Seri Attack on Titan menghadirkan banyak aksi-aksi heorik sekaligus juga momen-momen mengerikan serta kekerasan. Hal ini wajar karena sejak awal pun seri ini ditunjukan untuk para fans yang sudah cukup umur. Hal ini dikarenakan adegan-adegan kekerasan dan mengerikan tersebut dihadirkan secara eksplisit oleh Hajime Isayama. Contohnya adalah momen bagaimana Survey Corps menghabisi seorang Titan.

Meskipun diawali oleh cerita perjuangan tentang manusia yang harus bertahan dari serangan Titan, tetapi tema cerita kemudian berubah menjadi politik dan persaingan antara bangsa Marley dan Eldian serta Paradis. Konflik-konflik tersebut menelurkan berbagai pertarungan yang terjadi, seperti saat Reiner menghadapi beberapa Survey Corps, atau ketika Eren menyerang Liberio. Tetapi, yang menarik adalah terlepas dari peran vitalnya dalam cerita, para karakter ini justru tidak memiliki kemampuan bertarung. Siapa saja mereka?

Keith Shadis

Keith Shadis merupakan sosok yang bertanggung jawab untuk melatih para calon baru atau para Cadet Cops dan mempersiapkan mereka untuk apa pun cabang militer yang kemudian mereka pilih. Meskipun Keith sering kali diperlihatkan berselisih paham dengan Grisha Yeager, namun sangat jarang Keith bertarung menghadapi seseorang. Keith justru lebih sering “mendisiplinkan” para kadet yang dianggap berperilaku kurang baik.

Saat para Yeagerist mengambil alih pulau Paradis dan juga pihak militer, Keith nampak tidak bisa berbuat banyak menghadapi situasi itu. Dia bahkan berhasil dikalahkan oleh para kadet yang dia latih sendiri. Meskipun dia sempat memberikan kejutan dalam serangan balik ke benteng Floch, tetapi tidak ada pertarungan berarti yang diperlihatkan oleh Keith.

Yelena

Yelena merupakan salah satu dari sekian banyak tentara Marley yang ditangkap saat mereka gagal melakukan misi mata-mata di pulau Paradis. Yelena memutuskan untuk menyerahkan dirinya saat dia memahami bahwa Yeager bersaudara pada akhirnya akan menghancurkan bangsa Marley, dan mengakhiri “kutukan” yang ada di planet bumi.

Sama halnya seperti Kiyomi, Yelena nampak tidak berdaya saat menghadapi Floch Froster yang mengambil alih pihak militer di pulau Paradis. Yelena pun tidak memiliki pengalaman latihan dengan menggunakan ODM gear. Tetapi, dia lebih berpengalaman dengan senjata api, seperti saat salah satu bawahannya menjelek-jelekan penduduk Eldia. Dibandingkan bertarung, Yelena sepertinya lebih mahir dalam menyusun strategi atau memanipulasi orang lain.

Dot Pyxis

Sebagai komandan atau pemimpin dari resimen Garrison, maka wajar jika tanggung jawab besar Dot Pyxis adalah mempertahankan pulau Paradis. Berbeda dengan Kenny Ackerman atau Erwin Smith, Dot Pyxis tidak pernah terlihat bergabung dengan para pasukan lainnya di medan perang, dan bahkan tidak pernah ikut dalam pertempuran yang terjadi di pulau Paradis.

Dot Pyxis lebih dominan berada di luar medan perang, seperti umumnya para jendral. Selain karena usianya yang sudah beranjak tua, sebagian besar dari karir Dot Pyxis di militer pun tidak begitu berarti. Karena sepanjang dia memimpin, pulau Paradis bisa dibilang aman dari berbagai kejadian mengerikan – sampai kemudian momen Reiner dan lainnya menghancurkan tembok Shiganshina terjadi. Karena itulah mungkin wajar jika Dot tidak memiliki kemampuan bertarung.

Dhalis Zachary

Dhalis Zachary merupakan pemimpin dari ketiga cabang militer yang ada di pulau Paradis, dan juga bertindak sebagai hakim dalam sidang Eren Yeager. Setelah momen kudeta besar untuk melengserkan monarki yang korup terjadi, Dhalis pun ikut membantu menjalankan roda pemerintahan bersama Historia Reiss. Namun, meskipun dia adalah pemimpin militer pulau Paradis, dia tidak tahu cara bertarung.

Dhalis diketahui tidak pernah berada di medan perang atau terjun langsung dalam pertempuran. Dia juga tidak pernah menggunakan ODM gear, atau menembakan senjata. Karena kurangnya pengalaman militer, kurangnya kepekaan terhadap situasi perang, Dhalis pun tidak menyadari tentang adanya bahan peledak yang terpasang di kantornya. Dan akhirnya dia pun harus tewas akibat hal tersebut.

Frieda Reiss

Sebagai anggota kerajaan, Frieda sangat jarang bertarung menghadapi seseorang karena latar belakangnya yang merupakan seorang aristokrat. Frieda lebih banyak menghabiskan masa mudanya bersama dengan Historia sebelum kemudian dia menyadari tanggung jawabnya sebagai penerus dari Founding Titan. Inilah yang kemudian membuat Frieda menghabisi seluruh keluarganya dalam serangan Grisha Yeager.

Pada momen tersebut, hanya Rod Reiss yang selamat. Apa yang terjadi kepada Frieda muncul karena dua alasan. Bukan hanya dia tidak tahu dan tidak terbiasa untuk menggunakan kekuatan dari Founding Titan, kemampuan bertarungnya pun tidak berkembang sama sekali. Karena tidak bisa melawan, pada akhirnya Grisha pun bisa mendapatkan senjata terkuat yang pernah ada.

Kemampuan bertarung dalam seri Attack on Titan merupakan sebuah elemen yang penting yang harus dimiliki oleh para karakter, apalagi karakter utama dalam ceritanya. Karena, seperti disebutkan di atas, bahwa dunia Attack on Titan dipenuhi oleh kekerasan dan juga kengerian. Pertarungan akan selalu terjadi, dan ketika momen tersebut muncul, kemampuan bertarung pun bisa menjadi andalan.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.