Konoha kini dalam kondisi waspada setelah mereka mengetahui bahwa ada mata-mata yang muncul di desa mereka. Hal ini diketahui setelah data mengenai pertarungan antara Sasuke dan Naruto melawan Momoshiki masuk dalam data Kara, organisasi teroris yang dipimpin oleh Isshiki Otsutsuki. Hal ini membuat Naruto kemudian mengadakan pertemuan dengan para “dewan pengawas” Konoha.

Dalam pertemuan tersebut dibahas tentang apa yang terjadi, dan juga bagaimana langkah selanjutnya yang diambil. Salah satu opini yang muncul mengenai peristiwa ini adalah menutup kembali akses keluar-masuk Konoha, dan menjaga secara ketat. Kembali ke era Hokage ketiga dimana semua orang yang akan masuk ke Konoha harus melakukan beberapa tahap wawancara.

Naruto sempat menolak dengan opini tersebut dengan alasan bahwa dia tidak ingin Konoha kembali ke zaman dimana rasa takut mendominasi desa ini. Naruto tidak mau apa yang sudah dia perjuangkan demi senyuman para penduduk Konoha berubah begitu saja. Akhirnya Naruto setuju dengan ide dimana setiap orang yang datang harus diawasi melalui sensor chakra yang diawasi oleh Ino.

Tapi, ada sesuatu yang menarik dalam peristiwa ini dimana kita melihat untuk yang pertama kalinya “sisi gelap” dari Shikamaru. Sebagai seorang penasihat Hokage, wajar jika dia memberikan saran yang terbaik untuk desa ini. Selain itu dia juga harus bertindak tegas terhadap siapapun yang membahayakan sang Hokage, yang juga adalah rekannya. Shikamaru juga tentu memiliki pemikiran yang sama dengan Naruto, semuanya dilakukan demi melindungi para shinobi generasi baru.

Yang membedakan antara Naruto dan Shikamaru dalam menanggapi situasi ini adalah Naruto tidak bisa begitu saja mengambil keputusan. Dia memerlukan banyak pertimbangan dan juga dia harus menunggu sampai semuanya berkembang dan mencari alternatif lainnya, sehingga tidak mengecewakan atau “melukai” orang lain. Berbeda dengan Shikamaru, dimana dia selalu berhasil membuat Naruto harus membuat sebuah keputusan yang sulit.

Hubungan diantara mereka benar-benar seimbang. Naruto tetap berada di depan layar, sedangkan Shikamaru (dan Sasuke) berada di belakang layar. Hal ini memunculkan sebuah spekulasi dan teori unik dimana Shikamaru seolah sudah bertindak layaknya Danzo, sang pengkhianat yang haus jabatan dan kekuasaan. Namun, tentu saja perbedaannya Shikamaru bukanlah pengkhianat dan bukanlah sosok yang mengincar jabatan Hokage.

Shikamaru Nara || Boruto: Naruto Next Generations | Shikamaru, Boruto, AnimeKesamaan diantara mereka adalah bagaimana peran mereka dibalik layar, demi menyelamatkan Konoha dari berbagai ancaman. Pada saat era Hokage ketiga, hubungan Hiruzen Sarutobi dan Danzo memang tidak seefektif atau seintens Naruto dan Shikamaru. Sangat jarang Sarutobi dan Danzo saling berkomunikasi, atau mendiskusikan perihal sebuah masalah.

Danzo juga bukanlah penasihat langsung Hokage seperti halnya Shikamaru. Danzo lebih sering bergerak sendiri, jika memang itu membantunya mewujudkan mimpinya sebagai Hokage. Misalnya adalah peristiwa memilukan pembantaian klan Uchiha. Sedangkan Naruto dan Shikamaru selalu berkomunikasi mengenai apapun dan bagaimanapun hasilnya.

Shikamaru (bersama Sasuke) selalu bergerak terlebih dahulu dan mengatasi ancaman yang ada. Shikamaru dan juga Sasuke sering kali harus mengerjakan misi yang membuat tangan mereka ‘kotor’ namun, semua itu dilakukan demi melindungi Konoha dan Naruto. Shikamaru dan Sasuke membangun sebuah kerja sama yang baik dalam “mengambil alih” peran dari Danzo dulu.

Jika Shikamaru lebih sering bergerak dalam hal informasi dan memberikan nasihat kepada Naruto, Sasuke lebih sering bergerak di lapangan dan menghabisi ancaman-ancaman tersebut. Disadari atau tidak, ini adalah sebuah keseimbangan yang sangat bagus dan menarik. Ketika Naruto harus tetap menjaga citranya sebagai seorang Hokage, dan contoh bagi penduduk Konoha lainnya, maka tugas dari Sasuke dan Shikamaru untuk bergerak dibalik layar. Bagaimana menurut kalian mengenai hal ini Geeks? Apakah kalian setuju bahwa Shikamaru adalah pengganti dari Danzo atau sosok Danzo yang baru?

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.