Super Saiyan: Tidak Membutuhkan Bantuan Orang lain

Untuk bisa mengakses kemampuan dan kekuatan form Super Saiyan God, para Saiyan harus melakukan latihan dengan seseorang yang mampu atau bisa mengajari mereka atau, sama halnya seperti Mystic, mereka harus ikut ambil bagian dalam sebuah ritual tertentu bersama orang lain. Namun, dalam tiga form Super Saiyan awal, mereka yang mau memiliki kekuatan ini hanya perlu melakukan latihan yang cukup berat atau memanfaatkan amarah dalam diri mereka.

Super Saiyan adalah transformasi terbaik bagi Goku, yang memang memilih untuk meningkatkan kemampuan dan tenaganya dengan cara lama. Namun, Goku juga sebenarnya pernah bertindak “curang” ketika Old Kai memberikannya penawaran untuk membangkitkan kekuatan Goku sebelum Tournament of Power dimulai. Mungkin, karena situasi yang memaksa Goku, akhirnya dia mau menerima tawaran Old Kai dan melanggar “pertaruran”.

Mystic: Tidak Perlu Menggunakan Amarah

Gohan memang masih perlu untuk mengandalkan amarahnya ketika dia berusaha untuk mengakses kekuatan Mystic untuk pertama kali, karena sebelum Gohan mendapatkan Mystic, dia awalnya mencoba untuk mengakses kekuatan Super Saiyan. Namun, untuk selanjutnya, ketika Gohan membutuhkan kekuatan Mystic, dia tidak perlu lagi mengandalkan emosi atau amarahnya.

Karena untuk bisa mengakses kekuatan Mystic adalah dengan gerakan seolah akan mengakses Super Saiyan, maka Goten dan Trunks, yang bisa menjadi Super Saiyan tanpa perlu mengandalkan amarah mereka, juga bisa secara teori mengakses kemampuan Mystic tanpa perlu menggunakan emosi. Namun, tentunya mereka masih harus bertemu dengan Old Kai dan melakukan ritual yang sangat panjang.

Super Saiyan: Tidak Mudah Hilang

Mystic memang lebih efisien dibandingkan Super Saiyan, namun ada satu kekurangan yang dihadapi oleh pengguna mystic: jika kita tidak menggunakannya, maka kita akan kehilangan kekuatannya. Dalam cerita Resurrection ‘F’, Gohan, yang berhenti berlatih secara reguler, tidak lagi memiliki kemampuan atau akses terhadap Mystic. Gohan baru bisa lagi menggunakan kemampuan ini setelah dia melakukan latihan secara intensif dengan Piccolo.

Uniknya, hal ini tidak berlaku dengan form Super Saiyan Gohan. Meskipun setelah tujuh tahun tidak berlatih, Gohan masih bisa mengakses kekuatan Super Saiyan 1 dan 2. Gohan juga tidak menemui kendala untuk mengakses tingkat pertama Super Saiyan miliknya ketika bertarung menghadapi pasukan Frieza.

Mystic: Tidak Membuang-buang Energi

Mengakses form Super Saiyan membutuhkan energi yang lebih banyak dibandingkan Mystic. Dengan kata lain, Super Saiyan adalah salah satu cara untuk “menguras” Ki dari penggunanya. Contohnya adalah Super Saiyan Blue, yang mampu menyerap energi lebih cepat dibandingkan Super Saiyan God, dan Super Saiyan 3 adalah salah satu form Super Saiyan yang sulit dipertahankan oleh Goku karena terlalu banyak Ki yang harus dikeluarkan.

Mystic tidak memiliki masalah ini. Mystic tidak perlu mengeluarkan energi sebanyak Super Saiyan 3 atau Super Saiyan Blue dan bahkan pengguna Mystic tidak perlu melakukan latihan tertentu, hanya untuk membuat mereka mampu mengendalikan atau meminimalisir pengeluaran energinya.

Super Saiyan: Bisa Dikombinasikan Dengan Great Ape Form (Dalam Cerita GT)

Meskipun bukan termasuk cerita canon, Dragon Ball GT memberikan hal yang berbeda terhadap form Super Saiyan yang justru menjadi kelebihan bagi transformasi ini. Seorang Saiyan bisa mengakses transformasi Super Saiyan baru setelah mereka menjadi Super Saiyan dalam form Great Ape, yang mana form ini kemudian dalam seriesnya disebut sebagai Super Saiyan 4.

Para Saiyan yang menggunakan transformasi Mystic masih memiliki kesempatan untuk mengakses kemampuan Super Saiyan 4, karena Mystic tidak memberikan batasan kepada penggunanya untuk tidak bisa melakukan transformasi Super Saiyan.  Namun, sulit untuk dikatakan jika Super Saiyan 4 bisa memberikan tambahan tenaga, karena Mystic sendiri sudah berhasil mengeluarkan semua potensi dari penggunanya.

1
2
Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.