Analisis Kronologi

Kronologi peristiwa dalam “The Lord of the Rings” memberikan beberapa ruang bagi teori ini. Setelah kejadian “The Hobbit,” dimana Bilbo Baggins secara tidak sengaja menemukan Cincin dan bertemu dengan Gollum, Gollum mulai mencari “Baggins” dan “Shire”. Narasi teori Lord of the Rings ini menyebutkan ada periode di mana Gollum menghentikan pencariannya, lalu berubah arah dan kembali ke arah barat. Teori ini mengaitkan perubahan perilaku ini dengan kejadian di Sungai Brandywine. Gollum mungkin menganggap bahwa dia telah berhasil menyingkirkan seorang hobbit bernama Baggins, yang ironisnya mungkin merujuk pada Drogo daripada Bilbo. Jika ini benar, hal ini dapat memberikan penjelasan tentang mengapa Gollum menyerah pada perburuan untuk sementara waktu, yaitu karena ia mengira telah membalas dendam, meskipun pada orang yang salah.

Walaupun menarik, teori ini menghadapi beberapa tantangan serius. Pertama, tidak ada bukti langsung dalam narasi Tolkien yang menunjukkan bahwa Gollum pernah mengunjungi Shire atau terlibat dalam kematian orang tua Frodo. Dalam kisah Tolkien, kematian mereka secara konsisten digambarkan sebagai kecelakaan berperahu. Selain itu, meskipun Gollum dikenal telah melakukan perjalanan jauh dalam pencariannya, tidak ada indikasi waktu yang jelas yang menunjukkan keberadaannya di Shire bersamaan dengan kematian Drogo dan Primula. Terakhir, sementara Gollum digambarkan sebagai sosok yang tertekan dan bermotifasi oleh obsesinya terhadap Cincin, tidak ada bukti yang menunjukkan dia memiliki niat atau kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan pembunuhan terhadap orang tua Frodo.

Gollum Lord of The Rings
Shire – Lord of The Rings

Komunitas penggemar “The Lord of the Rings” telah lama dikenal untuk analisis mendalam dan teori yang inovatif tentang karya Tolkien. Teori ini, meskipun tidak berdasarkan teks asli, telah memicu diskusi yang menarik di beberapa forum seperti Reddit dan beberapa fan forum lain. Beberapa penggemar melihatnya sebagai tambahan yang memperkaya, yang menambahkan lapisan intrik dan kemungkinan motif baru ke dalam narasi yang sudah kompleks. Ahli literatur Tolkien, di sisi lain, sering skeptis terhadap teori yang menyimpang jauh dari teks asli, mengingatkan pada pentingnya konteks dan kesetiaan pada visi penulis. Mereka menekankan bahwa sementara interpretasi alternatif dapat memperkaya pengalaman membaca, mereka harus dianggap dengan hati-hati dan tidak menggantikan narasi dan niat asli penulis.

Jika teori ini dianggap memiliki dasar, maka ia bisa mengubah cara kita melihat kedua karakter ini. Untuk Gollum, ia akan berubah dari sosok yang tragis dan dikendalikan oleh Cincin menjadi seseorang yang lebih aktif dan berbahaya, mungkin bahkan seorang pembunuh dingin. Ini akan menambahkan dimensi baru pada penyesalannya dan perburuan atas Cincin. Bagi Frodo, pengetahuan atau bahkan kecurigaan akan keterlibatan Gollum dalam kematian orang tuanya bisa menambahkan lapisan lain pada perjuangannya yang sudah berat. Ia mungkin menghadapi konflik internal yang lebih dalam, berjuang antara rasa keadilan dan kebutuhan untuk melanjutkan misi yang lebih besar. Namun, ini semua adalah spekulasi yang tidak didukung oleh teks asli, dan seperti yang telah dibahas, kemungkinan besar tidak mencerminkan niat Tolkien.

Meskipun teori ini tetap berada di wilayah spekulasi, ia menawarkan wawasan yang menarik tentang bagaimana pembaca dan penggemar dapat berinteraksi dengan karya sastra. Teori ini menunjukkan bagaimana narasi yang kaya dan karakter yang kompleks, seperti yang ditemukan dalam “The Lord of the Rings,” dapat menginspirasi interpretasi dan eksplorasi yang beragam. Sementara tidak ada bukti langsung dalam teks yang mendukung teori ini, ia membuka pintu bagi pembaca untuk merenungkan kemungkinan-kemungkinan naratif yang belum terjelajahi dan mengundang pertanyaan-pertanyaan baru tentang karakter dan peristiwa dalam dunia Tolkien.

Dalam mengeksplorasi teori ini, penting untuk mengingat bahwa “The Lord of the Rings” adalah karya sastra yang kompleks dengan banyak lapisan interpretasi. Sementara teori tentang Gollum sebagai pembunuh orang tua Frodo menawarkan sudut pandang yang unik dan menarik, ia tetap berada di luar kanon yang ditetapkan oleh Tolkien. Ini menunjukkan bagaimana karya sastra yang mendalam dan berlapis-lapis dapat terus memicu imajinasi dan diskusi, bahkan bertahun-tahun setelah pertama kali diterbitkan. Namun, saat mengeksplorasi interpretasi baru dan menarik, kita juga harus menghormati niat dan narasi asli penulis, mengingat bahwa spekulasi tidak harus menggantikan realitas karya asli.

1
2
Oky Handiman
Oky merupakan salah satu founder dari Greenscene, ia juga turut berperan sebagai Operational Director. Passionnya terhadap topik seputar pop culture membuat ia terkadang ikut coverage untuk beberapa pembahasan yang tengah hangat.