Dalam arc Wano Country di seri One Piece kita diperkenalkan sosok Kaido yang merupakan villain utama dalam ceritanya. Berdasarkan dari apa yang dihadirkan dalam ceritanya, Kaido merupakan mantan kru bajak laut legendaris Rocks D. Xebec yang kemudian membentuk kelompok bajak lautnya sendiri. Dia kemudian datang ke Wano dan mulai memberikan penderitaan kepada para penduduknya.

Dalam arcnya juga diperlihatkan bagaimana Kaido bekerja sama dengan Kurozumi Orochi, untuk membantunya mengambil alih tampuk kepemimpinan di wilayah Wano dari Kozuki Sukiyaki. Di bawah kekuasaan Orochi dan Kaido, Wano benar-benar sangat menderita. Para penduduk di berbagai wilayah harus merasakan kelaparan. Sebagian lainnya dipaksa bekerja di pabrik senjata yang tersebut di semua bagian wilayah.

Selain itu, dalam arc Wano juga diketahui bahwa Kaido begitu menginginkan kekacauan dan peperangan di mana-mana. Dengan kekejaman dalam hal kepemimpinannya, wajar jika kemudian banyak orang yang beranggapan bahwa Kaido adalah sosok villain yang mengerikan dan juga merupakan villain utama dari arc Wano. Namun, tentu kita berpikir apa yang kemudian membuat Kaido seperti itu.

Apakah Kaido memang sedari awal jahat? Ternyata tidak. Fakta ini diperlihatkan di chapter 1049, di mana dalam chapter tersebut kita melihat sedikit kilas balik mengenai masa lalu Kaido. Sekitar 46 tahun yang lalu, Kaido diceritakan menjadi sosok yang paling tangguh yang dimiliki kerajaan Vodka. Dia menjadi andalan dalam setiap peperangan yang melibatkan kerajaan tersebut.

Yang luar biasanya adalah saat itu usia Kaido masih 10 tahun. Kemudian, dijelaskan dalam chapternya bahwa Kaido dan kerajaan Vodka harus terus menerus melakukan peperangan dan melakukan invasi ke wilayah lain serta mencuri semua harta dan sumber daya mereka. Hal tersebut semata-mata dilakukan demi bisa membayar “pajak” yang dilontarkan oleh Pemerintah Dunia atau kaum naga langit ke berbagai wilayah yang berada di bawah kekuasaan mereka.

Kaido sendiri sebenarnya sudah diperlihatkan begitu skeptis dengan sikap dari kaum naga langit tersebut, namun saat itu Kaido tidak bisa berbuat apa-apa dan para penduduk kerajaan Vodka pun tidak memiliki kekuatan untuk membantah atau menolak perintah tersebut. Ironisnya, Kaido kemudian diserahkan begitu saja oleh pemimpin kerajaan Vodka kepada pihak angkatan laut dan Pemerintah Dunia.

Kerajaan Vodka menawarkan Kaido agar mereka bisa dianggap setara atau keberadaan mereka bisa diakui oleh seluruh dunia. Mereka bahkan mendapatkan kesempatan untuk bisa menghadiri Reverie karena sudah menyerahkan Kaido. Berdasarkan hal tersebut, bisa disimpulkan bahwa pengalaman buruk yang dialami oleh Kaido sejak kecil sudah membentuknya menjadi sebuah pribadi yang penuh dengan kekerasan.

Di mata Kaido, tidak ada kedamaian di dunia ini selain peperangan. Dengan melakukan peperangan atau menghancurkan musuh, dia bisa melakukan apa pun dan mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Dengan peperangan, dia tidak perlu lagi membayar “pajak” atau hal semacamnya. Karena itulah Kaido kemudian berubah menjadi sosok yang mengerikan dan kejam serta jahat, seperti yang dia perlihatkan di arc ini.

Kaido selalu beranggapan bahwa kekerasan adalah jalan keluar untuk segalanya. Serta, bagaimana upaya Kaido yang berusaha untuk bisa sejajar dengan para manusia atau bangsa lainnya juga menjadi faktor lain dari sikap Kaido saat ini. Kaido mungkin sakit hati melihat bagaimana sikap bangsa lain terhadap bangsa mereka atau ras mereka, yaitu Oni. Hal ini pun pernah dia sampaikan kepada Yamato.

Kaido pernah mengatakan bahwa tidak akan pernah seorang Oni diterima oleh pihak manusia, yang menganggap mereka sebagai monster. Ras Oni akan selalu dipandang sebagai ras mengerikan dan kejam. Jadi, kesimpulannya, alasan Kaido menjadi jahat adalah karena masa lalunya yang dipenuhi oleh kekerasan dan kejahatan. Belum lagi diskriminasi yang harus dia dan ras serta negaranya alami. Bagaimana menurut kalian Geeks?

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.