Tema tentang tipu menipu sepertinya masih menjadi primadona di industri perfilman Jepang, dan hal ini termasuk juga dunia anime. Great Pretenders menjadi salah satu contoh dari genre ini. Dirilis pada 2 Juni 2020 kemarin di Netflix Jepang, baru pada 20 Agustus kemarin seri anime ini akhirnya resmi dirilis di seluruh dunia.

Makoto Edamura, seorang pria yang mengaku sebagai penipu terhebat di Jepang, harus gagal dalam aksinya untuk pertama kali. Dia mencoba untuk menipu Laurent Thierry, seseorang yang juga memiliki keahlian menipu bahkan keahlian menipunya jauh lebih banyak dibandingkan Edamura, namun justru Edamura yang tertipu oleh Thierry. Dan sekarang, Edamura terjebak dalam sebuah rencana kotor dari Frenchman, Apakah Edamura bisa menemukan jalan keluar dari situasi ini?

Cerita

Menjadi salah satu dari sedikit anime yang mengangkat tema tentang penipuan, Great Pretender cukup menarik perhatian banyak orang. Ceritanya sendiri cukup sederhana, namun hal itu justru yang menjadi daya tarik dari anime ini untuk menghibur para penontonnya. Dan tidak diragukan lagi, seri animenya membuat para penontonnya akan betah untuk terus melihat setiap episodenya.

Meskipun tensi cerita dari anime ini tidak setinggi dan sebesar dengan anime dari genre aksi, Great Pretender tetap bisa memberikan sebuah cerita yang bisa kita ikuti dan juga tentunya beberapa twist yang mengejutkan, yang bisa  para penonton nikmati. Bahkan serinya sendiri membuat kita percaya bahwa seri ini hanya bertema tentang tipu dan menipu. Tapi, kenyataannya tidak.

Petualangan yang menegangkan dari sang karakter utama di anime ini memiliki cerita serius yang juga dihadirkan. Masing-masing kasus yang dihadapi, memiliki beberapa masalah sosial yang memang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Mulai dari yang secara tersirat maupun yang secara terang-terangan, seri anime ini mengingatkan kita akan konflik sosial yang terjadi di sekitar kita yang dalam waktu bersamaan menggambarkan apa yang ada dalam diri kita.

Musik

Jika biasanya seri anime memiliki musik yang diisi oleh band-band atau idola dari Jepang, lain halnya dengan Great Pretender. Seri anime ini memiliki musik yang dinyanyikan oleh Freddie Mercury, dengan judul yang mirip, The Great Pretender. Sebenarnya musik ini dinyanyikan oleh band bernama The Platters pada 1955, sebelum kemudian dinyanyikan ulang oleh Mercury.

Musik ini selain menjadi tema utama serinya, juga menjadi musik penutup. Dengan nuansa era 80an dan 90an, membuat para penontonnya akan dibawa nostalgia ke era tersebut. Musiknya juga meresonansikan hal yang sama dengan para penotnon, baik muda atau pun tua, ceritanya bisa diterima oleh semua kalangan. Dari segi lirik juga sesuai dengan tema dari seri anime ini.

Soundtrack untuk seri anime juga tidak kalah luar biasa, dan sangat sesuai dengan mood di setiap epsiodenya. Semua soundtrack tersebut diaransemen oleh Yutaka Yamada, yang juga mengerjakan proyek soundtrack pada seri Tokyo Ghoul.

Para Karakter

Edamura merupakan sebuah karakter yang unik dan juga cukup menarik perhatian. Selain dari cerita yang ada, karakter Edamura memiliki hal yang membuat kita terus mengingat akan sosoknya. Seperti yang disebutkan oleh Laurent, Edamura memiliki aksen yang menarik. Edamura juga menggunakan beberapa dialek yang aneh yang membuatnya Edamura patut untuk diperhatikan setiap episodenya.

Secara garis besar, Great Pretender memiliki koneksi yang sangat intim antar karakternya, tapi hubungan yang paling besar adalah hubungan antara empat penipu besar yang menjalankan ceritanya. Mereka adalah “aktor” dan “aktris” dengan kemampuan akting yang luar biasa. Mereka memiliki berbagai macam trik dan rencana dalam pikiran mereka.

Karakter yang muncul di seri anime ini diusahakan semaksimal mungkin bisa sesuai dengan orang-orang yang ada di dunia nyata, dengan berbagai kekurangan yang sama seperti kita. Selain Edamura dan Laurent, dua karakter utama lainnya yang akan muncul adalah Abigail dan Cynthia. Masing-masing episode akan memperlihatkan informasi detail tentang para karakter ini.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.