersebut. Setelah darah milik musuhnya berhasil dia dapatkan, Hidan akan menggambar sebuah lingkaran dari darah tersebut. Di dalam lingkaran tersebut, dia akan terlindungi dari berbagai serangan yang ada. Dan di dalam lingkaran tersebut pun Hidan akan menyakiti dirinya sendiri, yang mana hal itu membuat tubuh musunya akan ikut merasakan sakit yang Hidan alami.

Yang membedakan adalah Hidan merupakan sosok yang abadi. Setiap luka yang dia derita akibat ritual tersebut akan sembuh dengan sendirinya. Sayangnya, hal sebaliknya dialami oleh sang korban di mana luka yang dia derita tidak akan bisa sembuh sendirinya. Keabadian yang dimiliki oleh Hidan ini memberikannya keuntungan dalam pertarungan yang dia lakukan.

Kemampuan tersebut merupakan pemberian dari tuhannya, Jashin. Hidan merupakan pengikut dari ajaran Jashin dan hal itu juga berkontribusi membuatnya menjadi petarung yang mengerikan. Ajaran yang dia anut mengharuskan pengikutnya melakukan pembantaian massal. Setiap pertarungan yang dia lakukan tidak boleh hanya sekedar melukai musuhnya, melainkan juga harus mencabut nyawanya.

Berbicara mengenai kemampuan untuk bisa hidup abadi, tentunya Geeks akan membandingkan hal ini dengan kemampuan yang dimiliki oleh klan Otsutsuki. Klan alien tersebut memang diketahui memiliki kemampuan untuk bisa hidup abadi, dengan cara membuat segel Karma kepada wadah yang sudah mereka pilih. Seiring berjalannya waktu, ketika prosesnya selesai, mereka bisa mati kapan pun dan bisa kembali bereinkarnasi di tubuh wadah tersebut.

Dibandingkan dengan klan Otsutsuki, kemampuan untuk hidup abadi Hidan memang jauh lebih simpel dibandingkan klan Otsutsuki yang cukup rumit prosesnya. Salah satu contohnya adalah mereka harus memilih wadah yang tepat untuk menampung semua kekuatan mereka, seperti halnya Kawaki dan Jigen. Tubuh Jigen dianggap tidak mampu menampung semua potensi milik Isshiki, yang mana dia merasa kurang nyaman ditubuh Jigen.

Itulah alasan mengapa dia lebih memilih tubuh kawaki, yang dianggap sempurna. Belum lagi proses reinkarnasinya yang cukup panjang, di mana butuh waktu cukup lama untuk menyelesaikan proses Otsutsukifikasi. Jadi, untuk metode kehidupan abadi, teknik ritual Hidan dianggap lebih baik jika dibandingkan dengan proses Karma milik klan Otsutsuki, meskipun keduanya sama-sama memberikan penggunanya keabadian.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.