Film Oppenheimer menjadi karya film terbaru dari sutradara kawakan, Christopher Nolan. Seperti biasa, film karya Nolan selalu menjadi trending karena dikenal dengan penuturan ceritanya yang kompleks, dan pengalaman sinematik yang luar biasa. Intrik politik, pergulatan moral dan kisah asmara menjadi titik penting di Film Oppenheimer, dan Nolan berhasil mengemas film ini menjadi cerita yang intens dan megah. Nah, untuk mengulas berbagai aspek cerita dan konklusi dari film ini, langsung saja kita bahas penjelasan ending film Oppenheimer.

Tiga Linimasa, Dua Point of View

Film Oppenheimer dibuka dengan tiga linimasa yang berbeda namun dengan dua point of view yang berbeda. Kita disuguhkan dengan linimasa dimana Oppenheimer (Cillian Murphy) tengah menjalani sidang etik tertutup, yang belakangan diketahui ditujukan untuk menghancurkan reputasinya sebagai sosok fisikawan paling berpengaruh di era tersebut. Lalu linimasa dimana Oppenheimer tumbuh mulai dari seorang pelajar di Eropa hingga ia memimpin dan sukses menjalankan proyek “Los Alamos”, dan linimasa dimana Lewis Strauss (Robert Downey jr.) yang tengah menjalani sidang kelayakan untuk menjadi Menteri Perdagangan United States sambil berdiskusi dengan Senator Aide (Alden Ehrenreich) mengenai kisahnya berkenalan dengan Oppenheimer.

Ending Oppenheimer

Meskipun terbagi menjadi tiga linimasa, cerita ini sebenarnya menampilkan dua point of view, dimana point of view pertama hadir dari Oppenheimer sendiri yang sedang menjalani sidang tertutup menceritakan masa lalunya, mulai dari kehidupannya sebagai pelajar di Eropa, hubungannya dengan anggota keluarga dan kekasih yang merupakan anggota partai komunis, hingga saat dirinya menerima proyek “Los Alamos” dan sukses membuat bom atom yang mematikan.

Christopher Nolan juga membagi dua point of view tersebut dengan cara yang cerdik. Yaitu hitam putih untuk point of view dari Lewis Strauss, dan layar berwarna untuk point of view dari Oppenheimer. Dari sini cerita 3 linimasa akan terus berjalan sampai dititik Oppenheimer sukses melakukan tes bom Trinity dan Amerika berhasil menjatuhkan bom atom ke Hiroshima juga Nagasaki. Momen ini menjadi puncak dimana Oppenheimer dijuluki sebagai Father of Atomic Bomb, mendapat atensi publik, dan dianggap pahlawan perang. Namun momen ini justru menjadi awal dari babak akhir film Oppenheimer.

Penjelasan Ending Oppenheimer

Pasca keberhasilan bom atom yang ia buat, Oppenheimer merasakan pergulatan batin. Kompas moralnya berkecamuk dan semakin memuncak setelah ia mengetahui seberapa fatal efek dari bom atom yang ia ciptakan. Kalimat now i am become death, the destroyer of worlds menjadi tajuk utama di babak akhir film Oppenheimer. Hal ini membuatnya bertindak untuk mendukung regulasi pengontrolan bom atom. Tentu saja sikapnya tersebut menjadi batu kerikil bagi negara, dimana Amerika tengah memulai proyek untuk pengembangan H-Bomb.

Momen ini ternyata menjadi peluang bagi Lewis Strauss yang melihat kesempatan untuk menjatuhkan Oppenheimer. Sebabnya dikarenakan Strauss merasa dipermalukan oleh Oppenheimer saat menjalani sidang untuk ekspor isotop dimasa lalu. Ia juga merasa bahwa Oppenheimer telah menghasut Albert Enstain yang untuk membencinya saat memperkenalkan Oppenheimer dengan Enstein di masa lalu. Strauss lalu menghubungi William Borden (David Dastmalchian) untuk menyelidiki masa lalu Oppenheimer yang dekat dengan sosok para anggota partai komunis, dan menuduhnya sebagai mata-mata Rusia.

Ending OppenheimerAkibat hal tersebut, Oppenheimer harus menjalani sidang etik. Melalui sidang etik ini pula Lewis Strauss menunjuk sosok yang dianggap bisa menjatuhkan Oppenheimer yaitu Roger Robb (Jason Clarke). Disini pula terkuak bahwa moral Oppenheimer tidak hanya bergulat akibat efek bom atom yang ia buat, namun juga dengan berbagai kesalahannya dimasa lalu. Mulai dari selingkuh dari istrinya, penunjukan anggota proyek yang ternyata mata-mata soviet, kematian selingkuhannya, bermusuhan dengan Edward Teller, dan selingkuh dengan istri sahabatnya, Ernest Lawrence.

Mulai dari titik ini, linimasa di film Oppenheimer mengerucut menjadi dua. Oppenheimer yang tengah menjalani sidang etik dan Lewis Strauss yang tengah menjalani sidang kelayakan. Plot twitst pun dimulai, dimana Lewis Strauss yang merasa ia akan berhasil melewati sidang tersebut dan diangkat menjadi Menteri Perdagangan justru mendapat perlawanan dari saksi yang ia rasa akan memihaknya, David Hill (Rami Malek).

David ternyata mengungkapkan bahwa para ilmuwan justru banyak yang membenci Strauss dan membuatnya gagal menjadi menteri perdagangan. Sementara di sidang Oppenheimer, sang istri, Kitty Oppenheimer (Emily Blunt) yang telah mengatahui bahwa Oppenheimer berselingkuh justru membela Oppenheimer dan begitulan Oppenheimer yang akhirnya berani melawan para petinggi di sidang tersebut.

Hingga akhirnya, Oppenheimer dinyatakan tetap setia dan loyal untuk negara, namun ia harus kehilangan akses keamanan yang membuatnya tidak bisa terlibat dalam proyek pemerintah. Namun Oppenheimer sendiri tampak lapang dada dengan hasil akhir tersebut, namun terungkap pula diskusinya dengan Enstein bukanlah menghasut Strauss. Diskusi tersebut ternyata membicarakan momen di masa lalu, saat Oppenheimer mendiskusikan rumus matematika mengenai efek ledakan bom atom yang ia kerjakan, yang ternyata berpotensi menghancurkan dunia.

Itulah penjelasan ending Oppenheimer, sebuah film biografi yang sangat intens dan kompleks. Seperti yang Nolan sebutkan dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu, bahwa ending Oppenheimer akan terasa seperti film horor, yang ternyata mengungkap bahwa bom atom yang Oppenheimer ciptakan ternyata berpotensi menghancurkan dunia.

Oky Handiman
Oky merupakan salah satu founder dari Greenscene, ia juga turut berperan sebagai Operational Director. Passionnya terhadap topik seputar pop culture membuat ia terkadang ikut coverage untuk beberapa pembahasan yang tengah hangat.