Sesuai dengan sebutannya, film-film fan made atau film unofficial pada dasarnya merupakan karya dari para penggemar yang berusaha menyampaikan cerita lanjutan terkait sebuah waralaba resmi yang sudah ada sebelumnya. Meskipun tidak diakui sebagai canon alias bagian resmi dari cerita utamanya, banyak dari film unofficial yang justru berhasil menarik perhatian para penggemar waralaba aslinya. Di mana film unofficial yang bertindak layaknya sekuel ini patut diapresiasi karena kreativitas dan dedikasi para pembuatnya. Berikut ini adalah sembilan film sekuel unofficial terbaik dengan cerita yang bagus dan layak untuk kita tonton!
The Slave (1962)
Pada tahun 1960, film perang a la gladiator berjudul Spartacus dari sutradara legendaris Stanley Kubrick berakhir dengan cerita di mana karakter utamanya tewas. Walaupun begitu, dua tahun kemudian para penggemar justru mendapatkan salah satu film sekuel unofficial terbaik yang bercerita tentang anak fiktif Spartacus. Datang dari sutradara asal Italia bernama Sergio Corbucci, film berjudul The Slave ini menceritakan petualangan Randal yang awalnya bekerja untuk kekaisaran Roma kuno, tetapi akhirnya sadar bahwa hanya dia yang bisa melanjutkan misi ayahnya untuk menggulingkan pemerintah tiran.
Zombi 2 (1979)
Zombi 2 merupakan film unofficial selanjutnya yang bertindak sebagai sekuel dari salah satu film zombie terbaik pada masanya yaitu Dawn of the Dead (1978). Ceritanya sendiri melanjutkan peristiwa dari film asli karya sutradara George A. Romero dengan para mayat di pulau Caribbean yang terus menerus bangkit sebagai zombie pemakan daging manusia. Meskipun ada perbedaan secara kualitas sinematografi dan make-up zombie, tetapi secara garis besar film ini masih layak untuk dinikmati oleh para penggemarnya yang mungkin merindukan adegan brutal nan mengerikan dari waralaba aslinya.
Alien 2: On Earth (1980)
Dari judulnya saja kita sudah bisa menebak bahwa Alien 2: On Earth adalah film unofficial yang berusaha melanjutkan cerita Aliens (1986) dari sutradara James Cameron dengan gayanya sendiri. Di mana bangsa alien invasif diceritakan berhasil tiba di Bumi seperti ending yang menggantung dalam film aslinya. Sama seperti Aliens, film Italia dari sutradara Ciro Ippolito dan Biagio Proietti ini berfokus pada karakter wanita tangguh yang tidak sengaja menemukan telur alien di sebuah gua. Pada akhirnya dia berhasil melenyapkan para alien walaupun pengorbanan yang dilakukannya sangatlah besar.
Never Say Never Again (1983)
Meskipun dirilis oleh perusahaan film raksasa Warner Bros., Never Say Never Again sejatinya adalah film James Bond non canon yang bukan merupakan rilisan resmi dari EON-Productions. Itulah mengapa film yang dibintangi aktor Sean Connery ini juga bisa disebut sebagai salah satu film sekuel unofficial terbaik pada masanya. Diadaptasi dari novel berjudul Thunderball karya Ian Fleming, film ini menceritakan versi tua James Bond yang lebih mengandalkan otaknya daripada kekerasan. Terlepas dari statusnya yang non canon, tidak sedikit penggemar yang malah lebih menyukai versi tidak resmi ini.
Terminator II (1989)
Ketika film Terminator yang disutradarai James Cameron dan dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger dirilis tahun 1984 silam, dunia perfilman sci-fi di Hollywood akhirnya mengenal sebuah konsep baru terkait AI dan robot cerdas yang mungkin belum pernah ada sebelumnya. Nah menariknya, ketika waralaba aslinya baru bisa merilis Terminator 2: Judgement Day pada tahun 1991, sebuah film sekuel unofficial berjudul Terminator II justru rilis dua tahun sebelumnya. Film ini melanjutkan petualangan Sarah Connor yang harus bertarung melawan monster dan terminator, sebelum akhirnya pergi ke masa depan.
Happily Ever After (1989)
Setelah lebih dari lima dekade berlalu pasca perilisan film animasi Snow White and the Seven Dwarfs (1937) oleh Disney, sebuah sekuel unofficial berjudul Happily Ever After berusaha melanjutkan kisah sang Putri Salju dengan premis yang cukup kreatif. Di mana Snow White dan Pangeran yang akan menikah diganggu oleh saudara Evil Queen bernama Lord Maliss. Dalam prosesnya mereka dibantu oleh para dwarf alias kurcaci yang kali ini digambarkan sebagai wanita yang disebut Dwarfelles. Meskipun sempat dituntut oleh Disney, tetapi film ini tetap merilis adaptasi video gamenya pada tahun 1994 silam.
My Blue Heaven (1990)
My Blue Heaven adalah film sekuel unofficial yang mencoba melanjutkan kisah karakter Henry Hill dari film gangster Goodfellas (1990). Berbeda dari versi aslinya yang digarap oleh sutradara Martin Scorsese, film ini justru bisa dibilang sangat minim adegan kekerasan. Karena ceritanya sendiri lebih banyak berfokus pada keseharian Henry yang penuh dengan komedi. Di mana dia baru saja mendapatkan tempat tinggal rahasia dari pemerintah, yang mengharuskannya hidup dengan dikelilingin oleh orang-orang tercinta.
Titanic II (2002)
Siapa yang tidak tahu film Titanic (1997) dari sutradara James Cameron? Film romansa terbaik yang bercerita tentang kisah cinta Jack dan Rose di tengah musibah kapal tenggelam ini ternyata pernah mendapatkan sekuel unofficial berjudul Titanic II. Film dari studio rumahan The Asylum ini mengambil latar satu abad setelah kecelakaan kapal Titanic. Di mana sebuah kapal yang lebih modern mengambil rute terbalik sampai akhirnya tenggelam karena pemanasan global. Terlepas dari plotnya yang mungkin terdengar konyol, casting film ini justru dipuji khususnya karena akting dari para karakter utamanya.
My Sassy Girl 2 (2010)
Dirilis pada tahun 2001, My Sassy Girl adalah film drama Korea Selatan paket lengkap yang di dalamnya terdapat banyak sekali adegan komedi sekaligus menyentuh. Sampai saat ini filmnya sendiri telah banyak diadaptasi secara resmi oleh sejumlah sineas mancanegara, termasuk Indonesia. Uniknya, tidak ada satupun yang seberani sineas Tiongkok dengan merilis sekuel unofficial berjudul My Sassy Girl 2. Di mana kedua karakter utama mencoba mengganggu pernikahan mantan dengan adegan khas My Sassy Girl yang polos dan menggelitik.
Itulah sembilan film unofficial terbaik yang bertindak sebagai sekuel dari waralaba sukses yang sudah ada sebelumnya. Perlu kita catat bahwa film-film ini mungkin sekarang tidak bisa tayang secara bebas karena keterbatasan hukum dan hak cipta. Walaupun begitu semangat kreativitas dan dedikasi dari para sineas terhadap waralaba filmnya tetap layak untuk kita acungi jempol. Karena tidak jarang ceritanya justru lebih menarik dari sekuel waralaba aslinya.