Para fans dari One Piece tahu bahwa Zoro bukan seorang ahli pedang biasa. Zoro memiliki tekad yang sangat kuat, dan juga kemampuan fisik yang luar biasa. Yang unik dari sosok Zoro adalah dia tidak menggunakan teknik satu atau dua pedang saja, melainkan tiga pedang atau santoryu. Teknik ini membuat Zoro menggunakan dua pedang di kedua lengannya, dan satu pedang lainnya di bagian mulutnya.

Sebagai salah satu karakter terkuat dan ahli pedang terbaik, Zoro tentunya tidak sembarangan memiliki pedang. Koleksi pedangnya memiliki kekuatan atau sejarah yang mendalam. Saat ini Zoro memiliki tiga buah pedang, yaitu Wado Ichimonji. Pedang ini adalah pedang yang termasuk dalam kategori Meito atau pedang legendaris. Pedang ini diberikan oleh ayah Kuina yang sekaligus adalah gurunya, Shimotsuki Koushiro.

Wado Ichimonji adalah pedang pertama yang dimiliki oleh Zoro sebelum dia memulai petualangannya menjadi seorang ahli pedang terbaik di dunia. Pedang lainnya yang Zoro miliki juga masuk kategori Meito yaitu Sandai Kitetsu, Yubashiri, Shusui, dan Enma. Namun, saat ini Zoro hanya memiliki Sandai Kitetsu, Wado Ichimonji, dan Enma.

Sebelum menerima Enma, Zoro dulu pernah memiliki pedang Black Blade yaitu Shusui. Pedang tersebut diketahui adalah milik dari Ryuma, sosok samurai legendaris Wano. Namun, setelah bertemu dengan Hiyori dan Kawamatsu, serta dijelaskan mengenai seberapa pentingnya pedang Shusui bagi penduduk Wano, akhirnya Zoro mau menukar Shusui dengan pedang Enma seperti diperlihatkan di chapter 955.

Di chapter 954 sendiri, kita diperkenalkan dengan pedang lainnya yaitu Ame no Habakiri. Menjadi salah satu dari 21 O Wazamono, pedang Ame no Habakiri adalah pedang yang sangat kuat yang kekuatannya hampir sama dengan pedang Enma. Kedua pedang ini dulunya adalah milik dari Kozuki Oden, dan menjadi pedang yang berhasil melukai tubuh Kaido.

Setelah meninggalnya Kozuki Oden, dia mewariskan kedua pedangnya ke kedua anaknya, Hiyori dan Momonosuke, dengan Hiyori mewariskan Enma dan Momonosuke merupakan pewaris dari Ame no Habakiri. Meskipun begitu, Momonosuke saat ini masih kecil dan lemah karena itulah dia kemudian memilih untuk menyerahkannya kepada sang pembuat pedangnya, Tenguyama Hitetsu, untuk disimpan sementara. Momo bahkan tidak bisa memegang pedang Ame no Habakiri.

Kebanyakan dari pedang-pedang terkutuk tidak bisa dipegang atau dimiliki oleh mereka yang masih lemah. Karena, jika itu terjadi, maka mereka akan dikuasai atau dikendalikan oleh kutukan tersebut. Dan Oda Sensei sendiri masih memegang stereotip bahwa semakin kuat kutukannya, maka semakin kuat juga pedangnya. Kecuali jika Tenguyama berhasil membuat perubahan atau upgrade terhadap Sandai Kitetsu – yang mana hal itu mustahil terjadi, karena sebuah pedang yang sudah jadi tidak akan bisa diubah-ubah lagi – artinya Zoro mungkin juga akan memiliki Ame no Habakiri.

Jika itu terjadi, artinya Zoro memiliki tiga pedang dengan kualitas level 2. Banyak fans mungkin berpikir, bahwa bukankah seharusnya Zoro mendapatkan pedang dengan kualitas level 1? Kunci utamanya adalah proses perubahan menjadi Black Blade. Menurut Tenguyama, ketika sebuah pedang sudah menjadi Black Blade, niscaya pedang tersebut akan menjadi pedang yang sangat kuat.

Contohnya adalah Yoru dan Shusui. Black Blade sendiri sama halnya seperti awakening dalam pengendalian buah iblis. Butuh aliran Haki yang besar dan koneksi dengan pemiliknya yang sangat kuat untuk kemudian bisa “menempa” sebuah pedang menjadi Black Blade. Dan Zorolah yang kemudian akan membuat ketiga pedang tersebut menjadi Black Blade.

Jika hal ini memang benar terjadi, Zoro dipastikan akan menjadi legenda baru di dunia One Piece. Dia bukan hanya memiliki satu Black Blade, melainkan tiga sekaligus. Dan itu artinya dia akan melampaui kekuatan Mihawk dan Ryuma. Jika satu Black Blade saja sudah sangat dahsyat, tentunya akan jauh lebih mengerikan jika seseorang memiliki tiga buah Black blade yang digunakan sekaligus.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.