[wp-review id=”163269″]

Warner Bros kembali merilis film terbaru dari DC Universe berjudul The Flash. Ini menjadi film kedua DC Universe yang rilis tahun ini, setelah pada Maret lalu, mereka merilis Shazam! Fury of the Gods. Penggemar tentu sangat menantikan perilisannya, mengingat The Flash sudah mulai dikembangkan bertahun-tahun lalu. Tetapi baru sekarang kita dapat menyaksikan petualangan solo Barry Allen, setelah dia diperkenalkan pertama kali dalam Batman v Superman: Dawn of Justice. Namun perilisan The Flash tak luput dari kontroversi, apalagi menyangkut sang pemeran utamanya, Ezra Miller, yang sudah beberapa kali terjerat kasus hukum. Lantas, apakah film The Flash berakhir mempesona? Atau bernasib sama seperti film-film sebelumnya? Simak review The Flash berikut ini!

Cerita yang Mudah Dipahami!

The Flash berfokus pada masa pendewasaan Barry Allen. Dalam film ini, Barry Allen melakukan perjalanan waktu ke masa lalu untuk mengubah takdir ibunya. Itu dia lakukan demi menyelamatkan sang ibu dari tragedi yang menewaskannya. Namun apa yang dilakukan Barry justru mengubah banyak hal. Mau tidak mau, Barry harus berlomba dengan waktu untuk mengembalikan dampak perbuatannya. Barry tidak sendiri, karena dia juga dibantu beberapa pahlawan lain seperti Batman dan Supergirl.

Geeks mungkin tidak menyadari bahwa Ezra Miller hampir tidak muncul dalam materi promosi film The Flash. Dia hanya terlihat tampil dalam beberapa trailer utama saja, seolah Warner Bros enggan menghadirkannya akibat masalah hukum yang mendera sang aktor. Karena itulah banyak yang mengira bahwa filmnya juga tak banyak menampilkan sang Barry Allen alias The Flash, dan justru berfokus kepada karakter Batman dan Supergirl yang diperankan Michael Keaton dan Sasha Calle. Namun anggapan itu salah, karena Barry Allen benar-benar menjadi fokus utamanya. Batman versi Keaton dan Affleck, serta Supergirl muncul sebagai pelengkap dan tidak mengalihkan fokus cerita.

Nah mendengar konsep multiverse yang coba ditampilkan, mungkin kalian menganggap The Flash memiliki cerita yang berat. Tetapi jangan khawatir karena Muschietti berhasil menghadirkan konsep multiverse yang dijelaskan secara mudah dan gamblang kepada penonton. Bahkan, multiverse dalam film ini lebih mudah dipahami ketimbang yang coba ditampilkan dalam MCU. Ada satu hal yang mengganjal , yang sudah terasa sejak awal film, yaitu film ini kurang bisa menampilkan sisi emosional Barry Allen. Barry mendapat cobaan bertubi-tubi hingga dia mengalami kegamangan terbesar dalam hidupnya. Namun, rasa sedih, bahagia, dan kebingungan dari semua yang dialami Barry tidak tersalurkan dengan baik.

Contohnya ketika Barry kembali bertemu dengan ibunya (yang juga diperlihatkan dalam trailer). Barry tidak menunjukkan rasa rindu dan sedih yang teramat sangat. Padahal dia mengupayakan berbagai cara demi bertemu dan mencegah ibunya tewas. Sisi emosionalnya justru baru terasa menjelang akhir. Meski mengangkat tema tentang multiverse yang terkesan serius, jangan khawatir Geeks karena film ini menyertakan banyak humor di dalamnya. Meski sebagian humornya, “receh”, tetapi itu mampu mengundang gelak tawa.

Akting

Poin kedua review The Flash ini membahas tentang akting dari para pemeran yang terlibat. Secara garis besar, akting para pemain sangat baik. Hanya saja, seperti yang disebutkan di atas, Ezra Miller kurang mampu menampilkan sisi emosional dari Barry Allen, terutama ketika karakternya merasa sedih atau merindukan ibunya. Mungkin akting terbaik bukan disematkan kepada sang bintang utama, tetapi kepada Michael Keaton yang dengan pesonanya mampu menghadirkan Batman lawas yang sudah familiar sebelumnya. Keaton berhasil tampil karismatik saat berada di balik jubah Batman. Tetapi buat kalian yang memiliki ekspektasi bahwa pemeran pendukung seperti Michael Keaton, Ben Affleck, dan Sasha Calle tampil banyak, sayangnya itu tidak terjadi.

Ezra Miller berhasil memerankan Barry Allen dengan sangat baik. Perannya juga didukung oleh Muschietti yang pernah menyebutkan bahwa Ezra Miller adalah aktor Barry Allen terbaik dan tidak ada yang bisa menggantikannya. Setelah menyaksikan The Flash, apa yang disebutkan Muschietti tadi memang benar adanya. Nah yang wajib ditunggu adalah kehadiran cameo yang diperankan aktor-aktor beken Hollywood, yang tentu saja membuat kalian penasaran.

Visual yang Mentah

Ada ekpektasi yang tinggi ketika membahas tentang visual dari film yang digarap oleh DC Studios dan Warner Bros ini. Apalagi filmnya mengangkat tema multiverse, sehingga efek praktis akan sulit diterapkan, dan CGI menjadi wajib. Dari awal hingga akhir, kita disuguhkan dengan banyak CGI. Tetapi CGI yang ditampilkan terlihat masih mentah. Contohnya yang terjadi pada kostum The Flash. CGI dari kostumnya masih kasar, dan tidak menyatu dengan sang karakter. Apalagi bagian di mana pertempuran puncak terjadi, di mana The Flash dan kawan-kawan bertarung melawan Zod.

Zod dan pasukannya terlihat mirip seperti karakter animasi, bukan live action. Padahal nih Geeks, DC Studios memiliki waktu yang sangat panjang untuk menyelesaikan film ini, yang perilisannya sudah ditunda selama beberapa kali. Bahkan awalnya The Flash akan rilis di tahun 2020, sebelum akhirnya terus diundur ke tahun ini. Tidak diketahui secara pasti mengapa tim produksi dibelakangnya gagal membuat visual yang berjalan mulus. Tetapi bisa jadi keterbatasan anggaran pemicunya.

Scoring

Setelah cukup dikecewakan dengan visual yang terasa masih mentah, untungnya kita disuguhkan dengan scoring yang epik. Setiap alunan musik yang diperdengarkan mampu membungkus setiap momen pertarungan dengan sangat baik. Apalagi ketika Barry Allen mencoba melawan pasukan Zod. Dan ketika fokus filmnya mulai beralih ke momen menyedihkan, transisinya pun berjalan mulus. Yang jelas, scoring di film ini mampu menutupi semua kekurangan dalam filmnya.

Itulah dia Geeks review film The Flash. Secara keseluruhan, film ini cukup baik dengan menghadirkan transisi Barry Allen menjadi dewasa. Ceritanya asik untuk disaksikan sejak awal, meski akhirnya harus sedikit ternodai dengan visualnya yang terasa masih mentah.

TINJAUAN IKHTISAR
Cerita
Akting
Visual
Scoring
Restu
https://www.greenscene.co.id/author/restuprawira/
review-film-the-flash-kisah-menarik-cgi-mengecewakan Warner Bros kembali merilis film terbaru dari DC Universe berjudul The Flash. Ini menjadi film kedua DC Universe yang rilis tahun ini, setelah pada Maret lalu, mereka merilis Shazam! Fury of the Gods. Penggemar tentu sangat menantikan perilisannya, mengingat The Flash sudah mulai dikembangkan...