Tumbuh dan berkembang di desa Konoha merupakan sesuatu yang sangat tidak mudah bagi Uzumaki Naruto. Cacian, hinaan, dan bahkan stigma negatif harus dihadapi oleh Naruto yang saat itu usianya masih sangat kecil. Orang tuanya sudah tiada, meskipun Naruto sebenarnya adalah seorang pahlawan karena tubuhnya dijadikan wadah bagi bijuu Kurama tapi tetap saja hal itu membuat masyarakat Konoha berpandangan negatif terhadap Naruto pada awalnya.

Kurangnya kasih sayang membuat Naruto sering berbuat onar, demi mendapatkan perhatian dari Hokage dan orang-orang di sekitarnya. Tapi, ternyata Naruto tidak sendirian. Gaara dari desa Sunagakure juga memiliki kisah hidup yang sama. Sebelum kemudian menjadi sekutu bagi Naruto, Gaara awalnya adalah seseorang yang memiliki niat jahat.

Gaara, bersama Temari dan Kankuro, pertama kali diperkenalkan saat ujian Chuunin berlangsung. Gaara memang berniat untuk menghancurkan seluruh shinobi di Konoha, terbukti dia hampir membuat kaki Rock Lee hancur. Gaara merupakan salah satu jalan masuk Orochimaru untuk menghancurkan Konoha, tapi rencana tersebut berhasil digagalkan oleh Naruto. Bukan hanya itu, Naruto berhasil menyadarkan Gaara bahwa hidup tidak hanya sekedar membunuh orang lain.

Meskipun Naruto dan Gaara pada awalnya adalah musuh (bahkan Gaara adalah musuh utama yang dihadapi oleh Naruto), ada banyak kesamaan diantara mereka berdua. Ayah Naruto dan Gaara sama-sama seorang pemimpin desa atau Kage. Ayah Naruto, Minato, merupakan Hokage Konoha keempat. Rasa, ayah Gaara, juga merupakan Kazekage Sunagakure keempat.

Minato dan Rasa juga bertanggung jawab atas “penderitaan” anaknya, dimana Naruto dan Gaara dijauhi akibat menjadi Jinchuuriki. Jika Naruto memiliki Kurama dalam dirinya, maka Gaara terdapat Skukaku, bijuu ekor satu. Mungkin yang sedikit berbeda dari hal ini adalah penyesalan Rasa, yang membuatnya ingin membunuh Gaara. Lain halnya dengan Minato yang terpaksa dan rela mengorbankan nyawanya demi anaknya.

Selain kehilangan ayah, Naruto dan Gaara juga kehilangan ibu mereka. Kushina, ibu Naruto, meninggal demi melindungi Naruto yang baru saja lahir. Karura, ibu Gaara, meninggal setelah baru saja melahirkan Gaara. Selain perihal orang tua, Naruto dan Gaara juga memiliki takdir yang sama sebagai seorang Jinchuuriki untuk desa mereka. Hasilnya mereka dijauhi dan ditakuti oleh masyarakat.

Menjadi Jinchuuriki bagi para bijuu artinya mereka harus menjadi incaran bagia organsasi jahat seperti Akatsuki, yang mencoba mengumpulkan seluruh bijuu yang ada. Beruntung, mereka berdua memiliki kemampuan yang mumpuni. Gaara sangat mahir untuk memanipulasi pasir, sedangkan Naruto lebih mahir untuk menggunakan berbagai Jutsu dan chakra yang dia miliki, apalagi setelah mengetahui bahwa Naruto merupakan keturunan dari anak Hagoromo Otsutsuki.

Berbagai kesamaan cerita hidup antara Naruto dan Gaara juga berlanjut ke series Naruto Shippuden, dimana mereka berdua mulai mengenal dan berteman dengan bijuu yang ada di dalam tubuh mereka masing-masing. Naruto dan Gaara juga sama-sama menjadi Kage di desa mereka dan saling menghormati satu sama lainnya.

Di series Boruto: Naruto Next Generation, Gaara dan Naruto memiliki pemikiran yang sama yaitu berfokus untuk membangun dan menjaga hubungan mereka demi generasi yang akan datang. Sebenarnya, adanya kesamaan cerita tentang Naruto dan Gaara sebenarnya sesuatu yang disengaja. Masashi Kishimoto, selaku pengarang ceritanya, memiliki tujuan untuk memperlihatkan kepada para pembaca bahwa cerita masa lalu Naruto bisa berjalan lebih kelam lagi, dengan situasi yang berbeda.

Meskipun sama-sama memiliki tragedi yang menyedihkan dan juga mengalami penolakan dari orang-orang, tapi Naruto tumbuh menjadi sosok shinobi yang tidak meremehkan orang lain, peduli terhadap sesama, dan menjadi sosok yang baik. Hal itu dikarenakan dia tidak ingin orang lain merasakan penderitaan yang sama dengannya.

Lain halnya dengan Gaara, sebelum dia bertemu Naruto dan berhasil disadarkan, Gaara adalah sosok ninja yang pemarah dan sadis. Dia juga sering menyakiti orang lain melalui kata-katanya. Disinilah alasan mengapa semangat dan determinasi seorang Naruto menjadi penting, sebagai wujud pembeda dari apa yang terjadi diantara mereka berdua. Jika Naruto memilih jalan hidup yang sama seperti Gaara, mungkin cerita seriesnya akan sangat berbeda dengan yang kita ketahui sekarang.

 

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.