Pertama kali tayang di Amazon Prime pada tahun 2019 kemarin, TV series The Boys langsung meraih kepopuleran dan kesuksesan. The Boys menjadi TV series yang paling banyak ditonton. The Boys sendiri diadaptasi dari buku komik dengan judul yang sama. Ceritanya sendiri berfokus pada sebuah tim pahlawan yang disebut The Seven.

The Seven sendiri sebenarnya merupakan kelompok pahlawan yang dibuat oleh sebuah perusahaan multinasional bernama Vought. The Seven sendiri dipimpin oleh seorang pahlawan yang sangat kuat bernama Homelander. Homelander bisa dibilang merupakan “parodi” dari Superman dan juga Captain America, yang menggambarkan bila keduanya berubah menjadi jahat. Homelander sendiri memiliki dua misi, membasmi kejahatan sambil juga dia mempertahankan nilai-nilai kehidupan Amerika, dan nilai saham dari Vought.

Seperti dalam berbagai adaptasi TV series lainnya, perubahan tentu saja ada. Tapi, satu hal yang tetap diperlihatkan dari karakter Homelander adalah kekuatan dan cerita masa lalunya. Homelander, sama seperti anggota The Seven lainnya, mendapatkan semua kekuatan yang dia miliki dari sebuah serum rahasia bernama Compound V yang disuntikan ke dalam tubuh si ibu ketika mereka sedang hamil.

Homelander tidak mengetahui siapa orang tuanya, karena dia besar di laboratorium penelitian milik Vought. Pihak perusahaan berusaha sebaik mungkin untuk bisa mengatur semua hal tentang Homelander, misalnya tentang bagaimana dia bertindak dan bagaimana dia berpikir. Semuanya harus bisa dikendalikan oleh Vought.

TV series The Boys memang memperlihatkan jika Homelander sudah jahat sejak awal. Namun di komiknya, Homelander sempat berusaha untuk menjadi yang terbaik. Sayangnya, dia justru berakhir dengan kehancuran dan kematian. Vought selalu berusaha untuk menutupi semua tindakan jahat dari Homelander. Tapi, hal itu justru membuat Homelander tidak berkembang dengan baik. Dia hanya memahami manusia pada level permukaan saja yang mana hal itu dirasa cukup untuk menjaga citra Vought.

Untuk menjaga agar Homelander tidak lepas kendali, Vought selalu menyediakan “pengamanan” yang cukup kuat. Contohnya, saat kecil, disampingnya terdapat bom nuklir untuk sekedar berjaga-jaga. Vought juga sudah menyiapkan pengganti Homelander bila dia berubah menjadi tidak terkendali. Sosok tersebut adalah Black Noir, yang memiliki kekuatan yang sebenarnya setara dengan Homelander.

Hubungan Homelander dengan sisi kemanusiaannya juga diperlihatkan dalam versi TV seriesnya. Dia diperlihatkan dekat dengan sosok Madellyn Stilwell, bos dari perusahaan Vought. Stilwell selalu berusaha untuk “mengendalikan” Homelander melalui “kasih sayang”, sesuatu yang tidak dia dapatkan sedari kecil. Tapi, kepercayaan Homelander itu kemudian hancur dan akhirnya dia membunuh Stilwell.

Lalu, mengapa Homelander menjadi semakin jahat? Lahir di sebuah lab penelitian membuat Homelander kekurangan kasih sayang. Emosinya menjadi tidak stabil dan dia merasa tidak aman. Homelander memang bagian dari Vought, tapi dia memiliki rencananya sendiri. Dia tidak mau tunduk pada siapapun. Dia meninggalkan rasa kemanusiannya, karena dia merasa semua orang sudah meninggalkannya.

Kekuatan super miliknya memberikan sesuatu yang berbeda kepada mereka yang tidak memiliki kekuatan, apalagi dia tahu tidak ada orang yang bisa mengalahkannya dengan mudah. Kasus ini sama seperti Magneto dalam cerita X-Men, dimana dia merasa seluruh kaum mutan dijauhi oleh manusia. Hal itu membuat dia menyusun rencana jahat untuk mengambil alih kekuasaan bumi.

Masih belum diketahui apa yang akan disuguhkan oleh seriesnya, terutama tentang cerita Homelander. Berdasarkan trailer yang sempat dirilis, Homelander sepertinya akan berfokus untuk “mengurus” anaknya. Anaknya bisa jadi “sesuatu” yang menahannya untuk tidak berbuat tindakan yang gila. Di sisi lain, Billy Butcher mungkin tidak lagi berminat untuk membunuh Homelander setelah mengetahui istrinya selamat. Apakah “ketenangan” tersebut akan berlangsung selamanya? Kita nantikan saja kelanjutannya ya Geeks!

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.