Meskipun seri manga Boruto: Naruto Next Generation banyak menghadirkan cerita Kawaki sebagai seorang karakter yang tragis, namun manganya sendiri sangat jarang menggali lebih dalam mengenai asal usul dari Kawaki itu sendiri, apalagi cerita tentang masa lalu bagaimana kemudian Jigen menemukan Kawaki dan menjadikannya sebagai subyek uji coba untuk berbagai eksperimen yang dia lakukan.

Hal tersebut tentunya menjadi sebuah misteri besar, yang membuat fans penasaran tentang sosok Kawaki. Episode 188 dari seri anime Boruto kemarin akhirnya memberikan sedikit lebih banyak penjelasan mengenai hal ini. Dan banyak hal menarik dan juga fakta mengejutkan muncul dalam ceritanya – terutama bagaimana Kawaki sering kali menjadi korban kekerasan.

Dalam episodenya, Boruto dan Team 7 bertemu dengan Kawaki setelah kashin Koji membunuh Ao dalam pertarungan. Saat mereka mencoba mencari tahu siapa sosok Kawaki sebenarnya dan apa peran Kawaki di organisasi Kara, kita mendapatkan sedikit momen flashback yang mengungkapkan bagaimana Kawaki bisa berada di bawah kekangan organisasi Kara.

CBR.com

Salah satu momen menghadirkan sedikit cerita yang diadaptasi dari manganya dimana Jigen melakukan “pertukaran” dengan ayah Kawaki – yang sedang mabuk di sebuah bar. Kawaki sendiri hampir pingsan dan jatuh ke lantai, kelaparan, kelelahan, dan juga kehausan disaat Jigen menemukan Kawaki. Ketika kesepakatannya selesai, ada sebuah “pernyataan” bahwa mulai dari detik tersebut Jigen adalah “ayah” dari Kawaki.

Namun, ada sebuah momen yang tidak ditampilkan di manganya, muncul di episode ini. Dalam sebuah gua – yang diduga adalah markas Kara – Kawaki terbangun dan berusaha bangkit. Dia benar-benar dalam kondisi yang parah dengan bekas luka di sekujur tubuhnya. Kawaki berjalan menuju Garo, dan terkejut bahwa Kawaki masih hidup. Disinilah fakta mengerikan muncul.

Ternyata Kawaki dipaksa untuk bertarung sampai mati. Tujuannya adalah sebagai bentuk pembuktikan diri bahwa mereka memiliki sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh Jigen. Apa yang terjadi kemudian Garo dan Kawaki saling bertarung, dan Kawaki berhasil menghajar Garo. Yang mengejutkan adalah Amado dan Kashin Koji melihat semua itu, dan menganggap semuanya bagaikan sebuah ajang gladiator.

Comicbook.com

Itu adalah cara Jigen merekrut pasukannya, tidak peduli jika anak-anak seperti halnya Kawaki tewas, terluka, atau kehilangan anggota tubuhnya. Bahkan, baik Garo dan Kawaki, sama-sama mengalami kerusakan mental dan juga fisik, yang mana hal itu semakin memperjelas bahwa mereka hanya subyek uji coba yang tidak berharga. Inilah mungkin alasan mengapa lab Amado penuh dengan tabung-tabung raksasa yang digunakan untuk penyembuhan.

Di satu sisi, hal ini tentunya sangat menyedihkan melihat Kara memaksa seorang anak kecil, belum berpengalaman seperti halnya kawaki, untuk bertarung dan menunjukan kemampuannya. Apalagi dengan sikap Amado yang senang dan memberikannya selamat atas segel Karma yang ada di tubuhnya, benar-benar menambah citra Kara sebagai kelompok yang jahat, kelompok teroris.

Kara sepertinya memang tidak pernah keberatan dan tidak pernah ragu untuk menggunakan anak-anak sebagai pasukan mereka. Tidak heran jika kemudian ketika Kawaki tersadar di tengah hutan, dia mengalami panik dan trauma yang mendalam. Kawaki tidak mengenal dan mempercayai siapapun. Yang dia ketahui saat ini hanyalah rasa sakit dan pengkhianatan. (Featured Image: fanpop.com)

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.