Tidak semua adaptasi live action anime yang dilakukan oleh industri film Barat berhasil dan meraih kesuksesan, sebagian besar justru gagal total. Anime merupakan sebuah industri dan budaya yang menyebar dari Jepang ke seluruh dunia. Popularitas dan penyebarannya sangat luar biasa. Inilah alasan mengapa anime bisa sangat populer dan besar seperti saat ini.

Kepopuleran dan kedahsyatan dari anime ini juga yang kemudian membuat industri film Barat kemudian mencoba peruntungan mereka. Caranya adalah dengan melakukan adaptasi berbagai judul aniime tersebut dalam versi live action. Misalnya, film Alita: Battle Angel yang cukup meledak di pasaran. Namun, ada juga beberapa live action anime versi Barat yang justru gagal total. Apa saja?

Cowboy Bebop

Ini adalah contoh paling baru dari live action anime versi Barat yang gagal total. Cowboy Bebop merupakan salah satu proyek ambisius dari Netflix untuk mengadaptasi berbagai anime populer dalam versi live action. Ceritanya sendiri berfokus pada Spike Spiegel dan timnya yang merupakan bounty hunter antar planet. Sayangnya, series inihanya bertahan satu musim saja.

live action anime barat gagal

Sebenarnya, banyak fans yang memuji para cast dari series tersebut yang mereka anggap sangat mirip dengan aslinya. Namun, memang ada juga kontroversi yang muncul terkait para cast ini. Yang kemudian jadi permasalahan dan banyak dikritik adalah bagaimana alur cerita yang lambat dan tidak sesuai dengan ekspektasi mereka membuat Netflix akhirnya membatalkan series tersebut. Padahal, mereka sudah memiliki rencana cukup panjang dengan hal ini.

Fist Of The North Star

Untuk Geeks yang senang dengan cerita series anime klasik seperti Fist of the North Star, yang rilis di era 1980an, tentunya sudah tidak asing dengan anime tersebut. Animenya sendiri becerita tentang Kenshiro, seorang pewaris dari sebuah jurus ilmu bela diri benrama Hokuto Shinken. Dengan teknik ini, Kenshiro bisa menyerang ke berbagai titik lemah lawan yang kemudian membuat mereka kalah dan bahkan tewas dalam cara yang mengerikan.

live action anime barat gagal

Kenshiro memutuskan untuk mengabdikan hidupnya menghancurkan semua penjahat dengan memanfaatkan jurus ilmu bela dirinya. Industri film Barat pernah mengadaptasi alur ceritanya, namun gagal total. Alasannya, banyak cerita yang dipenggal atau tidak dimasukan padahal itu menjadi poin yang sangat penting. Belum lagi, dengan budget yang terbatas proses produksi nampak terlalu biasa. Hal ini bis dilihat dari prop yang mereka gunakan, kualiats dari lengan buatan (prosthetics), bahkan sebagian menganggap ini mirip film komedi.

Kite

Geeks mungkin baru pertama kali mendengar Kite. Ini merupakan sebuah film dan mini series karya Yasuomu Umetsiu. Alur ceritanya sendiri cukup mengerikan dan dewasa, di mana seorang gadis bernama Sawa harus kehilangan kedua orang tuanya akibat terbunuh. Detektif yang memeriksa kasus tersebut dan juga sekaligus merawatnya, justru melakukan hal mengerikan terhadap Sawa. Contohnya menjadikan dia seorang pembunuh.

Di tahun 2014, film adaptasi Kite pun rilis. Film ini memang bukan film blockbuster dengan dana besar. Apa yang terjadi di belakang layar justru jauh lebih menarik daripada filmnya. Misalnya, bagaimana film ini menghadirkan Samuel L. Jackson dan sutradara pertama filmnya, David R. Ellis, meninggal secara misterius di Afrika Selatan. Filmnya juga mengubah setting cerita menjadi dystopian atau masa depan dan bukan era saat ini. Dengan banyaknya hal asing dan kontroversi, film ini pun dianggap gagal meskipun alur ceritanya masih bisa untuk dinikmati.

Guyver

Bio booster Armor Guyver merupakan sebuah series manga yaang berfokus pada sebuah alat simbiosis tekno-organik yang mampu untuk meningkatkan kapabilitas atau kekuatan dari inangnya. Manganya sendiri rilis pertama kali pada 1985 dan masih bisa Geeks baca dan temukan hingga sekarang. Bio Booster Armor Guyver kemudian dibuat dalam versi Barat di tahun 1991.

Dalam film tersebut, aktor kawakan Mark Hamill bahkan jadi bintang utama dari filmnya.  Mark Hamill memerankan karakter bernama Sean Barker, yang menemukan alat misterius yang membuat dia berubah menjadi sebuah raksasa dahsyat bernama “The Guyver.” Banyak fans dan kritikus yang menganggap kualitas akting dan berbagai faktor lainnya membuat film ini dianggap gagal.

Death Note

Death Note adalah salah satu live action anime Barat yang gagal total lainnya dalam daftar ini. Kegagalan film garapan Netflix ini bahkan dianggap salah satu yang terburuk. Death Note sendiri berfokus pada sosok Light Yagami yang menemukan buku catatan di mana dia bisa menghabisi nyawa siapa pun yang dia tulis dalam buku tersebut. Dia pun kemudian banyak melakukan hal dengan buku tersebut.

live action anime barat gagal

Sebenarnya, Jepang sendiri melakukan adaptasi dari series populer ini dan sukses. Kuncinya adalah pemilihan aktor dan juga kualitas cerita. Sayangnya, dalam film Death Note versi Netflix ini sang sutradara, Adam Wingard, justru banyak melakukan perbahan baik dari cerita atau pun karakter. Hasilnya, banyak anggapan yang menyebut jika karakter Light Yagami di film ini aneh. Perbedaan poin cerita yang dihadirkan juga menjadi faktor lain dari kegagalan ini.

Avatar: The Last Airbender

Ini adalah contoh populer lain dari film live action anime Barat yang gagal total selain Death Note. Film Avatar: The Last Airbender diadaptasi dari series populer yang tayang di Nickelodeon di mana Aang adalah seorang pengendali udara terakhir. Dia ditakdirkan menjadi Avatar yang menjaga kedamaian dunia dengan memanfaatkan pengendalian dari empat elemen.

live action anime barat gagal

Pada 2010, film dari series ini pun rilis. Disutradarai oleh M. Night Shymalan, The Last Airbender memang sudah menjadi sebuah bencana besar sedari awal. Masalahnya sendiri ada di penulisan naskah skrip yang kurang baik, pemilihan cast yang kurang tepat, dan bagaimana filmnya berusaha untuk menjejalkan semua cerita dalam satu film. Efeknya, semuanya benar-benar kacau. Meskipun begitu, saat ini pihak Nickelodeon sendiri sedang mengerjakan proyek adaptasi live action lain yang menghadirkan cerita ketika Aang dan yang lain sudah dewasa.

Dragon Ball Evolution

Contoh paling kontroversial dari adaptasi live action anime Barat yang gagal total. Banyak orang yang menganggap jika film Dragon Ball Evolution adalah film live action anime yang paling buruk dalam sejarah Hollywood. Popularitas dari Dragon Ball tentunya sudah tidak perlu diragukan lagi. Karya dari Akira Toriyama tersebut sudah sangat mendunia dan melegenda.

live action anime barat gagal

Film Dragon Ball Evolution sendiri memiliki permasalahan besar yang banyak diikuti oleh beberapa film lain, seperti halnya Death Note dan The Last Airbender, yaitu menggunakan aktor kulit putih. Dalam hal ini, film ini menggunakan seluruhnya aktor berkulit putih tanpa ada satu pun aktor dari Asia. Yang juga banyak membuat para fans marah adalah bagaimana cerita mitologi tentang Goku benar-benar dirubah total. Ben Ramsey, penulis skrip filmnya, meminta maaf atas hal ini di mana dia mengakui bahwa pendekatan yang dia lakukan dalam ceritanya salah. Selain itu, dia menganggap ini adalah peluang untuk mendapatkan keuntungan besar.

Memang, tidak ada salahnya jika industri perfilman barat berusaha untuk melakukan adaptasi cerita anime. Namun, tentunya semuanya perlu perhitungan yang matang dan eksekusi yang tepat. Live action One Piece mungkin bisa jadi contoh dari hal ini. Meskipun begitu, sepertinya industri perfilman Barat masih akan terus menghadirkan cerita adaptasi live action anime.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.