Disadari atau tidak dalam Marvel Cinematic Universe alias MCU ada berbagai paradoks atau hal yang berlainan dengan apa yang diucapkan sebelumnya. Salah satu hal yang membuat MCU banyak diminati adalah karena satu cerita dengan cerita yang lain saling terhubung. Mereka pun berada di satu universe yang sama, sehingga para karakter di dalamnya bisa saling bertemu.
Meskipun sukses untuk bertahan selama satu dekade, pada akhirnya para fans pun mencapai titik jenuh. Di sisi lain, meskipun ceritanya saling terhubung satu sama lain dan berada di satu universe yang sama pada kenyataanya sering kali ada hal yang tidak konsisten muncul dalam ceritanya. Berikut adalah berbagai paradoks atau hal kontradiktif yang terjadi di MCU.
Gamora Tidak Tahu Infinity Stones
Dalam cerita di film Guardians of the Galaxy para penonton diperkenalkan dengan ebuah benda bernama the Orb. Benda tersebut banyak dicari oleh orang-orang. Thanos adalah salah satu orang yang mencari keberadaan the Orb, yang mana dia kemudian mengirimkan salah satu putrinya, Gamora, untuk mencari keberadaan benda itu. Namun, dia justru bergabung dengan tim Guardians of the Galaxy.
Mereka bahkan menjual the Orb yang berhasil mereka dapatkan kepada The Collector. Entitas kosmik tersebut kemudian menjelaskan jika di dalam the Orb sebenarnya terdapat satu Infinity Stones yang mana semua orang nampak terkejut. Namun, dalam cerita Avengers: Infinity War diperlihatkan bagaimana Gamora nyatanya tahu tentang Infinity Stones. Bahkan, bukan hanya tahu tentang Infinity Stones dia juga bahkan tahu di mana lokasinya seperti keberadaan Soul Stone.
Tidak Ada Yang Bisa Memegang Infinity Stones
Masih berkaitan dengan Infinity Stones, paradoks atau kontradiksi yang terjadi selanjutnya di MCU adalah pernyataan bahwa tidak ada yang bisa memegang Infinity Stones. Ketika The Collector menjelaskan tentang Infinity Stones, dia sempat menjelaskan bahwa tidak ada satu pun orang yang bisa memegang batu kosmik tersebut. Hal ini dibuktikan bagaimana beberapa karakter sempat berusaha untuk memegangnya.
Contohnya adalah Carina, budak dari The Collector, yang langsung tewas setelah memegangnya. Infinity Stones juga hampur menghabisi nyawa Ronan dan Peter Quill. Tetapi, seperti yang Geeks ketahui, faktanya Infinity Stones bisa dipegang seperti oleh Thanos bahkan sebelum dia memasukannya ke Infinity Gauntlet. Thanos bahkan memegang Mind Stone yang ada di kepala Vision.
Gamora Adalah Orang Terakhir
Di film Guardians of the Galaxy yang pertama terdapat adegan di sebuah penjara yang memperlihatkan informasi dari para anggota GOTG, termasuk Gamora. Dalam adegan tersebut, muncul informasi jika Gamora adalah orang terakhir dari bangsanya yaitu Zehoberei. Namun, hal ini berbanding terbalik dalam sebuah adegan kilas balik yang muncul dalam Avengers: infinity War.
Thanos memilih Gamora kecil untuk menjadi putrinya dan dia pun mengajarkan tentang keseimbangan hidup. Dalam momen itu juga dijelaskan jika Thanos dan pasukannya hanya menghabisi separuh dari bangsa Zehorobei dan sebagian lainnya dibiarkan hidup. Yang juga semakin membuat bingung adalah Thanos pun mengaku jika planet tersebut saat ini sudah hancur.
Masih Ada Celestials
Berkaitan dengan sosok terakhir, ada juga paradoks atau hal kotradiktif yang berkaitan dengan para Celestials. Di MCU, Celestials merupakan makhluk kosmik kuno yang bertanggung jawab menciptakan momen Bing Bang. Guardians of the Galaxy jadi film yang perrtama kali memperkenalkan para Celestials tersebut ketika para kru GOTG bertemu dengan The Collector di Knowhere, yang merupakan kepala dari salah satu Celestials.
The Collector bahkan memperlihatkan para Guardians bagaimana seorang Celestials menggunakan Infinity Stones untuk menghancurkan sebuah planet. Dalam film GOTG Vol. 2, kita diperlihatkan dengan karakter Ego yang disebut sebagai Celestial hidup yang terakhir. Namun, di film Eternals kita mengetahui jika pada kenyataanya masih ada beberapa Celestials yang hidup. Para Eternals bahkan saat ini sedang menantikan keputusan dari paraa Celestials tersebut terkait nasib bumi.
Tony Stark Butuh Arc Reactor
Arc Reactor merupakan salah satu benda yang ikonik di MCU, di mana benda tersebut sudah menjadi aspek penting sejak awal MCU, khususnya bagi Tony Stark. Dalam cerita Iron Man, Arc Reactor digunakan untuk menjaga serpihan di dalam tubuhnya tidak menyentuh jantungnya. Tony sendiri kemudian mengaku jika dia tidak suka dengan hal tersebut yang mana berbanding terbalik dengan apa yang terjadi saat ini.
Di Phase selanjutnya, Arc Reactor Tony Stark tersebut justru menjadi sesuatu yang penting bagi sang karakter. Namun, konyolnya, di film Iron Man 3 sosok Tony Stark akhirnya memutuskan untuk menjalankan operasi untuk mengeluarkan serpihan tajam di dalam tubuhnya tersebut yang mungkin bisa dia lakukan sedari awal.
Odin Miliki Infinity Gauntlet
MCU sering kali menghadirkan berbagai Easter eggs yang menarik yang mampu membuat para fans penasaran untuk mencarinya. Salah satu Easter eggs yang populer adalah ternyata di lemari penyimpanan milik Odin terdapat Infinity Gauntlet seperti yang diperlihatkan dalam cerita film Thor. Yang kemudian membuat bingung para fans di post-credit scnee Age of Ultron diperlihatkan bagaimana Thanos sudah memiliki Infinity Gauntlet.
Kebingungan tersebut sempat dijawab di film Thor: Ragnarok ketika Hela menjelaskan jika Infinity Gauntlet yang Odin miliki adalah palsu. Tetapi, hal ini justru memancing pertanyaan besar lainnya di kalangan fans seperti bagaimana mungkin Odin menyimpan barang palsu seperti Infinity Gauntlet tersebut. Dan mengapa kemudian Odin mau menyimpan barang palsu.
Terciptanya Vision
Vision merupakan salah satu karakter Marvel yang unik yang muncul di MCU. Dia merupakan makhluk hasil ciptaan dari Ultron, di mana robot tersebut kemudian memanfaatkan Mind Stone untuk menghidupkan Vision. Untungnya, Vision tidak berubah menjadi jahat layaknya Ultron. Namun, ada sebuah paradoks atau kontradiksi yang terjadi di MCu terkait Vision.
Di film Infinity War, Vision sempat dibawa ke Wakanda dan ditangani oleh Shuri untuk melepaskan Mind Stone dari kepalanya. Hal ini mencegah agar Thanos tidak membunuh Vision. Namun, apa yang terjadi di film itu seolah merubah cerita awal tentang Vision. Seperti dijelaskan di atas, Vision bisa hidup hanya karena Ultron menaruh Mind Stone di kepalanya. Pertanyaan Shuri tentang proses ilmiah terkait terciptanya Ultron dirasa bertolak belakang dan kurang masuk akal.
Cara Mengalahkan Thanos
Dalam film Avengers: Infinity War, Doctor Strange menggunakan Time Stone untuk melihat berbagai alternatif masa depan terkait bagaimana cara mengalahkan Thanos dan bagaimana hasilnya. Setelah melihat empat juta kemungkinan, Doctor Strange mengaku bahwa ada satu kemungkinan yang bisa terjadi yang mana diketahui kemungkinan tersebut adalah Tony mengorbankan dirinya.
Namun, dalam film Doctor Strange in the Multiverse of Madness diperlihatkan bagaimana anggota dari the Illuminati menjelaskan bahwa mereka juga berhasil mengalahkan Thanos di universe mereka. Artinya, sebenarnya ada kesempatan lain yang bisa diambil atau dilakukan untuk bisa mengalahkan Thanos dan kematian dari Tony Stark bisa saja terhindarkan.
Tidak Pernah Ada Multiverse
Multiverse memiliki peranan besar di Phase 4 MCU. Namun, para fans mungkin melupakan apa yang pernah diucapkan oleh Mysterio tentang Multiverse di Spider-Man: Far From Home. Dalam flmnya, Mysterio mengaku berasal dari universe lain dan Peter Parker benar-benar terkejut dengan hal itu. Namun, ternyata Mysterio berbohong tentang semuanya, termasuk tentang asal-usulnya.
Apa yang terjadi seolah menyiratkan jika hal tentang Multiverse adalah bohong atau palsu. Tetapi, pada kenyataanya, Multiverse memiliki peranan besar di Phase 4 MCU yang kemudian terbukti di film Spider-Man selanjutnya, No Way Home. Dalam film tersebut, kita diperlihatkan bagaimana tiga Spider-Man dari universe berbeda muncul dalam filmnya. Bahkan, para villain pun muncul di universe utama MCU. Series Loki juga jadi bukti jika Multiverse pada kenyataanya memang eksis.
Berbagai Variant
Paradoks terakhir yang terjadi di MCU adalan variant. Konsep variant pertama kali diperkenalkan dalam series Loki. Dalam seriesnya dijelaskan jika variant adalah orang yang sudah keluar dari jalur timeline yang ada, seperti halnya Loki dari tahun 2012. Dan dalam seriesnya juga dijelaskan jika setiap varient pasti memiliki penampilan yang sama. Hal ini kemudian dikonfirmasi oleh The One Who Remains dan juga dalam series What If…?
Namun, jika Geeks sadari hal tersebut justru berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dengan Loki dan berbagai variantnya. Dalam seriesnya, kita melihat Loki memiliki berbagai bentuk dan bahkan jenis kelamin dari variantnya. Di seriesnya kita mengenal Kid Loki, Alligator Loki, Boastful Loki, dan tentunya Lady Sylvie yang merupakan variant Loki versi perempuan.
Berbagai contoh paradoks atau hal kontradiktif di atas bisa jadi bukti bagaimana menghadirkan sebuah cerita yang konsisten memang bukan hal mudah. Di sisi lain, tidak konsisten memang sudah jadi sesuatu yang harus dialami dalam sebuah cerita yang panjang dan besar. Perubahan yang terjadi kemungkinan sengaja dilakukan untuk bisa menghadirkan cerita lainnya.