Sebagai seorang penasihat Hokage, Shikamaru sejauh ini berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Bahkan, karena hal tersebut dia mampu bertahan sampai era Naruto sebagai penasihat Hokage. Di era Naruto, Shikamaru seolah lebih leluasa mengingat dia sudah sering bekerja sama dengan Naruto di era akademi dulu. Sehingga mungkin banyak fans beranggapan bahwa pasangan Shikamaru dan Naruto adalah pasangan yang pas.

Dalam seri Boruto, Shikamaru sudah berhasil mengerjakan tugasnya dengan baik sebagai “wakil” dari Hokage, dan berhasil mendapatkan rasa hormat dari rekan-rekannya maupun dari para penduduk desa. Namun, cerita berbeda diperlihatkan dalam novel Naruto: Shikamaru’s Story – Morning Clouds, dimana di bukunya kita melihat bagaimana Shikamaru sebenarnya adalah sosok yang tidak stabil, tidak seperti yang banyak orang duga.

Perlu dicatat bahwa hal tersebut bukan berarti melupakan pencapaian yang pernah diraih oleh Shikamaru selama ini, atau tidak menghormati apa yang sudah dia lakukan terhadap Konoha dan juga ketika membantu Naruto. Hanya saja gaya diplomasi Shikamaru yang kurang baik. Dengan setting setelah ujian Chunin pasca Boruto menggunakan alat bantu ninja yang dianggap curang, Shikamaru juga harus terlibat dalam serangan Kinshiki dan Momoshiki.

Viz.com

Masalah tersebut sempat dibahas dalam pertemuan para Kage, dimana dalam pertemuan tersebut para Kage diceritakan sangat menginginkan rahasia Konoha dan menghina para dewan tertinggi. Hal itu tidak bisa diterima oleh Shikamaru yang mana pada akhirnya dia pun menyerang Tsuchikage dari desa Iwa dan juga Mizukage dari desa Kirigakure. Namun, beruntung, Naruto berhasil menenangkan rekanya dan meredam situasi.

Naruto mengatakan pada Shikamaru bahwa dia hampir saja memulai kembali peperangan yang sudah berhenti. Menyerang kedua Kage dengan jurus bayangan miliknya merupakan sebuah kesalahan yang sangat besar. Shikamaru sendiri diceritakan tidak cukup menghormati Naruto, dengan menjalankan sebuah operasi rahasia yang tidak diketahui oleh sang Hokage.

Tidak ada transparansi dan akuntabilitas di hubungan mereka. Shikamaru seolah tidak belajar dari apa yang terjadi antara Tobirama dan Hiruzen Sarutobi juga klan Uchiha. Dengan sikapnya tersebut, Shikamaru hampir saja menghancurkan desanya sendiri. Shikamaru bahkan bertindak lebih jauh dengan menggunakan anak-anak seperti Boruto sebagai umpan.

Zip.news

Shikamaru mungkin cerdas dan penuh perhitungan, namun apa yang dia lakukan benar-benar ceroboh dan berbahaya. Meskipun pada akhirnya Naruto mengetahui semuanya, dia masih mau memaafkan rekannya tersebut. Shikamaru sendiri pada akhirnya meminta maaf karena meremehkan Naruto sebagai seorang pemimpin. Naruto tahu bahwa Shikamaru serius dalam permintaan maaf, tapi Shikamaru tetaplah sosok yang sulit diprediksi dan bisa saja berubah.

Novelnya juga bahkan sempat menyinggung tentang kehidupan pribadinya, dimana dia sering kali mengabaikan Shikadai, merokok dan minum-minuman keras dalam jumlah banyak, serta dia juga stress dengan pernikahannya bersama Temari. Semua hal tersebut mempengaruhinya dalam pekerjaan yang dia alami. Dialah masalah utamanya.

Hal tersebut merembet ke hal lainnya, dimana level chakra Shikamaru menurun, dan juga jutsunya sedikit melemah. Namun, pada akhirnya Shikamaru menyadari itu semua. Beruntung juga, sebelum peperangan kembali pecah akibat sikapnya, Shikamaru merubah sikapnya, baik terhadap rekannya maupun terhadap keluarganya.

Meskipun begitu Naruto sangat memahami temannya. Shikamaru bisa saja kembali melakukan hal yang sama, yang beresiko untuk membuat Konoha hancur. Karena itu, Naruto tidak memiliki pilihan lain selain mengawasi dan memperhatikan sahabatnya. (Featured Image: pinterest.com)

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.