Sudah bukan hal aneh jika Eiichiro Oda sering memasukan unsur mitologi dari negara lain. Misalnya burung phoenix Marco, yang merupakan mitologi dari barat. Hal inilah yang menjadi salah satu aspek mengapa One Piece menjadi sangat menarik dan sangat “kaya.” Dengan adanya mitologi dari luar negara Jepang, petualangan Luffy dan kru Topi Jerami terasa menjadi lebih menantang.

Selain dari Eropa atau Amerika, Oda Sensei juga tidak jarang menghadirkan berbagai hal yang ada di negara Asia, termasuk Indonesia. Misalnya nama Joy Boy yang kemungkinan diadaptasi dari karakter legendaris dari tanah Jawa, Joyoboyo. Namun, selain Joy Boy ternyata ada hal lainnya dari Indonesia yang juga muncul dalam cerita One Piece, yaitu Jaya.

Asal Usul Jaya

Nama Jaya dalam cerita One Piece adalah sebuah wilayah di pulau langit. Wilayah Jaya pertama kali muncul dalam arc Skypiea atau pulau langit. Arc Skypiea sendiri adalah salah satu arc awal dan juga menjadi salah satu arc yang legendaris di serinya. Dalam ceritanya, Luffy diperlihatkan terlempar lebih dari 10.000 meter ke atas langit, dimana ternyata di atas langit ada sebuah wilayah yang disebut pulau langit.

Disana, Luffy dan yang lain bertemu dengan berbagai macam hal yang aneh. Namun, tentunya yang paling ikonik dari arc ini adalah bagaimana pertarungan Luffy melawan penguasa wilayah tersebut, God Enel. Meskipun tidak pernah ada konfirmasi dari Oda Sensei, namun kemungkinan besar bahwa nama Jaya ini sendiri diadaptasi dari nama wilayah yang menjadi bagian dari Indonesia, Irian Jaya.

Image Source: Aminoapps.com

Nama ‘Jaya’ pada Irian tersebut bermakna bahwa mereka mampu menang, mampu bangkit dari keterpurukan setelah pihak Belanda menginvasi wilayah tersebut. Nama Irian Jaya kemudian berubah menjadi Papua pada 2003. Sedangkan dalam cerita One Piece, Jaya adalah wilayah yang juga menjadi kekuasaan dari God Enel. Namun, mereka pada akhirnya berhasil membebaskan diri dari sosok Enel.

Pulau Jaya sendiri adalah sebuah tempat tinggal bagi sebagian penduduk pulau langit dan juga penduduk suku Shandia. Yang menarik adalah peta dari wilayah Shandia sendiri mengikuti peta dari Papua yang aslinya. Seperti yang kita ketahui, sebagian wilayah Papua memutuskan untuk merdeka dari Indonesia dan membentuk sebuah negara sendiri, seperti halnya Timor-Timur.

Wilayah yang terpisah tersebut kemudian diberi nama Papua Nugini (atau Papua New Guinea). Dalam peta pulau Jaya, kita bisa melihat ada dua wilayah yang terpisah saling bersebrangan. Bentuk wilayahnya sendiri mirip seperti tengkorak jika dilihat secara sekilas. Pulau Jaya sendiri sangat menggantungkan hidup mereka dari kekayaan sumber daya yang ada yaitu emas.

Enel Dan Emas

Pulau Jaya dikenal sebagai “gunung” emas, karena memang kekayaan emas yang melimpah di pulau ini. Kemahsyuran Jaya sebagai pulau emas nyatanya sampai ke telinga banyak orang. Noland pernah menyampaikan mengenai wilayah Jaya ini kepada raja Lyneel. Menurut Noland, di wilayah Jaya ada sebuah tumpukan emas yang sangat besar dan banyak. Dan Noland pun kemudian diperintahkan untuk kembali ke sana dan membawa emasnya.

Namun, saat Noland kembali, dia terkejut karena emas yang selama ini melimpah nyatanya sudah menghilang. Kondisi ini sebenarnya sama dengan apa yang terjadi di wilayah Papua, dimana disana terdapat banyak sekali cadangan emas dan setelah puluhan tahun digali, cadangan emas di papua tentunya sudah semakin dalam dan tidak terlihat.

Image Source: Kaskus.com

Enel juga mengetahui tentang sumber daya emas ini, dan inilah yang kemudian menjadi alasan Enel untuk berusaha menguasai wilayah Jaya. Para penduduk di pulau Jaya, yang tadinya sejahtera dan bahagia, berubah menjadi sengsara dan merana setelah kedatangan Enel. Mereka tidak bisa lagi merasakan sumber daya yang ada di wilayah mereka tersebut karena dikuasai oleh Enel.

Dan hal tersebut sesuai dengan gambaran di dunia nyatanya, dimana Papua dikuasai oleh perusahaan tambang asal Amerika, PT. Freeport. Sebenarnya yang pertama kali mengetahui bahwa adanya potensi besar di perut bumi Papua adalah tiga pria Belanda yang menduduki wilayah tersebut pada 1973. Hasil dari observasi tersebut kemudian diketahui oleh pihak tambang Amerika yang kemudian menjalin kerja sama dengan Presiden Indonesia, untuk melakukan penggalian untuk jangka waktu 50 tahun.

Entah memang Oda Sensei memang sengaja mencari informasi mengenai Papua dan Irian Jaya atau memang tidak sengaja, semua kesamaan yang terjadi ini di satu sisi membuat kita bangga. Namun, di sisi lain, hal ini juga menjadi ironis karena hal tersebut mungkin memang menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi, yang menjadi kekhawatiran banyak pihak. Bagaimana menurut kalian mengenai hal ini Geeks?

Featured Image: Pinterest

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.