Salah satu seri manga paling populer sekaligus paling kontroversial di seluruh dunia, Attack on Titan, pada akhirnya berhasil menyelesaikan seluruh ceritanya. Seri karya Hajime Isayama ini mengakhiri ceritanya – khususnya dalam versi manga – di chapter 139. Meskipun ceritanya sudah selesai, masih ada banyak hal-hal menarik yang bisa menjadi topik pembahasan di kalangan para fans.

Salah satunya adalah alasan sebenarnya mengapa kemudian Mikasa menghabisi nyawa Eren, yang notabene adalah sosok yang sangat dia cintai. Para fans mungkin memiliki alasan mereka masing-masing berdasarkan dari apa yang dihadirkan dalam ceritanya. Tetapi, berikut adalah dua alasan utama yang bisa menjelaskan tindakan Mikasa yang menghabisi nyawa dari Eren Yeager

Menghentikan Rumbling

Peristiwa Rumbling mungkin adalah salah satu peristiwa paling mengerikan yang pernah muncul dalam cerita bergenre Shonen. Rumbling sendiri adalah peristiwa di mana Eren Yeager menggunakan kekuatan Founding Titan untuk kemudian mengaktifkan seluruh Titan yang ada di dunia, untuk kemudian menghancurkan para manusia yang berada di luar pulau Paradis.

Sebelumnya tidak ada yang menyangka jika kemudian sosok Eren akan melakukan hal yang mengerikan dan gila seperti Rumbling. Pada awalnya, Eren adalah sosok karakter utama yang polos yang harus mengalami nasib buruk di mana ibunya dimakan oleh Titan. Seiring berjalannya waktu, sikap Eren pun mulai berubah. Puncaknya adalah pasca time-skip selama empat tahun.

Sikap dan perilaku Eren mulai berubah, di mana Eren justru mulai menjauh dari rekan-rekannya di Suvey Corps. Eren pun bahkan sering melakukan hal gila, seperti menyusup sebagai salah satu pasukan Eldia di Liberio yang terluka. Eren memanfaatkan situasi tersebut untuk melakukan pengintaian dan puncaknya adalah dia melakukan serangan langsung yang mengagetkan seluruh penduduk Liberio.

Hal tersebut menjadi momen balas dendam Eren atas apa yang dilakukan oleh Reiner Braun beserta beberapa pasukan Marley lainnya puluhan tahun lalu. Reiner melakukan penyusupan ke Survey Corps untuk mencari kekuatan Founding Titan. Momen Eren menyerang Liberio tersebut menjadi deklarasi perang Eren terhadap Marley – dan semuanya.

Eren sudah tidak lagi peduli dengan manusia atau orang-orang yang berada di luar pulau Paradis. Dia tidak ingin rekan-rekannya terluka atau tewas akibat peperangan antara Marley dan Eldia berlanjut. Karena itulah, satu-satunya jalan untuk menghentikan Rumbling adalah dengan menghabisi nyawa Eren. Bahkan, ketika Eren menghadirkan pihak aliansi di dunia Path, Eren pun mengatakan bahwa “Mikasa adalah orang yang mampu membebaskan dunia dan juga Eren dari penderitaanya.”

Menghabisi nyawa Eren bagi Mikasa adalah sesuatu yang hampir mustahil untuk dilakukan. Eren adalah sosok yang sangat berarti dalam hidupnya. Mikasa bahkan rela mengorbankan nyawa demi Eren. Meskipun Mikasa sangat mencintai Eren, nasib manusia yang berada dalam bahaya pada akhirnya membuat Mikasa harus merelakan Eren. Hal inilah yang kemudian dimaksud oleh Eren di mana Mikasa adalah “sosok yang paling kuat diantara yang lain.”

Keputusan Dari Ymir

Ymir Fritz adalah sosok yang sangat penting dalam cerita Attack on Titan, di mana dialah manusia pertama yang memiliki kekuatan Titan dan menjadi Titan. Ymir mendapatkan kekuatan tersebut setelah dia tidak sengaja terjatuh ke sebuah lubang di hutan, saat menghindari kejaran dari raja Karl Fritz. Kompleksitas cerita tentang Ymir pun pada akhirnya terungkap di cerita akhirnya.

Diketahui bahwa Ymir pun menunggu untuk bisa dibebaskan dari penderitaannya. Ymir merupakan sosok anak kecil yang sudah terjebak di dunia Path selama 3000 tahun. Tetapi, selain terjebak di dunia Path, Ymir juga harus terjebak dalam sebuah hubungan yang kompleks dengan Karl Fritz. Ymir merupakan budak dari Karl Fritz pada saat itu. Tetapi, di sisi lain, Ymir pun jatuh cinta terhadap Karl Fritz.

Yang menarik adalah bukan kebenciannya terhadap dunia yang kemudian membuat Ymir “memilih” Eren untuk melakukan Rumbling. Melainkan rasa cinta yang sudah membebaninya. Tema tentang cinta mungkin jarang diperlihatkan secara gamblang dalam ceritanya, tetapi pada faktanya hal ini ada dan Isayama Sensei berhasil menghadirkan tema tersebut tanpa melukai tema utamanya.

Pada intinya, Ymir menunggu atau menanti adanya kemunculan wanita lain, yang juga mengalami nasib yang sama dengannya yaitu terbebani oleh rasa cinta yang mendalam. Sosok tersebut harus rela mengesampingkan perasaanya dan kemudian menghabisi orang yang dia cintai. Dalam konteks tersebut, sosok wanita yang dimaksud adalah Mikasa Ackerman.

Dalam chapter 139.5 dijelaskan mengapa Ymir menaruh harapan kepada Mikasa. Ymir sendiri memutuskan untuk menghabisi Karl Fritz. Mikasa melakukan hal yang sama terhadap Eren, yang mana hal tersebut membuat Ymir pada akhirnya bisa “terbebas” dari beban yang sudah dia tanggung selama ribuan tahun. Dalam percakapan terkahir antara Armin dan Eren, Eren mengatakan bahwa dia memang merupakan faktor penting dalam upaya membebaskan Ymir dari penderitaannya, tetapi dia bukanlah orang yang akan melakukannya. Sosok yang akan membebaskan Ymir pada akhirnya adalah Mikasa.

Pada kseimpulannya, momen di mana Mikasa menghabisi nyawa Eren memberikan petunjuk bahwa hal tersebut bukan hanya menjadi momen di mana Mikasa berhasil menghentikan Rumbling. Dengan Mikasa menghabisi Eren artinya Mikasa sudah menyelamatkan dunia dengan menghentikan seluruh kekuatan Titan. Dan hal tersebut pun pada akhirnya berhasil membuat Ymir terbebas dari penderitaanya.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.