Sudah sejak dahulu kepopuleran sang detetktif terkenal, Sherlock Holmes, melejit diantara semua kalangan. Bahkan, saking populernya, Sherlock Holmes sudah diadaptasi ke berbagai macam medium seperti film, TV, dan tentunya buku. Karakter Sherlock Holmes sendiri diciptakan oleh Sir Arthur Conan Doyle. Dan dengan ada banyaknya versi adaptasi dari karakter Sherlock Holmes, berbeda juga gambaran karakternya.

Misalnya pada 2010 lalu dalam film Sherlock Holmes yang diperankan oleh Robert Downey Jr., Holmes digambarkan sebagai seorang pemecah berbagai kasus misteri di era Victoria yang cukup brutal. Kemudian dalam series Sherlock di saluran BBC yang diperankan oleh Benedict Cumberbatch, Sherlock digambarkan sebagai seorang jenius yang memiliki kemampuan deduksi yang cemerlang. Dalam series Elementary, Holmes bahkan muncul di era modern dan merupakan konsultan kepolisian.

Meskipun sudah banyak versi iterasi dari Sherlock Holmes, sangat jarang film atau series yang mengangkat kisah tentang keluarga atau sahabat dari Holmes. Hal inilah yang coba diangkat dalam film Enola Holmes. Diadaptasi dari seri buku yang sama karya Nancy Springer, film orisinal besutan Netflix, Enola Holmes, menghadirkan Millie Bobby Brown sebagai, adik dari Sherlock Holmes.

Enola sendiri merupakan seorang remaja yang penuh semangat, yang mencoba untuk mencari keberadaan ibunya, Eudoria, yang menghilang pada suatu hari. Mycroft, yang juga masih saudara dari Enola dan Sherlock, tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh Enola. Dia justru menginginkan Enola untuk bersekolah, dan belajar untuk menjadi seorang wanita yang lemah lembut.

Berbeda dengan Mycroft, Sherlock Holmes – yang diperankan oleh Henry Cavill – justru mendukung usaha adiknya tersebut dan memujinya berkat kecerdasan dan kemandiriannya. Melihat bagaimana filmnya dilihat dari sudut pandang Enola, rasanya memang masuk akal jika kemudian filmnya menggambarkan Sherlock dalam sisi yang berbeda dari apa yang digambarkan sebelumnya.

Meskipun yang lain menganggap Sherlock sebagai sosok yang anti sosial, enggan berbaur dengan yang lain, tapi bagi Enola dia adalah kakaknya dan rekan yang bisa diajak bertukar pikiran untuk memecahkan kasus. Jadi, semuanya terasa masuk akal juga untuk kemudian Sherlock menunjukan rasa simpatinya kepada Enola dibandingkan Mycroft. Sherlock juga pastinya bangga atas apa yang dilakukan oleh adiknya, mengingat era Victoria merupakan era yang ketat bagi perempuan.

Namun, dengan adanya perbedaan karakter yang bisa dibilang “ekstrim” membuat Netflix, Springer, dan Legendary Pictures berada di posisi yang cukup sulit. Pada awal tahun 2020 kemarin, pihak dari Conan Doyle sempat melayangkan gugatan hukum kepada perusahaan-perusahaan tersebut. Dalam tuntutannya, mereka menyebutkan bahwa seluruh yang terlibat dalam proses produksi filmnya tidak memiliki hak untuk menggambarkan karakter Sherlock seperti yang ditampilkan di Enola Holmes.

Menurut argumen mereka, Sherlock tidak pernah sekalipun digambarkan memiliki empati atau emosi sampai pada 10 cerita akhir Sherlock Holmes yang dirilis Conan Doyle antara tahun 1923 sampai 1927, yang mana mereka masih memiliki hak cipta terhadap cerita tersebut. Dengan kata lain, Enola Holmes dituntut secara hukum karena membuat Sherlock Holmes lebih baik dan lebih gentle dari biasanya.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.