Geeks masih ingat dengan film I Am Legend? Film yang dibintangi oleh Will Smith ini dirilis pada tahun 2007 lalu. Film ini bertema post-apocalyptic, dimana dalam ceritanya sebagian besar manusia di bumi harus tewas akibat sebuah virus yang awalnya digunakan untuk penyembuhan kanker. Sedangkan sisanya berubah menjadi makhluk mengerikan, dan sebagian lainnya menjadi survivor atau yang berhasil bertahan hidup dari virus tersebut.

Robert – karakter yang diperankan oleh Will Smith – adalah salah satu yang selamat, bersama anjing kesayangannya, Sam. Robert merupakan salah satu orang yang kebal terhadap virus mengerikan yang disebut sebagai Krippin Virus. Apa sebenarnya virus Krippin, bagaimana penyebarannya, dan bagaimana virus tersebut tercipta?

Penjelasan Virus Krippin

Sebuah wawancara berita dengan Dr. Krippin di awal film memberikan gambaran tentang apa sebenarnya virus Krippin. Dr. Krippin secara genetik mengutak-atik sebuah virus demi mengubah efeknya dari mematikan menjadi menguntungkan, kemudian menyebarkannya sebagai obat penyembuhan untuk penyakit kanker.

Idenya sendiri mirip seperti bagaimana sistem sebuah vaksin: mengambil sesuatu yang berbahaya dari seseorang dan mengubahnya menjadi sebuah obat yang bisa menyembuhkan orang-orang. Pada awalnya, memang virus ini berjalan dengan sukses dengan lebih dari 10.000 pasien penderitan kanker berhasil disembuhkan. Tapi, ternyata virus tersebut mulai menunjukan efek samping mematikan.

Sekitar 90% orang-orang yang terpapar virus ini mati. 1% lainnya berhasil bertahan dari virus tersebut, dan sisanya justru berubah menjadi makhluk mengerikan bernama Darkseekers. Mereka merupakan makhluk yang sensitif terhadap cahaya, sehingga untuk bisa bertahan dari Darkseekers kita butuh sinar UV atau berada di bawah sinar matahari.

Bagaimana efek jangka panjang dari virus ini? Ada dua versi untuk cerita akhir I Am Legend. Jika Geeks menonton versi layar lebar, kita akan melihat bagaimana Robert Neville sukses menemukan penawarnya. Anna kemudian membawa penawar tersebut ke berbagai kamp pengungsian dan memberikannya kepada personil militer. Tapi, di sebuah akhir alternatif, Robert menyadari kalau Darkseeker yang menyerang tempatnya dipimpin oleh salah seorang Darkseekers yang punya satu tujuan: kembali ke orang yang dia sayangi.

Robert memang menculik seorang Darkseeker wanita untuk dijadikan sebuah bahan percobaannya demi menemukan obat penawar untuk virus tersebut. Tapi, akhir cerita ini memberikan kita petunjuk kalau Darkseekers masih bisa merasakan perasaan di dalam dirinya seperti mencintai atau rasa kasih sayang. Mereka juga bisa menunjukan rasa penolakan untuk membunuh.

Darkseekers Bukanlah Zombie

Meskipun memang Darkseekers terlihat seperti zombie, terutama dengan perilaku mereka yang liar dan haus akan daging manusia serta melakukan penyebaran dengan cara menggigit, tapi ada perbedaan diantara keduanya. Kunci utamanya adalah Darkseekers belum mati. Hal ini bisa diketahui dari temperatur tubuhnya yang tinggi dan memiliki detak jantung yang tinggi, yang mana sesuai dengan perilaku mereka.

Juga berbeda dengan zombie, orang-orang yang gak tahan terhadap virusnya gak perlu tergigit oleh seorang Darkseekers untuk terinfeksi. Awalnya memang penyebaran virusnya sendiri terjadi melalui kontak fisik, tapi kemudian virus ini bisa menyebar melalui udara. Hal ini membuat mereka memiliki resiko yang sangat tinggi untuk tidak selamat dari virusnya atau menjadi Darkseeker.

Meskipun Darkseeker gak masuk dalam defisini zombie secara teknis, mereka sering kali disamakan dengan zombie. Hal ini sama dengan apa yang terjadi dengan film 28 Days Later, dimana monster di filmnya dianggap sebagai zombie meskipun orang yang terinfeksi penyakitnya bisa menyebabkan kemarahan yang sangat luar biasa.

Darkseeker Versi Novel

Dalam novel I Am Legend, dijelaskan secara jelas kalau mereka bukanlah zombie melainkan vampir. Hal ini bukan tanpa sebab. Dalam novelnya digambarkan kalau mereka disebut sebagai vampir karena memiliki “gejala” seorang vampir, contohnya adalah mereka menghisap darah, membenci bawang putih, dan harus membunuh mereka tepat di jantungnya dengan kayu.

Berbeda dengan Darkseeker, para vampir dalam novelnya gak berbeda jauh dengan manusia dan bahkan masih bisa diajak bicara. Pada malam hari, dibandingkan mendengar teriakan dan raungan, Robert dipaksa untuk mendengar teriakan tetangganya untuk keluar dari rumah.  Mereka juga sangat kanibal, dimana mereka bakalan memakan sesama mereka ketika gak bisa menemukan manusia untuk dimakan.

Penyebabnya juga berbeda dengan apa yang ditampilkan di film. Dalam novelnya, penyebab dari itu semua adalah kuman yang dibawa pada saat badai pasir muncul dan juga nyamuk yang membawa kuman tersebut akibat bom yang diledakan. Akhir cerita novelnya mirip seperti alternatif ending dari filmnya, dimana Robert menemukan kalau beberapa yang terkena penyakit itu bisa bertahan akibat mutasi dari bakteria di dalam tubuhnya, dan dia pun membentuk peradaban baru.

BACA JUGA: Film Black Adam Jadi Debut Karakter Isis!

Robert Neville juga menyadari kalau dia sudah berubah menjadi seorang monster, dimata spesies baru ini. kalimat terakhir yang diucapkan Robert adalah “I Am Legend,” dimana dia menyadari kalau suatu hari dia pasti akan dianggap sebagai seseorang yang sangat mengerikan, seperti para vampir.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.