Dalam pertarungannya melawan Granolah, Vegeta seolah kembali ke karakter lamanya di mana dan mulai memiliki pandangan yang berbeda dengan Goku. Meski pun skalanya tidak sebesar ketika di Buu Saga, perubahan sikap Vegeta ini tetap menjadi salah satu poin utama dalam pertarungannya. Harga diri Vegeta benar-benar menjadi taruhannya, dan dengan Goku menyelamatkannya dari Granolah hal itu membuat Vegeta merasa “tersinggung.”

Ketika Buu Saga terjadi, Vegeta pun sempat mengalami hal yang sama, di mana dia merelakan dirinya menjadi boneka dari Babidi. Di bawah “kendali” Babuidi, Vegeta menghancurkan tribun penonton, dan hampir saja melukai Bulma. Hal itu sengaja dilakukan agar Goku mau bertarung satu lawan satu dengannya. Disebut sebagai Mahjin Vegeta, dia pun mampu menandingi kekuatan Goku.

Vegeta menjelaskan bahwa dia sengaja bergabung dengan Babidi dan berubah haluan karena dia percaya menjalin koneksi dengan bumi membuatnya lemah. Dengan bergabung bersama Babidi, dia berharap bisa kembali seperti dahulu. Sikap alami seorang Saiyan dalam dirinya memunculkan konflik batin, setelah dia berubah menjadi jauh lebih baik.

Tetapi, semua yang terjadi di mana Vegeta berubah menjadi jahat sebenarnya merupakan kebohongan atau tipuan. Hal itu dilakukan untuk membuat Goku meningkatkan kekuatannya. Ketika keduanya berhenti bertarung untuk memakan Senzu Bean dalam persiapan menghadapi Majin Buu, Vegeta kemudian menghajar Goku dan memakan kedua Senzu Bean tersebut.

Vegeta berencana untuk menghabisi Buu sendirian, sambil juga dia berencana untuk menghabisi dirinya sendiri karena merasa sudah menghabisi banyak orang yang tidak bersalah. Dia pun kemudian bertemu dengan Trunks dalam momen terakhir, mengatakan bahwa dia bangga terhadap Trunks, dan meminta Piccolo untuk membawa Trunks dan Goten ke tempat yang lebih aman.

Vegeta kemudian menggunakan Final Explosion untuk meledakan dirinya, dengan berharap bahwa Buu juga bisa dikalahkan. Sayangnya, usaha Vegeta tersebut sia-sia, karena Buu kembali muncul setelah serangannya. Sikap Vegeta yang justru berbalik melawan Goku benar-benar menunjukan karakter asli dari Vegeta. Semuanya tentang harga diri. Dalam Buu Saga, Vegeta membiarkan Babidi berpikir bahwa dia memiliki kendali atas dirinya dikarenakan Vegeta meyakini peningkatan kekuatan yang akan dia terima.

Peningkatan kekuatan itu diharapkan Vegeta bisa menjadi modal untuk kemudian menghadapi Buu sendirian. Dia menantang Goku untuk melihat seberapa besar peningkatan kekuatan yang sudah dia terima, karena dia tahu bahwa Goku jauh lebih kuat darinya. Vegeta tahu bahwa Goku akan menggunakan bola naga untuk membangkitkan semua orang yang sudah Vegeta habisi. Dia tahu bahwa Goku akan menolak bertarung melawannya jika tidak dipancing terlebih dahulu. Vegeta tidak ingin bergantung kepada orang lain untuk melindungi keluarganya.

Dalam pertarungan melawan Granolah, Vegeta bahkan mengatakan bahwa satu-satunya alasan mengapa dia kemudian mau bergabung dengan Goku adalah untuk melindungi keluarganya. Namun, dalam situasi saat ini, nyawa Goku dan Vegeta yang berada dalam bahaya. Dan Vegeta sendiri lebih memilih untuk mati dalam pertarungan melawan Granolah dibandingkan bergantung pada Goku untuk melindunginya.

Yang bahkan mengejutkan adalah dia sempat mengucapkan “tolong” kepada Goku untuk membiarkannya bertarung sendiri. Vegeta tahu dan paham bagaimana sifat Granolah karena Vegeta pun kehilangan seluruh rasnya. Vegeta bahkan mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Granolah saat ini hanyalah mengulang kembali sejarah yang sebelumnya.

Namun, pada akhirnya, Vegeta sendiri tidak jadi tewas setelah Monaito muncul dan menghentikan pertarungan itu. Monaito pun mencoba menjelaskan mengenai apa yang terjadi, sekaligus memberi tahu bahwa tidak semua Saiyan adalah penjahat. Bahkan, sosok penyelamat mereka pun sebenarnya adalah seorang saiyan, yang tidak lain adalah Bardock, ayah dari Goku. Kita nantikan saja ya Geeks apa yang terjadi selanjutnya pada chapter yang akan datang.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.