Dalam seri Boruto: Naruto Next Generation, Naruto memiliki banyak alasan untuk khawatir terhadap anaknya, Boruto. Boruto sendiri memiliki masalah dalam hal latihan, di mana dia sempat diam-diam menggunakan alat ilmiah ninja untuk berbuat curang pada saat ujian chuunin. Hal ini seolah berbeda dengan Sarada dan Mitsuki, rekannya di Team 7, yang justru jauh lebih berpikir dewasa.

Boruto sepertinya tidak ingin repot dalam hal meningkatkan kekuatan, meskipun hal itu sepertinya sudah mulai berubah secara drastis saat ini. Meskipun begitu, Naruto masih tetap khawatir terhadap anaknya, dan bahkan kekhawatiran terus meningkat setelah adanya rivalitas dengan Kawaki. Dan di chapter 58 kemarin, Boruto tidak berpikir panjang yang bisa membahayakan nyawanya.

Di chapter manga Boruto sebelumnya, Amado menggunakan pengetahuannya tentang Isshiki dan klan Otsutsuki untuk menciptakan pil yang bisa memperlemah penggunaan Byakugan mereka. Namun, pil tersebut kemudian dia berikan kepada Naruto yang saat itu mendatanginya. Naruto sempat bercerita tentang Boruto, setelah sebelumnya Gaara bertanya apakah Naruto siap untuk membunuh anaknya sendiri jika suatu saat dia berubah menjadi Momoshiki.

Amado sendiri mengaku bahwa dia memahami perasaan Naruto. Hal tersebut dikarenakan dia juga sempat memiliki anak perempuan, yang sudah meninggal bertahun-tahun yang lalu. Amado menyatakan bahwa dia tidak bisa banyak membantu Naruto. Dia kemudian memberikan pilnya kepada Naruto, dengan harapan bahwa proses Otsutsukifikasi dalam diri Boruto bisa menurun persentasenya.

Meskipun begitu, Amado sendiri memperingatkan Naruto mengenai efek samping obatnya. Efek samping yang paling fatal adalah Boruto akan kehilangan nyawanya. Inilah alasan mengapa Amado meminta Himawari dan Hinata untuk tidak meminum pil tersebut. Naruto sendiri berharap bahwa Boruto akan berpikir matang-matang sebelum meminum obatnya, yang mana hal yang terjadi justru sebaliknya.

Tanpa berpikir panjang, Boruto langsung meminum pil tersebut. Boruto juga mengatakan bahwa pilnya tidak memiliki rasa, juga tidak ada baunya. Melihat hal itu, Naruto langsung panik dan kaget melihat anaknya langsung meminum pil tersebut tanpa memikirkan efeknya. Namun, Boruto sendiri berpendapat bahwa dia melakukan hal itu karena dia putus asa.

Boruto sendiri masih berharap bahwa tim riset dari Konoha bisa menemukan cara atau obat penawar untuk menghilangkan Karma dalam dirinya. Namun, untuk saat ini, yang hanya dia bisa lakukan adalah “membunuh” Momoshiki dari dalam tubuhnya. Naruto sendiri bisa melihat dan merasakan bahwa Boruto takut, dan melihatnya berusaha sangat keras untuk tidak menjadi wadah bagi Momoshiki menjadi sesuatu hal yang menyakitkan.

Boruto sadar bahwa dia tidak memiliki banyak waktu dan jika tidak ada cara untuk menyembuhkan Karma dalam dirinya atau mencari cara untuk menghancurkan Karma, Momoshiki akan kembali mengambil alih tubuh Boruto dan menghancurkan Konoha. Situasi juga semakin sulit dengan Naruto yang kini tidak lagi memiliki Kurama di sampingnya. Serta Sasuke yang harus kehilangan RInnegan.

Dengan kata lain, Konoha saat ini sedang rapuh dan bisa diserang kapan saja. Karena itulah, Boruto rela melakukan apa pun yang dirasa memang perlu – bahkan mengorbankan dirinya sendiri. Boruto berusaha menutupi semua ketakutannya dengan keceriaan, semangat, dan tawa yang dia perlihatkan. Hal ini semakin menyedihkan, karena di balik itu semua ada sosok Naruto yang nampak tidak berdaya, baik sebagai seorang pemimpin dan juga seorang ayah. Apakah obatnya akan menimbulkan efek di masa yang akan datang? Kitan nantikan saja kelanjutan ceritanya ya Geeks!

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.