Novel terbaru Ready Player Two mereferensikan dunia Middle-Earth untuk serial The Lord of The Rings yang akan datang di Amazon. Ready Player One, dan sekuelnya memang terkenal karena menampilkan sejumlah referensi karakter populer di ceritanya masing-masing. Dalam Ready Player Two sendiri, dunia ceritanya akan semakin besar, dan akan ada pencarian melalui berbagai dunia untuk menemukan tujuh permata tersembunyi yang menggantikan “gunts” dari film dan buku pertama. Pencarian permata keenam akan melibatkan dunia yang berbasis di sekitar alam semesta The Lord of the Rings.

Middle-Earth terdiri dari alam semesta paling besar dalam sejarah fantasi fiksi, setiap aspek dunianya digambarkan sangat rinci sehingga membuat orang-orang begitu tertarik dengan ceritanya. Itu adalah berkah terbesarnya, tetapi bisa juga menjadi kutukannya karena dunianya begitu luas, sehingga kebanyakan orang hanya puas lewat filmnya saja. Mereka mungkin akan kesulitan harus membaca seri buku yang mana dulu untuk mengikuti alur The Lord of the Rings.

Ready Player Two kemudian mencoba memberikan referensi tersebut menjelang akhir plotnya. Para pahlawan harus mencoba, dan berurusan dengan pertemuan yang berbasis di sekitar The Silmarillion, dan Wade malu-malu mengakui bahwa dia tidak mengetahui zaman pertama dari sejarah The Lord of the Rings. Pernyataan tersebut nampaknya akan menjadi masalah yang harus dihadapi oleh Amazon ketika ingin mengadaptasi serial tersebut. Kita mungkin tahu bahwa trilogi The Hobbit, dan The Lord of the Rings tidak berada pada zaman pertama. Kedua film itu tidak memberikan wawasan yang detail tentang apa yang sebenarnya terjadi di zaman pertama Middle-Earth.

Masalah wawasan tersebut merupakan salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi Amazon, karena serial Lord of the Rings nantinya akan berfokus pada zaman kedua. Periode waktu di serialnya akan menjadi tidak jelas karena secara praktis memperkenalkan dunia baru kepada mereka yang belum tahu. Bukanlah tugas yang mudah untuk menyeimbangkan cerita dalam serial ini agar sesuai dengan ekspektasi dari penggemar yang mengikuti filmnya, maupun para penggemar novelnya yang sudah mengikuti Lord of the Rings dari buku awal, The Silmarillion.

Memproduksi serial The Lord of the Rings tentunya tidak mudah, dan mungkin akan sedikit sulit. Bagi sutradara, maupun produser yang akan dipilih nantinya, mereka harus menyeimbangkan kebutuhan untuk menarik penggemar yang berbeda, memiliki plot yang benar-benar menarik, dan menggunakan pengetahuan yang ada dengan cara yang sama-sama menghormati seri Lord of the Rings karya J.R.R. Tolkien. Jika serial Lord of the Rings mampu menyelesaikan masalah-masalahnya, bukan tidak mungkin serial tersebut berpotensi mengikuti langkah yang sama seperti Game of Thrones, bak dalam hal popularitas, dan kualitasnya.