Promotheus – USD 130 Juta

Seri Alien merupakan salah satu franchise horor lainnya yang paling sukses dalam sejarah film. Setidaknya dua film pertamanya sukses meraih banyak penonton. Film karya Ridley Scott ini menjadi salah satu film yang membuat banyak penonton ketakutan. Scott berhasil menghadirkan cerita yang suspenseful, menghadirkan klaustrophobia, dan juga berbagai monster-monster yang tidak terlihat.

Setelah sempat mengalami kesulitan dengan berbagai sekuel yang gagal di era 90an dan pertengahan 2000an, akhirnya kabar positif muncul ketika Ridley Scott kembali dengan sebuah film prekuel dengan judul Promotheus. Dana sebesar USD 130 juta kemudian digelontorkan untuk membuat film ini. Meskipun beberapa fans dan kritikus memberikan tanggapan yang positif terhadap filmnya, tapi film ini tetap sukses membawa USD 400 juta.

The Wolfman – USD 150 Juta

Film The Wolfman yang dirilis pada 1941 menjadi salah satu film paling penting dalam sejarah horor, dimana film ini berhasil menjadi patokan tentang film horor yang menghadirkan berbagai makhluk supranatural lainnya. Film garapan Curt Siodman dan George Waggner ini sempat mendapatkan empat sekuel, dan juga remake pada tahun 2010.

Disutradarai oleh Joe Johnston, The Wolfman menghadirkan sederet bintang besar Hollywood seperti Benecio del Toro, Anthony Hopkins, Emily Blunt, Hugo Weaving, dan masih banyak lainnya. Plotnya sendiri simpel, yaitu seseorang mendapatkan gigitan seorang Werewolf atau manusia serigala dan orang tersebut berubah menjadi sosok manusia serigala dan menghadirkan banyak kekacauan. Sayangnya, film ini harus flop di pasaran dengan hanya mendapatkan pemasukan sebesar USD 140 juta. Film ini menjadi salah satu film gagal paling mahal yang diproduksi Universal.

I Am Legend – USD 150 Juta

Selain Men In Black, I Am Legend merupakan salah satu film yang ikonik dengan sosok Will Smith. Bahkan setelah lebih dari satu dekade sekalipun. Filmnya sendiri berkisah tentang seorang pria dan anjing kesayangannya, yang harus bertahan dari serangan para monster setelah virus menyerang dan membuat manusia berubah menjadi makhluk mengerikan. Sosok tersebut adalah satu-satunya yang tersisa di New York.

Dengan cerita yang menarik, kualitas visual yang menawan, koreografier yang apik dan semua elemen di dalamnya mendapatkan pujian dari para kritikus wajar jika kemudian film ini menjadi salah satu film terpopuler di tahun 2000an. Will Smith sendiri mendapatkan bayaran sebesar USD 25 juta, tapi hal ini sebanding dengan pemasukan yang mereka raih yaitu USD 585.3 juta.

Van Helsing – USD 160 Juta

Dengan kesuksesan berbagai film horor aksi seperti seri The Mummy, genre horor mulai kembali melirik berbagai villain klasik untuk dihadirkan dalam sebuah film. Contohnya adalah Van Helsing. Film ini berkisah tentang Van Helsing sang pemburu hantu yang diperankan oleh Hugh Jackman, di mana karakternya mencoba untuk mengalahkan musuh utamanya, Count Dracula.

Meskipun ada Hugh Jackman dan Kate Beckinsale, nyatanya film ini tidak mampu menghindari kritik pedas dari berbagai pihak. Mereka banyak menyarangkan kualitas CGI dari para monster yang kurang sempurna. Memang film ini pada akhirnya mendapatkan pemasukan sekitar USD 300.2 juta, tapi butuh waktu yang cukup lama bagi filmnya untuk mendapatkan angka tersebut.

World War Z – USD 190 juta

Jika sebuah rumah produksi mau menyewa jasa bintang Brad Pitt, artinya mereka harus bersiap untuk menggelontorkan dana besar baik untuk membayar Pitt dan juga biaya produksinya. Menurut laporan yang ada, Brad Pitt mendapatkan bayaran sekitar USD 14 juta untuk berperan di film World War Z. Film ini juga sempat mengalami kendala besar pada masa produksi.

Dengan biaya produksi awal sebesar USD 125 juta, angka tersebut membengkak menjadi USD 190 juta dengan adanya penulisan naskah ulang, dan berbagai penundaan lainnya. Untungnya, meskipun sempat mengalami kendala produksi dan cerita yang dianggap anti klimaks, filmnya mendapatkan pemasukan sebesar USD 540 juta.

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.