John Carpenter memang dikenal sebagai sutradara yang biasa memproduksi film-film horror, dan The Thing merupakan salah satunya. Film tersebut dirilis pada 1982, dan merupakan film horror fiksi ilmiah. Film The Thing yang disutradarai oleh John Carpenter sering kali disebut sebagai remake dari film The Thing from Another World, yang diproduksi oleh Christian Nyby pada 1951.

Untuk beberapa hal mungkin pernyataan tersebut ada benarnya, tapi tidak sepenuhnya benar. Cerita kedua film tersebut memang ada kemiripan, tapi Carpenter sendiri berpacu bukan pada cerita di film produksi Nyby melainkan dari sumber aslinya yaitu Who Goes There? sebuah novel karya John W. Camplbell.

Beberapa perbedaan diantaranya adalah monster yang muncul di dalam cerita. Monster yang muncul di film The Thing from Another World berbeda dengan apa yang dideskripsikan dalam novel karya Campbell dan penggambaran dari Carpenter. Meskipun awal mula monsternya sama yaitu membeku di dalam es – yang berasal dari Alaskan, dan bukan Antartika – monster tersebut merupakan alien yang berbentuk humanoid, dan sangat membutuhkan darah agar bisa bertahan hidup.

Dibandingkan dengan monster dalam film Nyby, monster dalam film Carpenter lebih bisa diterjemahkan dan digambarkan lebih baik. Jadi, bisa dibilang film produksi John Carpenter merupakan adaptasi dari novelnya dan bukan merupakan remake dari film yang diproduksi pada 1951. Layaknya adaptasi, tentu ada beberapa penyesuaian yang terjadi antara sumber aslinya dan versi film.

Perubahan pertama yang cukup besar dari ceritanya adalah setting waktu, yang dirubah “lebih modern” dibandingkan dengan versi novelnya. Jika pada novelnya cerita bersetting pada tahun 1931, maka versi John Carpenter bersetting di tahun 1982. Kemudian perubahan besar lainnya adalah adanya karakter baru yaitu kamp para orang-orang Norwegia, dimana mereka hampir saja terbunuh semua oleh The Thing sebelum kemudian orang Amerika yang mengambil alih.

Dalam novelnya, orang-orang Amerika menemukan pesawat milik The Thing dan tidak sengaja menghancurkannya. Film The Thing juga memotong jumlah kru Amerika muncul, dimana dalam novelnya berjumlah 40 orang sedangkan di filmnya hanya 12 orang. Itu sebenarnya merupakan sebuah pilihan yang baik, karena terlalu banyak karakter muncul di layar tentunya akan membuat kampnya terlihat sempit.

Para karakter yang muncul di film juga sesuai dengan karakter yang ada di bukunya, kecuali Childs yang memang sengaja dibuat khusus untuk filmnya. Perubahan terbesar dari segi plot atau cerita utama ada pada cara untuk menghabisi The Thing. Jika dalam novelnya The Thing bisa hancur atau tewas dengan cara disetrum, tapi di filmnya The Thing hancur dengan menggunakan api.

Di novelnya, para manusia juga tidak akan menyadari bahwa mereka adalah The Thing sampai makhluk alien tersebut mengambil alih. Sedangkan di filmnya, para manusia sadar jika The Thing bukanlah manusia melainkan alien humanoid. Terdapat momen tes darah dalam film The Thing, yang juga sama dengan yang ada di novelnya. Hanya saja di novelnya memperlihatkan bahwa Blair adalah The Thing yang terakhir, dan setelah dia berhasil disingkirkan manusialah yang menang.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.