Martin Scorsese, pemenang Academy Award, mengeluarkan seruan “save cinema.” Dalam sebuah wawancara dengan GQ, sutradara legendaris ini duduk untuk membahas kariernya dan bagaimana industri perfilman telah berkembang sejak film pertamanya, Who’s That Knocking at My Door, tayang di bioskop pada tahun 1967. Selama wawancara tersebut, Martin Scorsese ditanya tentang film-film blockbuster yang dirilis saat ini dan mengutuk banyaknya film superhero yang sepertinya menjadi andalan semua studio.

Scorsese memang sudah lama menentang film superhero. Selain Scorsese, dia dan banyak sutradara lain tidak melihat film-film Marvel atau pahlawan super sebagai sebuah “karya film”. Sebelumnya, Martin Scorsese pernah menyebut film-film superhero Marvel seperti “taman bermain”, meskipun kemudian ia mengakui bahwa proyek-proyek semacam itu mungkin tidak sesuai dengan selera pribadinya.

Namun, seiring dengan semakin banyaknya produksi Marvel dan studio-studio yang semakin bergantung kepada film superhero, Martin Scorsese semakin khawatir dengan apa yang mungkin akan terjadi di masa depan. “Bahayanya adalah apa yang sedang terjadi pada budaya kita. Karena akan ada generasi yang akan berpikir bahwa film hanya itu—itu yang disebut film.” Ungkap Scorsese.

Ketika ditanya apakah perubahan budaya itu sudah mulai terjadi karena terlalu banyaknya film pahlawan super, ia berkata: “Mereka sudah berpikir begitu. Itu berarti kita harus melawan dengan lebih keras. Dan itu harus datang dari level akar rumput. Itu harus datang dari para pembuat film sendiri. Dan Anda akan memiliki, Anda tahu, Safdie brothers, dan Anda akan memiliki Chris Nolan, Anda tahu maksud saya? Dan seranglah mereka dari semua sisi. Seranglah mereka dari semua sisi, dan jangan menyerah. Mari kita lihat apa yang kamu punya. Keluarlah dan lakukan itu. Buatlah kembali. Jangan mengeluh tentang itu. Tapi memang benar, karena kita harus menyelamatkan perfilman. Saya benar-benar berpikir bahwa konten buatan bukanlah perfilman.”

Baru-baru ini, film non superhero kembali populer berkat munculnya “Barbenheimer” yang membanjiri penonton ke bioskop. Meskipun Barbie adalah film franchise yang didasarkan pada mainan populer, sutradara Greta Gerwig memberikannya pesan dan nuansa yang unik ketika Ken dan Barbie memasuki dunia live action. Sementara itu, Oppenheimer adalah jenis film yang diinginkan oleh Scorsese karena arahannya yang luar biasa dari Christopher Nolan saat menceritakan tentang pembuat bom atom. Sebaliknya, sekuel seperti Indiana Jones and the Dial of Destiny dan film pahlawan super seperti The Flash dan Shazam 2: Fury of the Gods gagal, membuktikan bahwa ada keinginan untuk konten asli yang lebih banyak.

Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/