Permasalahan Yang Dihadapi

Memiliki ambisi yang sangat besar, tentunya bukan sebuah kesalahan. Apalagi, ambisi tersebut adalah membuat film lainnya yang memiliki kualitas sama atau bahkan lebih, dari film Detective Pikachu. Film Digimon bisa menjadi jawaban dari seri notasgia yang diadaptasi ke layar lebar dalam versi live-action, namun yang jadi permasalahannya adalah siapa yang sanggup melakukannya?

Dalam hal ini, kita berbicara mengenai biaya atau ongkos produksi untuk pembuatan filmnya. Detective Pikachu menghabiskan dana sekitar USD 150 jura dalam proses pembuatannya, dan mendapatkan pemasukan USD 431.7 juta dari seluruh dunia. Hal ini membuat filmnya cukup sukses, tapi tidak maksimal. Filmnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan banyak orang.

Pokemon merupakan franchise yang sudah sangat populer sejak lama, bahkan komunitasnya pun ada di seluruh dunia. Wajar jika pihak rumah produksi mau menggelontorkan dana sebesar itu untuk filmnya. Digimon, di sisi lain, memang tidak terlalu populer dibandingkan Pokemon. Sehingga pertanyaannya adalah apakah ada yang mau mendanai film live-action Digimon dengan harga yang sama?

Film Digimon bisa saja terwujud di beberapa tahun mendatang, mungkin setelah film sekuel dari Detective Pikachu. Di sisi lain, monster dalam cerita Digimon berbeda dengan Pokemon dimana para monsternya lebih banyak berbentuk reptil, tumbuhan, dan sebagainya. Hal itu setidaknya membuat beban kerja dari tim animasi tidak terlalu berat, dan artinya juga beban biaya animasinya bisa ditekan.

Seperti yang diperlihatkan dalam trailernya, meskipun tidak sehalus Detective Pikachu, para monster Digimon bisa menyatu dengan baik dalam sebuah video live-action. Sebuah proyek film tentunya akan memiliki lebih banyak ongkos produksi dibandingkan dengan proyek video ini. Artinya, kualitas animasinya bisa ditingkatkan untuk menyesuaikan dengan versi live-action. Mengadaptasi seri Digimon mungkin memang beresiko, tapi sekarang saatnya seri ini bisa dikenal oleh banyak orang.

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.