Selama ini, kita mungkin mengetahui bahwa Luffy dan Zoro adalah “reinkarnasi” dari sosok Roger dan Rayleigh. Memang ada paralel yang diantara keempat karakter tersebut. Namun, ada sebuah pendapat yang menyebutkan bahwa ada juga kesamaan atau paralel antara Luffy dan Zoro dengan Shanks dan Mihawk. Shanks dan Luffy sama-sama memulai petualangannya sebagai bajak laut dan juga mencari kru di usianya yang ke 17 tahun – Shanks berusia 15 tahun saat eksekusi Roger dan menurut chapter 0 Shanks merekrut yasopp dua tahun kemudian).

Mihawk sendiri sudah mulai membangun namanya sebelum Roger tewas dan berpetualang ke seluruh dunia mencari musuh-musuh yang kuat. Sebelum dia bertemu dengan Luffy, Zoro juga sama-sama sudah membangun namanya di seluruh dunia sebagai seorang pemburu bajak laut. Dia saat itu sedang berkeliling East Blue untuk mencari musuh, saat bertemu dengan Luffy.

Teorinya sendiri beranggapan bahwa Mihawk dan Shanks adalah generasi yang gagal, dan Geeks pastinya bertanya dimana letak kegagalan seorang Shanks dan Mihawk mengingat mereka adalah dua nama kuat dalam cerita One Piece. Luffy mencoba untuk merekrut calon ahli pedang terkuat di dunia – meskipun Luffy saat itu tidak tahu potensi Zoro – lalu, mengapa Shanks tidak melakukannya?
Di chapter 0 disebutkan dengan jelas bahwa Shanks mencari sosok Yasopp karena reputasinya yang sangat luar biasa. Mihawk sendiri, dengan kekuatannya, pasti sudah memiliki reputasi yang sangat kuat pada saat itu. Namun, ketika Luffy mendapatkan rekan satu kru, Shanks justru malah mendapatkan seorang rival abadi. Lalu, dimana kegagalan Mihawk?

Di usianya yang ke 10 tahun, Zoro sudah bertarung melawan musuh yang paling kuat yang pernah dia hadapi yaitu Dracule Mihawk. Di usianya yang ke 19 tahun, Mihawk pada saat itu sedang menyaksikan eksekusi dari Gol D. Roger. Dari apa yang diperlihatkan di ceritanya – meskipun tidak begitu gamblang – Roger adalah seorang pengguna pedang, seorang ahli pedang yang kemungkinan terkuat di dunia.

Kemungkinan itulah alasannya Mihawk begitu bosan dan merasa selalu ada yang kurang, ketika Roger dieksekusi oleh angkatan laut. Sampai kemudian dia bertemu dengan sosok Shanks, yang mampu kembali memberikan semangat bertarung pada Mihawk. Itulah mengapa Mihawk mungkin lebih memilih Shanks sebagai rival dibandingkan rekan satu kru. Zoro sendiri adalah sosok yang penyendiri seperti Mihawk, tapi Zoro masih mau menjadi kru Luffy karena Luffy bukanlah pengguna pedang.

Mihawk justru melihat Shanks sebagai seseorang yang sangat kuat yang bisa menggantikan Roger, untuk menandingi kekuatannya. Mihawk dan Shanks pastinya memiliki mimpi yang sama. Bukan untuk menjadi ahli pedang terkuat, tapi menjadi orang yang bisa melampaui sosok Gol D. Roger. Itu juga mungkin alasannya mengapa Roger memberikan topi jerami miliknya kepada Shanks, sama seperti dia saat memberikannya kepada Luffy: “berjanjilah bahwa suatu hari kau akan mengembalikan topi ini setelah menjadi sosok yang lebih kuat.”

Ketika Roger tewas, Shanks dan Mihawk harus “kehilangan” tujuan dalam hidup mereka. Dan “kesedihan” tersebut hilang setelah mereka saling bertemu. Sayangnya, Mihawk harus kembali kecewa setelah mengetahui Shanks kehilangan lengan kirinya akibat melindungi Luffy. Menyadari bahwa Luffy adalah penerus tekad dari Roger dan rela menyerahkan ambisinya demi menolong orang lain.

Hal tersebut adalah sesuatu yang tidak Mihawk pahami selama bertahun-tahun sampai kemudian Zoro berlutut di depannya dan meminta bantuannya untuk mengajari berbagai teknik berpedang. Saat itulah Mihawk, seperti halnya Shanks, melihat nilai dan arti dari menolong seseorang untuk mewujudkan mimpinya. Dan hal inilah yang membuat Mihawk akhirnya melakukan hal yang sama dengan Shanks, bertaruh demi masa depan, menolong masa depan seseorang yang bisa menggantikan posisinya.

Pada kesimpulannya, Shanks dan Mihawk mungkin memiliki tujuan untuk melampaui sosok Gol D. Roger, tapi Luffy dan Zoro membuat mereka sadar bahwa bukan itu tujuan mereka. Tujuan mereka sebenarnya adalah membantu generasi selanjutnya, yang diwakili oleh Luffy dan Zoro, untuk menggapai impian mereka.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.