Hank Pym adalah Ant-Man pertama di Marvel dan ia selalu mengalami masa sulit untuk menjalin hubungan dengan seseorang. Istri pertamanya, Maria Trovaya, dibunuh oleh agen asing. Istri keduanya, Janet Van Dyne juga menceraikannya setelah Pym memukulnya. Tapi mungkin hubungannya yang paling sulit adalah dengan putrinya yang tidak pernah ia ketahui keberadaannya. Putri Pym bernama Nadia, dan ia lahir tak lama sebelum ibunya terbunuh.

Nadia sendiri dibesarkan di Red Room, sebuah tempat pelatihan yang melahirkan berbagai mata-mata ahli seperti Natasha Romanoff alias Black Widow. Walau Red Room memproduksi berbagai mata-mata dan pembunuh hebat, tetapi Nadia mendapatkan pendidikan yang lebih unik di sana, berkat kecerdasan dan kejeniusannya. Saat di Red Room, setelah diajari berbagai bahasa, akrobat, taktik militer, dan seni bela diri, sang pelatih Nadia lantas menyadari bahwa Nadia memiliki kecerdasan yang luar biasa yang akan lebih berguna di divisi sains.

Alhasil, Nadia diasah kemampuannya dalam bidang teknik, fisika, dan bioteknologi. Namun, saat Red Room memintanya untuk menirukan Pym Particles milik ayahnya, Nadia mendapatkan sampel dan menggunakannya untuk melarikan diri. Sadar siapa orang tuanya, Nadia lantas pergi ke Amerika Serikat dan berharap agar dia bisa bertemu dengan Pym. Sayangnya, pada saat Nadia sampai di sana, Pym telah terbunuh. Tak gentar, Nadia lantas memutuskan untuk mengikuti jejak heroik Pym dengan menjadi Wasp baru (terlepas dari kenyataan bahwa Janet Van Dyne masih menggunakan identitas tersebut) dan melakukan berbagai aksi heroik.

Dengan itu semua, Nadia menunjukkan perbedaan besar dari “lulusan” Red Room lainnya yaitu Natasha Romanoff. Sejak lulus dari Red Room, Natasha menjadi sosok kejam dan dingin karena trauma yang dia alami selama pelatihan di Red Room, sementara Nadia membuat keputusan yang tidak ditentukan oleh masa lalunya. Dalam padangannya, jika Nadia menghabiskan waktunya dengan perasaan marah atas pengalamannya di Red Room, itu berarti Nadia tidak akan pernah lepas dari bayangan masa lalunya. Jadi Nadia memutuskan untuk merangkul masa lalunya dan menemukan kegembiraan dalam kehidupannya dan juga kegembiraan saat bertemu dengan orang-orang baru.

Salah satu orang baru yang Nadia temui adalah Janet Van Dyne, yang dianggap oleh Nadia sebagai ibu angkatnya. Akhirnya, Nadia mengambil nama belakang Janet dan menjadi Nadia Van Dyne. Janet sendiri sangat mengagumi Nadia dan menghormati pilihannya untuk menjadi pahlawan super versinya sendiri. Namun kontribusi terbesar Nadia bukanlah pada komitmennya sebagai seorang pahlawan, melainkan keinginannya untuk memberikan kesempatan bagi orang-orang cerdas lain untuk berkembang.

Oleh sebab itu Nadia lantas mendirikan G.I.R.L (Genius in Action Research Labs), sebuah program di mana para gadis genius tidak hanya dapat menciptakan teknologi untuk menyelamatkan dunia, tetapi mengubah dunia menjadi lebih baik. Salah satu karakter yang lulus dari G.I.R.L adalah Ying, mantan siswa lain dari Red Room. Nadia bahkan mampu membuat sesuatu yang positif dan mengubah tempat terburuk di Bumi menjadi lebih baik.

Antusiasme, kejeniusan, dan keinginan tulus Nadia untuk membantu orang lain menjadikannya pahlawan super yang paling berpengaruh di Marvel Universe. Bahkan Avengers menjadikannya sebagai pahlawan Marvel generasi kedua. Namun bukan berarti Nadia adalah sosok yang benar-benar sempurna, karena Nadia tetap sangat polos dan sering kali percaya bahwa sains dapat menyelesaikan semua masalah. Dia juga menderita gangguan bipolar seperti ayahnya Ant-Man.

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/