Tony Stark selalu menjadi seseorang yang sangat terobsesi dengan masa depan, terus mendorong dirinya sampai ke titik maksimal untuk mengembangkan berbagai penemuan baru, dan selalu berhasil mengembangkan berbagai teknologi baru. Tapi, semua kelebihan itu diikuti juga oleh sisi ego yang sangat besar dalam dirinya, dan tidak diragukan lagi hal itu sering menjadi awal mula kemunculan seorang supervillain.

Gambaran sosok Tony ini selain ditampilkan di komik, juga ditampilkan di filmnya. meskipun secara perlahan Tony sudah mulai menurunkan egonya, sudah mulai melakukan “kembali ke awal” dalam kehidupan pribadinya dan juga karirnya sebagai superhero, tapi sepertinya Tony selalu mengulangi kesalahan yang sama lagi dan lagi.

Dalam event Iron Man 2020, kita melihat bagaimana perkembangan kecerdasan buatan di Marvel Universe sangat berkembang dengan pesat dan kembalinya sosok Tony setelah adiknya yang sudah sejak lama hilang, Arno Stark, mengenakan titel Iron man. Tony kemudian memutuskan untuk meninggalkan semua teknologi canggih  yang dia miliki, untuk kemudian hidup secara lebih “sederhana” di kota dan rumahnya yang baru. Tony juga bahkan mencoba menciptakan kembali armor klasik Iron Man.

Tapi, mungkin Tony sudah melewati batas ketika dia mengadakan sebuah pesta di rumah barunya di Manhattan. Pesta tersebut dihadiri oleh rekan-rekan Tony dan juga para pengusaha di bidang teknologi. Banyak pengusaha dan ilmuwan yang mencoba mendekati Tony, salah satunya adalah Fuller Teilhard, seorang visioner di bidang teknologi. Fuller memiliki rencana untuk mengubah energi mentah dari petir dan kemudian dirubah menjadi sumber tenaga yang bersi dan murni.

Meskipun sempat mengakui bahwa Tony tertarik dengan ide dari Fuller tersebut, sayangnya Tony justru kemudian menolaknya dan bahkan mempermalukannya di depan banyak para tamu. Tony dan Patsy Walker kemudian pergi ke bawah tanah. Namun, tiba-tiba peristiwa aneh muncul dimana muncul petir besar menyambar ke seluruh wilayah Manhattan, dan terlihat dan jendela bahwa Fuller begitu terang benderang. Fuller terlihat marah ketika Tony justru menghina dan merendahkannya di pesta tersebut.

Di MCU, kepercayaan diri yang berlebihan dari Tony dan sikapnya yang terlalu blak-blakan justru menjadi cikal bakal kemunculan supervillain. Pertama, saat dia mengumumkan bahwa dialah sosok dibalik Iron Man, Ivan Vanko kemudian berubah menjadi sosok Whiplash dalam film Iron Man 2 demi membalas dendam kepada Tony Stark.

Setelah Tony mengadakan sebuah pesta tahun baru dalam film Iron Man 3, penguasaha teknologi, Aldrich Killian, mendapatkan perlakuan yang sama seperti Fuller. Rencananya ditolak mentah-mentah oleh Tony, bahkan dia juga dipermalukan. Killian kemudian membuat sebuah organisasi Extremis dan membangun senjata supernya sendiri.

Dan puncaknya adalah dalam film Avengers: Age of Ultron, Tony (dan Bruce Banner) adalah orang yang bertanggung jawab terhadap kemunculan Ultron. Mereka percaya bahwa rencana ini dibuat untuk menjadi senjata pertahanan bumi, yang mana hal yang terjadi justru sebaliknya. Ultron justru menjadi musuh bagi para Avengers dan manusia.

Tidak hanya mempermalukan dan membuat marah rekan bisnis atau sesama pengusaha, Tony juga membuat karyawannya di Stark Industries marah karena tidak mau mengakui bahwa sebagian hasil karya yang dia gunakan merupakan hasil karya dari tim di Stark Industries, seperti ditampilkan dalam film Spider-Man: Far From Home. Dan hal itu menyebabkan kemunculan sosok villain Mysterio.

Masih belum diketahui apa yang akan dilakukan oleh Fuller untuk membalas dendam atas apa yang dilakukan Tony kepadanya. Tapi, mengingat keahlian yang dia miliki dan bagaimana dia mampu mengendalikan kekuatan petir, tentunya Fuller akan memanfaatkan kelebihan itu untuk menghadapi Tony Stark. Dan untuk menghadapi Fuller, Tony tentunya membutuhkan peralatan yang lebih besar dan canggih dibandingkan dengan memanfaatkan armor yang dia miliki saat ini.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.