Selain Xenomorph yang muncul di dalam franchise Alien, ada satu jenis alien lainnya yang tidak kalah populer dalam segi desain dan kemampuan membunuh: Predator. Semenjak pertama kali muncul di dalam film Predator (1987) dengan bintang Arnold Schwarzenegger, sang Predator telah mengukir nama ke dalam budaya populer. Hal ini dikarenakan selain tampil di dalam layar lebar, Predator juga melebarkan sayapnya ke dalam komik, novel, mainan, video game, dll.

Nah, sebelum The Predator yang tayang bulan ini, ada baiknya Geeks mundur ke belakang untuk menonton film pertamanya lagi. Kenapa? Selain untuk mengetahui asal-muasalnya, Predator juga adalah salah satu film action  terbaik sepanjang masa. Hal ini sudah diakui oleh banyak orang. Film ini, ironisnya, adalah film kedua sutradara John McTiernan yang akan menyutradarai Die Hard, salah satu film action terbaik lainnya, yang rilis dua tahun setelah Predator.

Baca terus artikel ini untuk mengetahui kenapa kalian harus menonton film Predator pertama lagi, sebelum The Predator tayang.


1. Alur Cerita


Jikalau ditanya apa salah satu kelemahan terbesar dari Predator, maka jawabannya adalah plotnya yang minim: Sekelompok prajurit elit berusaha bertahan hidup dari serangan alien misterius yang memburu mereka di hutan Amerika Selatan. Namun, dibalik plot yang minim tersebut, Predator memiliki alur cerita yang bagus sehingga dapat menutup kelemahan tersebut. Hal inilah yang membuat Predator tetap menarik untuk ditonton berulang kali.

Jikalau film action belakangan ini selalu memberikan momen ketegangan, atau seakan menggiring penonton agar buru-buru mengarah ke momen yang diinginkan, maka Predator berlaku berbeda. Predator memberikan penonton kesempatan tidak hanya untuk tegang, namun juga kesempatan untuk bernafas, bertanya, dan berpikir mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya. Film ini memang film action, namun juga memiliki sedikit elemen horror yang semakin diperkuat oleh alur yang bagus.


2. Lokasi yang Indah Sekaligus Berbahaya


Elemen horror yang ada di dalam film Predator semakin terasa dengan lokasi syuting yang sepenuhnya menggunakan lokasi asli. Proses syuting dilakukan di daerah hutan Palenque, Mexico. Namun, sebagian besar film dilakukan di daerah Mismaloya. Arnold Schwarzenegger mengatakan bahwa proses syuting sangat menantang, karena ia harus berenang di air yang sangat dingin dan dilumuri oleh lumpur untuk adegan klimaks, selama tiga minggu. Selain kondisi hutan yang dingin, para aktor juga mengeluh mengenai kondisi mereka syuting yang “selalu di atas bukit. Kami berdiri sepanjang hari di atas bukit, dengan satu kaki ke bawah, dan satu kaki ke atas.”

Namun rupanya kerja keras dan perjuangan para pemain dan kru berbuah manis: lokasi dari Predator yang indah sekaligus berbahaya ini membuat film semakin terlihat cantik. Film Hollywood zaman sekarang umumnya akan menggunakan studio untuk adegan yang sulit dilakukan. Untuk menutupi latar belakang yang mengelilingi para aktor, sang sutradara menggunakan teknik CGI atau komputer. Memang hal tersebut tidaklah mengapa, terutama apabila dilakukan secara bagus. Namun, terdapat perbedaan yang besar secara visual apabila para kru dan pemain pergi keluar, untuk melakukan syuting di tengah-tengah lokasi asli.


3. Karakter Yang Kuat


Arnold Schwarzenegger berperan sebagai tokoh utama Alan “Dutch” Schaeffer. Namun, ia bukanlah satu-satunya aktor yang akan bertarung melawan sang Predator. Di dalam film ini ia ditemani oleh Carl Weathers (si Appolo Creed dari serial Rocky) sebagai Al Dillon, Bill Duke sebagai Mac Elliot, Richard Chaves sebagai Jorge “Poncho” Ramirez, Jesse Ventura sebagai Blain Cooper, Sonny Landham sebagai Billy Sole, Shane Black (sutradara sekaligus penulis The Predator) sebagai Rick Hawkins, dan sebagai satu-satunya aktris di dalam film ini, Elpidia Carrillo sebagai Anna Gonsalves. Mereka harus berusaha bertahan hidup dari ancaman sang Predator, yang diperankan oleh Kevin Peter Hall.

Pembagian peran yang membatasi jumlah karakter ini justru malah memperkuat karakter. Hal ini dikarenakan para penonton diberi kesempatan untuk mengenal dan pada akhirnya peduli dengan nasib karakter yang ada. Penonton bisa melihat dari interaksi dan dialog yang ada, bahwa kelompok dalam film ini adalah BFF (Best Friend Forever!). Tidak hanya mereka memiliki sejarah bersama, namun karena mereka juga harus bekerja sama agar dapat keluar dari masalah yang menghadapi mereka.


4. Misterius Dan Mematikan


Dari pembukaan film Predator, di mana sebuah pesawat luar angkasa menuju ke bumi, penonton sudah diberitahu bahwa musuh utama di dalam film adalah alien. Namun, penampakan yang diberikan sang sutradara di dalam film hanyalah bagian demi bagian sepanjang film. Pembagian penampakan dari sang Predator yang diberikan porsi sepanjang film inilah yang membuat alur dan lokasi di dalam film semakin menarik.

Setelah mengetahui bahwa musuh utama di film ini adalah alien, penonton diberitahu bahwa ternyata mahluk ini memiliki penglihatan infra-merah, sehingga ia bisa memburu para karakter dengan mudah. Sang alien rupanya juga hanya menyerang mereka yang agresif atau memiliki senjata. Ia cepat dan lincah. Tidak seperti Xenomorph, ia memiliki persenjataan modern yang mematikan seperti laser dan cakar super tajam. Setelah penampakan penuh dari sang alien, rupa-rupanya ia masih menyimpan satu rahasia yang mengerikan: bentuk wajahnya!


5. Efek Khusus Yang Tak Lapuk Karena Umur


Untuk zaman sekarang, teknologi visual efek dari Predator telah jauh tertinggal. Namun, setelah melihat kembali film Predator pertama, efek khusus ini tidak terlihat lapuk dimakan waktu. Efek visual di mana sang Predator menghilang masih terlihat efektif, terutama ketika ia bersembunyi diantara pohon yang lebat. Penonton masih diberi penasaran ketika kamera menyorot ke antara pohon yang kosong, membuat mereka bertanya: kapan dan di mana ia akan muncul?

Tidak seperti film zaman sekarang yang lebih mengandalkan CGI, Predator terkenal karena menggunakan practical effects, atau efek khusus yang digunakan secara langsung di depan kamera. Dari kostum Predator, ledakan, darah, dan yang paling penting: potongan tubuh yang berpencar ke mana-mana terlihat realistis. Hal ini dikarenakan efek khusus langsung dibuat oleh sang maestro spesial efek, Stan Winston. CGI memang penting, karena hal tersebut adalah sebuah anugerah bagi pembuatan film. Namun, menonton Predator lagi membuat kita merenung bahwa practical effects juga mampu memberikan “keajaiban” dalam menonton film.

Itulah kelima alasan yang menjadi alasan untuk menonton film Predator pertama lagi. Ada baiknya sebelum menonton The Predator yang akan dirilis September ini, Geeks menonton kembali film pertamanya.

Hal ini dikarenakan Predator adalah salah satu film action terbaik yang tidak lapuk dimakan waktu. Sembari berharap agar sekuel terbarunya ini dapat memenuhi harapan dari penggemar.