Entah sengaja atau tidak, Marvel Comics sepertinya selalu memberikan kisah hidup yang tragis kepada Spidey. Mulai dari kehilangan orang tuanya, sampai dia harus kehilangan paman yang sangat dia sayangi. Dan dalam cerita Identity Crisis yang dirilis pada 1998 hidup Peter Parker semakin suram akibat finah yang dilakukan oleh Norman Osborn, yang membuat nyawanya terancam.

Setelah difitnah untuk kegiatan kriminal yang tidak dia lakukan, Peter Parker dengan terpaksa harus berhenti sebagai Spider-man akibat adanya poster buruan terhadap dirinya yang bernilai jutaan dollar. Dihadapi sebuah dilema yang sangat berat, dan merasa akan sulit untuk membersihkan namanya, akhirnya Peter Parker melakukan “evolusi” dengan menciptakan persona superhero lainnya.

Diceritakan jika the Trapster bekerja sama dengan Norman Osborn untuk menjatuhkan sosok Spider-Man. Akhirnya mereka menyusun rencana yang memaksa Spider-Man menembak Norman, dan setelah Norman membutuhkan apa yang dia perlukan, dia pun mengumumkan bahwa Spider-Man adalah pembunuh. Osborn bahkan memberikan hadiah bagi siapa saja yang berhasil membunuhnya

Untuk membersihkan kembali namanya, akhirnya Peter memutuskan untuk menciptakan kostum baru dan identitas pahlawan yang baru. Demi mencegah kecurigaan, Peter bukan hanya membuat satu atau dua identitas karakter pahlawan, melainkan empat. Dan masing-masing kostum atau persona ini membantu Peter mengungkapkan siapa dalang dan apa yang terjadi sebenarnya.

Yang pertama adalah Hornet. Untuk kostumnya sendiri, bukan Peter yang membuatnya melainkan Mary Jane. Peter Parker tidak selamanya menggunakan identitas ini. Dia hanya menggunakan identitas Hornet hanya ketika karakter Hornet cukup populer di masyarakat New York. Namun, salah satu musuh Spider-Man, The Vulture, kemudian mengetahui siapa sosok dibalik Hornet dan berusaha untuk mengungkapkan sosok tersebut.

Yang kedua adalah Prodigy. Desain kostum Prodigy benar-benar dibuat sesuai dengan keinginan dari Peter, yaitu dia ingin Prodigy melambangkan semua hal yang baik tentang menjadi pahlawan, juga menjadi sosok yang mewakili semangat Amerika. Sama seperti Hornet, Peter Parker tidak terlalu lama menggunakan kostum ini. Tapi, Prodigy pernah terlibat dalam beberapa cerita.

Identitas ketiga yang diciptakan oleh Peter Parker dalam cerita Identity Crisis adalah Dusk. Dengan warna serba hitam, kostum Dusk ini mirip dengan kostum Black Panther hanya saja memiliki sayap di bagian lengannya. Kostum Dusk sengaja dibuat untuk berbaur dengan para tentara bayaran, dan mengumpulkan informasi tentang siapa orang yang bertanggung jawab yang telah menjebaknya. Dengan kostum Dusk, Peter Parker tidak menyamar sebagai seorang superhero, tapi sebagai seorang penjahat yang berhasil mendapatkan perhatian Norman dan the Trapster. Bahkan the Trapster mengakui perbuatannya jahatnya kepada Dusk.

Identitas terakhir yang dibuat oleh Peter saat cerita Identity Crisis adalah Richochet. Ricochet melanjutkan kebiasaan Spider-Man untuk menjadi seorang pahlawan yang baik hati dan menjadi pelindung New York, khususnya Queens. Tapi, selain itu dia juga bertindak sebagai seorang penjahat. Jadi, kesimpulannya ada dua karakter pahlawan yang diciptakan oleh Peter Parker dan dua lainnya adalah karakter villain demi mengumpulkan informasi tentang pelaku dibalik semua fitnah tersebut.

Akhirnya dengan seluruh bukti-bukti yang sudah dikumpulkan, Spider-Man berhasil membersihkan kembali namanya dan Peter pun berhenti untuk menggunakan keempat identitas yang dia buat. Namun, dia tetap menggunakan identitas Spider-Man sebagai pelindung New York. Masing-masing identitas tersebut mewakili sosok Peter secara keseluruhan.

Misalnya, Hornet mewakili kecerdasan Peter dalam hal teknologi, Prodigy mewakili sisi pahlawan seorang Peter, Ricochet mengangkat sisi receh seorang Peter, dan Dusk mewakili pemikiran bagaimana jika Spidey dibuat dengan desain yang mengerikan dan lebih kelam. Mungkin Marvel Comics bisa kembali menghadirkan berbagai persona Peter Parker tersebut, entah Peter yang melakukannya atau ada orang lain yang melakukannya.

Irvan
Irvan adalah content writer yang berpengalaman lebih dari 5 tahun di bidang pop culture termasuk film, otaku stuff dan gaming. Di Greenscene, Irvan berfokus untuk coverage di topik seputar Otaku.