Serial House of the Dragon episode 9 baru saja memperlihatkan penobatan Aegon II Targaryen sebagai raja baru King’s Landing. Di episode yang berjudul ‘The Green Council’ ini ibunya Alicent dan kakeknya Otto Hightower telah mengkhianati keputusan dari mendiang King Viserys Targaryen. Di mana mereka merasa yang harus naik takhta adalah Prince Aegon II, bukan Princess Rhaenyra Targaryen yang sesuai dengan perjanjian sebelumnya.

Semuanya bermula dari kesalahpahaman Alicent dalam mengartikan wasiat terakhir Viserys yang menyebut nama ‘Aegon’. Padahal menjelang kematiannya, nama Aegon yang Viserys bahas adalah Aegon the Conqueror. Namun, Alicent justru mengira sang raja menyuruhnya untuk menjadikan anak mereka Aegon II sebagai raja selanjutnya. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan perang saudara antara kubu Green dari Alicent/Aegon II dan kubu Black dari Prince Rhaenyra.

Terlepas dari konflik berdarah yang akan tayang pada masa depan serial House of the Dragon, status Aegon II sebagai raja baru ini sudah tidak bisa diganggu gugat lagi. Nantinya dia sudah pasti akan mengambil peran penting dalam melawan kubu Rhaenyra yang bermarkas di Dragonstone. Berikut ini lika-liku kisah Aegon II di King’s Landing yang cukup menarik untuk kita ketahui sebelum melihat di serialnya nanti. So, check this out, Geeks!

Ambisi Tanpa Pesaing

Setelah Aegon II menjadi raja baru di King’s Landing, Rhaneyra yang mendengar hal ini di Dragonstone lantas mengumumkan perlawanannya terhadap kubu Green. Di sisi lain, Aegon yang perlahan-lahan mulai merasakan kenikmatan dan hak istimewa sebagai raja, mulai memfokuskan perhatiannya untuk menghadapi Rhaenyra. Saat kubu Black menobatkan Rhaenyra sebagai ratu Westeros di Dragonstone, Aegon II memerintahkan council dan pasukannya untuk membawakan kepala Rhaenyra dan suaminya Daemon. Ambisinya ini makin parah setelah Rhaenyra tidak mau berdamai dan mengakui statusnya.

Meskipun tidak ada satupun yang berhasil menuruti keinginan Aegon II, dalam prosesnya, adiknya Aemond berhasil membunuh anak Rhaenyra, Lucerys Velaryon. Saat Aemond pulang, Aegon II langsung mengadakan pesta besar-besaran, sebagai tanda bahwa ambisinya tidak main-main. Bahkan saat Daemon mengirim pembunuh bayaran untuk membunuh anaknya Jaehaerys, Aegon II sampai menyuruh pasukannya untuk menggantung siapa pun tersangkanya. Tindakan ini membuktikan bahwa dia sangat tidak ingin ada satu orang pun yang melawannya.

Pimpin Dance of the Dragons

Pada awal perang saudara, setelah mengalami sejumlah kekalahan di beberapa lokasi, Aegon II yang amarahnya makin tidak terkendali lantas menurunkan kakeknya Otto dari kursi Hand of King. Menurutnya, kakeknya adalah penyebab utama mengapa ambisi perangnya tertahan. Dia kemudian menunjuk Ser Criston sebagai Hand of King barunya dan memulai rencana untuk menyerang langsung Dragonstone. Di Dragonstone, bersama naganya Sunfyre, Aegon II bertempur melawan Rhaenys Targaryen dan naganya Meleys yang baru-baru ini terlihat di ending House of the Dragon episode 9.

Meskipun Aegon II berhasil membunuh Rhaneys dan naganya dalam pertempuran tersebut, tetapi sebagai bayarannya dia juga menderita luka yang sangat parah. Setengah tubuh Aegon II mengalamai luka bakar yang sangat parah, bahkan armor perangnya sampai menempel pada tubuhnya karena meleleh dibakar oleh Meleys. Bersama pasukannya, dia lantas pulang sambil membawa kepala Rhaenys. Selama pemulihan dia menolak semua obat dari Maester dan hanya bisa terbaring di ranjangnya sambil menahan rasa sakit. Beberapa pelayannya bahkan melihat dia sering menangis dan berharap mati.

Gangguan Kejiwaan

Setelah semua kejadian yang menimpanya, Aegon II sering marah jika tidurnya terganggu. Hanya Alicent dan Criston saja yang boleh masuk ke kamarnya, selebihnya tidak boleh ada yang bertemu langsung dengannya. Alicent merasa seiring berjalannya waktu kejiwaan Aegon II makin terganggu, dia hanya menghabiskan waktunya dengan mabuk-mabukan di kamarnya. Pada titik inilah Aemond menjadi raja sementara, sedangkan Aegon menderita gangguan jiwa selama sisa hidupnya dengan setengah tubuhnya yang tertutup luka bakar.

Rhaenyra yang mengetahui kelemahan tersebut lantas menyerang balik King’s Landing bersama pasukannya. Dalam prosesnya Daemon dan Aemond tewas dalam pertarungan naga, begitu juga dengan sebagian besar kubu Green, termasuk Criston. Saat Rhaenyra naik takhta di King’s Landing, Aegon II dan keluarganya berhasil kabur ke Dragonstone. Di sini dia berhasil meyakinkan kubu Black yang tersisa untuk berkhianat pada Rhaenyra. Dengan pasukan barunya dia berusaha mengambil alih Dragonstone dari anak Rhaenyra dan Daemon, Baela Targaryen.

Akhir Hidup yang Sengsara

Sampai akhir, pertempuran demi pertempuran terus terjadi di perang saudara Targaryen ini. Termasuk saat Aegon II bersama Sunfyre kembali memimpin pasukannya untuk menyerang Baela dan naganya Moondancer. Meskipun dia berhasil mengalahkan Baela dan Moondancer, tetapi Sunfyre yang sudah terluka parah akhirnya jatuh juga dari langit. Kejadian tersebut membuat kaki Aegon II remuk dan dia tidak bisa berjalan lagi selamanya. Singkat cerita, dengan kekuatannya yang tersisa, dia bersama pasukannya berhasil menyerang balik Rhaenyra di King’s Landing dan menang.

Untuk mengakhiri perang, Aegon II lantas melakukan eksekusi terhadap Rhaenyra di Dragonstone dengan menyuruh Sunfyre yang sudah tidak bisa lagi terbang untuk memakannya. Setelah itu Sunfyre juga akhirnya mati karena luka-luka yang dia derita, membuat Aegon sendirian tanpa naga dan keluarganya yang juga mati saat dia menyerang King’s Landing. Dalam upaya terakhirnya, dia lantas mengadakan pertemuan terakhir bersama para pendukungnya untuk meluruskan keadaan di Westeros. Setelah selesai, dia lantas berniat pergi ke kamarnya dengan menaiki tandu.

Namun, saat sampai di kamarnya, tenyata Aegon II sudah mati dengan mulut yang mengeluarkan darah. Ternyata seseorang telah meracuni Aegon II saat menghadiri pertemuan terakhirnya dan sampai saat ini masih belum terungkap siapa pembunuhnnya. Yang jelas pada titik inilah akhir hidup Aegon II yang sangat sengsara berakhir, begitu juga dengan perang saudara Targaryen. Yang naik takhta selanjutnya adalah Aegon III Targaryen, anak bungsu dari Rhaenyra dan Daemon.

Itulah pembahasan tentang lika-liku kisah Aegon II Targaryen sebagai raja. Awalnya dia memang merasakan kenikmatan sebagai seorang raja, dia bahkan sampai berani menyerang kubu Black langsung di Dragonstone. Namun, karena ambisinya juga dia akhirnya merasakan kesengsaraan yang tidak berujung. Mulai dari setengah tubuhnya terbakar, kaki yang remuk, serta naga dan keluarganya yang mati. Masih perlu kita lihat apakah kisahnya di serial House of the Dragon juga akan sama atau tidak. Kita lihat saja nanti ya, Geeks.

Egie
Egie adalah content writer yang memiliki passion tinggi untuk topik pop culture seputar komik, film dan series. Bergabung sejak tahun 2021, kini Egie menjadi salah satu sosok paling di andalkan untuk covering berbagai hal seputar pop culture.